13. Permintaan

30.9K 2.2K 40
                                    

Karena tak jadi ke ruang uji coba yang berada di salah satu lab perusahaan Arthana, kini Aeris ada di dalam kamar kakak tirinya.

"Gimana? Lo suka wanginya?"

"Wanginya manis banget."

"Karena lo juga manis."

"Jangan sampe gue tumpahin ya nih sampel," kata Aeris sambil agak mendelik.

Arthana tersenyum tipis. Tak menganggap serius ancaman perempuan itu.

"Ini nggak sesuai sama gue deh. Aroma manisnya terlalu kuat nggak sih?" Aeris sekali lagi mengendus sampel parfum yang ia semprotkan di pergelengan tangannya. Lalu mengernyitkan hidung. Ia mengembalikan botol kecil berisi sampel yang ia pegang pada Arthana.

"Kalau dipakai pas lagi cuaca panas terus nyium itu gue bakal pusing."

Arthana mengambil sampelnya. "Harus gue akui jenis aromanya emang cukup beda dari yang biasa lo pakai. Tapi gue pikir lo bakal cocok-cocok aja."

Aeris menggelengkan kepalanya. "Gue suka yang aromanya kalem, nggak terlalu manis atau kuat tapi tahan lama. Gue pikir lo tahu."

"Sebenarnya gue tahu. Nyoba aja siapa tahu lo tertarik sama aroma lainnya."

"Btw, aroma parfum lo enak. Tapi nggak lo jual kan?"

"Limited edition sih. Meski awalnya emang cuma buat gue. Soalnya entar jadi pasaran. Waktu itu aja banyak yang minta re-stock."

Aeris memandang heran. "Lo jualan tapi nggak mau barang lo laku."

"Nggak gitu sebenarnya."

"Terserah, udah kan? Gue balik ya."

"Bentar dulu."

"Apalagi? Buat sampel baru lo, lo sendiri tahu apa yang gue suka. Udah."

Lalu Aeris mulai melangkah pergi hendak keluar dari kamar. Tapi langkahnya terhenti ketika Arthana mencekal pergelangan tangannya.

"Thanks Ay."

"Ya," jawab Aeris agak jutek.

"Lo mau apa?"

"Nggak usah," katanya tanpa menatap lelaki itu.

"Ini gue serius."

"Gue pikir-pikir dulu deh."

Arthana mengangguk, ia mendekat dan memeluk Aeris dari belakang.

"Gue masih suka sama lo. Bahkan gue mulai berpikir kenapa kita harus jadi saudara," akunya terang-terangan.

Perempuan itu memutar kedua bola matanya. "Jangan ngaco deh."

"Gue serius."

"Lo nggak akan lakuin ini kalau bokap nyokap ada kan? Di depan si Gale aja lo sok ngedukung. Bahkan meskipun kita nggak jadi saudara itu nggak akan ngerubah apa pun."

"Lo mau gue nunjukin semua ini di depan orang lain?"

"Nggak. Gue mau lo berhenti bertindak kayak gini."

"Kenapa?"

"Karena kita saudara."

Arthana mendengus. "Sejak kapan lo ngaggap gue saudara?"

"Kalau aja lo nggak kayak gini, dari dulu gue udah respect sama lo. Lo yang hancurin semua pas bokap gue sama nyokap lo nikah. Padahal sebelum itu, gue udah menerima kedatangan lo dan mama lo meski sebenarnya gue nggak mau."

"Lo nggak bisa nyalahin perasaan gue. Bukan gue yang minta."

"Seenggaknya lo harus tahu diri." Aeris mendecak kesal.

Arthana mengeratkan pelukannya.

"Lo udah dewasa, bukan lagi bocah ingusan atau remaja labil, lo pasti tahu mana yang salah dan benar," lanjut Aeris bijak, ia saja tak percaya bisa mengatakan itu.

"Gue nggak punya kesempatan kan? Padahal gue pindah ke sini cuma buat lo."

"Kekanakan."

Arthana terkekeh pelan. "Gue nggak nyangka bakal dengar itu dari mulut lo sendiri."

"Ini terakhir kalinya gue biarin lo kayak gini." Aeris melepas pelukan Arthana, ia berbalik dan menatap tepat kedua mata lelaki itu.

Ia berjinjit dan merapat ke arah sang kakak tiri. Meletakan tangannya di masing-masing bahu Arthana. Lalu mengecup pipi kiri lelaki itu beberapa detik. Tindakan yang membuat Arthana sangat terkejut.

"Thanks udah balik, meski gue nggak suka alasan lo balik ke sini apa. Lo tadi nanya gue mau apa kan? Gue mau lo memperlakukan gue sebagaimana seharusnya lo memperlakukan seorang saudara."

Aeris mundur, ia berbalik dan kembali melangkah pergi keluar dari kamar Arthana. Lelaki itu diam cukup lama, lalu meraba bekas kecupan di pipinya. Ia tersenyum, lalu menghela nepas pelan.

"Lo minta gue bersikap wajar setelah apa yang lo lakuin?" monolognya.

Senyuman Arthana semakin lebar, ia tertawa. "Sulit dimengerti."

***






Cia yang pada nungguin

Sekalian update, lama + pendek🥴

Memang pembaca lapak ini punya kesabaran tingkat tinggi kkkkk

Sampai jumpa di part selanjutnya ya!

Aku udah ada niat mau double up, tapi entahlah

Gale's Dark SideWhere stories live. Discover now