33. Kabar Duka

8.9K 644 70
                                    

Selain saat kematian ayah mereka yang cukup tragis, Achlys tak pernah lagi melihat kakaknya begitu jatuh. Seolah-olah dunianya berhenti dan tidak ada hari esok.

Tapi kini ia melihatnya lagi. Padahal menurutnya ia tak begitu lama berurusan dengan tubuh Rana, setengah jam mungkin? Ia kadang lupa waktu ketika sedang menyiksa. Belum lagi harus berganti pakaian dulu. Tapi saat sampai di rumah sakit, Gale nampak kehilangan arah. Ia linglung dan tidak bisa ditanya selama beberapa saat.

Sampai kemudian, setelah pertanyaan ke sekian, dan Achlys tahu alasan di balik itu, ia terkejut dan ikut terdiam cukup lama.

Fokusnya kembali saat mendengar helaan napas berat Gale di sampingnya. Lelaki itu menutup wajahnya dengan telapak tangan. Tampak begitu tak berdaya.

Kapan terakhir kali Gale terlihat seperti ini? Gale bahkan tak menangis saat ayah mereka meninggal. Ia trauma, jelas. Siapa orang yang bisa bertahan saat tubuh orang yang disayangi tak bisa dikenali lagi? Bahkan beberapa bagian tubuhnya tidak bisa diselamatkan. Ayah mereka pergi dengan cara yang menyakitkan, semua kepergian menyakitkan. Tapi bagi Achlys, ia tak peduli jika sakit itu terjadi pada orang lain.

Sebagai seseorang yang selalu diperintahkan di bawah Gale, ia tak perlu mengerti rasa sakit, bisa atau tidak itu yang penting. Dengan begitu, selama ini ia bisa membalas orang-orang yang menyakiti keluarganya.

Achlys tak tahu harus apa.

"Aeris masih di ruang operasi, dia mungkin keguguran."

Bagai petir di siang bolong. Jika punya penyakit jantung, dirinya berani jamin akan terkena serangan jantung saat itu juga.

Keguguran? Itu berarti Aeris hamil? Sejak kapan?

Beberapa orang bawahan Gale mulai berdatangan, selain itu masih membereskan ulah Achlys.

Tidak ada satu pun dari Gale atau Achlys yang tahu kalau Aeris hamil. Bagaimana dengan perempuan itu? Apakah Aeris tahu?

Achlys berkutat dengan pikirannya sendiri.

Jika harus dikatakan, benar-benar di titik kehilangan waspada belakangan ini.

"Tuan, maafkan kelancangan saya. Saya harus melapor pada Nyonya terkait situasi saat ini, mohon diperiksa lebih dulu laporannya."

"Saya yang periksa."

"Sayangnya Anda tidak berhak, Nona," ucap Asisten Gale.

"Apa yang-"

Achlys berhenti berucap saat Gale mengambil begitu saja tablet yang hendak ia ambil dari asisten lelaki itu.

"Lo bilang ke nyokap kondisi Aeris sekarang. Urusan kalau dipanggil, gue gantiin," ucap Achlys.

Gale tak menanggapi, hanya terlihat sibuk menatap layar walau sulit memikirkan hal lain selain keselamatan Aeris saat ini.

Lebih lagi, ia tak sanggup membayangkan perasaan Aeris saat diberitahu bahwa perempuan itu keguguran.

Apakah Aeris tahu kondisi tubuhnya? Apa Aeris tahu dirinya hamil? Atau lebih buruk ..., ia juga tidak tahu?

Gale bingung, karena ini sesuatu yang baru. Sebelumnya tidak pernah seperti ini. Apakah ada pengalamannya selama ini yang bisa ia gunakan untuk menghadapi situasi ini?

"Gale?"

"Gale?"

Plakk!!!

Sebuah tamparan yang cukup keras mengenai pipi kanan lelaki itu sampai Gale terkejut. Pelakunya tentu saja Achlys. Ia langsung menatap perempuan itu dengan tajam lalu tangannya melempar tablet, kini begitu saja bergerak cepat mencekik perempuan itu sampai tubuh saudarinya terangkat.

Gale's Dark SideWhere stories live. Discover now