11. Another trouble

35.7K 2.3K 12
                                    

Setelah menempuh perjalanan cukup lama karena macet, akhirnya mereka sampai di rumah orang tua Aeris. Mobil milik Gale sudah memasuki pekarangan rumah. Padahal beberapa meter sebelum sampai di rumah, Aeris bilang jika lelaki itu tak perlu mengantarnya sampai ke dalam dan cukup berhenti di depan gerbang saja, tapi lelaki itu tetap keukeuh masuk. Jika Gale sudah bersikeras, ia bisa apa?

Aeris turun dari mobil setelah Gale memarkirkan mobilnya, ia mengernyit ketika lelaki itu ikut turun juga.

"Kamu mau ngapain?" tanyanya.

"Ngapain apanya?" Gale malah balik bertanya.

"Kenapa ikut turun?"

Lelaki itu mendekat ke samping Aeris. "Mampir bentar dong, Sayang."

"Nggak ada siapa-siapa. Bokap sama nyokap tiri gue lagi di luar kota. Abang tiri gue di luar negeri. Sana pulang," ucap Aeris bermaksud mengusir lelaki itu.

"Emang iya?"

"Iya!" Aeris melotot.

"Bagus dong, berarti bisa berduaan."

Perempuan itu menggeleng. "Sana ah, mending pulang deh kan kamu sekarang ikut nanganin soal Anastasya."

"Kamu ngusir aku kok segitunya sih?" Gale protes.

Aeris tak membalas ucapan lelaki itu dan hanya menatapnya lelah.

"Yaudah iya, aku pulang."

Gale sedikit merunduk dan mengecup pipi kanan dan kiri perempuan itu bergantian. Tak sampai di sana, Gale juga memeluknya.

"Aku bakal kangen."

Aeris tak mengerti, lelaki ini bertingkah seolah mereka tidak akan bertemu dalam waktu yang sangat lama atau selamanya padahal kalau Gale mau, mungkin nanti atau besok juga bertemu lagi.

Di sisi lain, pintu rumah besar itu terbuka. Menampakan seorang lelaki yang keluar dari sana.

"Wah ..., ada adik dan calon ipar."

Gale menatap ke arah sana, sementara Aeris sejenak terhenyak, agak loading, lalu melepaskan pelukan Gale untuk melihat siapa orang yang baru saja bersuara.

"Kenapa kalian di luar? Ah gue kayaknya ganggu ya?"

Perempuan itu mengerjapkan mata. Ia tidak salah lihat kan? Pria itu tersenyum tipis.

Kenapa kakak tirinya ada di sini?

"Eh Bang? Kok ada di sini? Ay bilangnya lagi di luar negeri."

Gale menyuarakan apa yang ada dalam hati Aeris.

"Baru sampai tadi, sengaja nggak ngasih tahu. Biar jadi kejutan."

Kalau begitu mungkin Aeris harus mengucapkan selamat, karena ia benar-benar terkejut sampai speechless. Hilang sudah harapan Aeris, hidupnya pasti akan semakin berantakan.

"Oh gitu, mau nanya kabar tapi kelihatannya baik. Lagi cuti apa gimana nih?" ucap Gale.

"Seperti kata lo, ah ngobrolnya di dalam aja nggak sih?"

Lelaki itu beralih menatap Aeris. "Ay? Kok diam aja? Sini bawa cowok lo masuk."

Gale tak suka saat orang lain memangil Aeris seperti ia memanggil gadis itu dengan sebutan 'Ay'. Apalagi jika orangnya adalah Arthana, kakak tiri dari perempuan di sampingnya.

"Hm?" Aeris mengerjap dua kali. Ia melirik Gale.

"Dia mau pulang, ada urusan penting," katanya sambil menunjuk Gale sesaat.

"Tapi aku mau mam-"

Aeris meletakan telunjuknya di bibir Gale. "Iya sampai jumpa besok, Sayang," katanya lalu menarik jari telunjuk.

Gale menghela napas. "Hn. Lagi ada urusan penting, sibuk juga, duluan Bang, lain kali gue mampir," katanya sambil menatap Arthana sekilas, lalu kembali menatap Aeris.

Ia mengusap puncak kepala gadis itu dan berbalik tanpa menunggu respons kakak tiri sang pacar. Setelah memutari depan mobil, ia masuk.

Sementara itu, Aeris melangkah menuju pintu. Walau langkahnya terhenti ketika bersisian dengan Arthana yang mencekal pergelangan tangan kirinya.

Tapi saat ini, lelaki itu masih menatap ke arah mobil Gale, melambaikan tangan walau tak yakin kekasih dari adiknya itu akan peduli, lalu menurunkannya setelah Gale cukup jauh dan hampir keluar dari gerbang.

Tatapannya kini beralih pada Aeris yang enggan menatapnya.

"Gue pulang, Ay. Nggak tertarik nyapa apa?"

Aeris tak berniat berbicara pada Arthana, ia menarik tangannya yang dicekal, tapi sepertinya lelaki itu juga tak berniat melepaskan tangannya.

"Gue nggak peduli. Lepas nggak?"

"Astaga, lo harus lebih ramah sama gue. Padahal lagi kangen banget. Lo nggak kangen gitu sama gue, hm?"

"Nggak."

Arthana tersenyum. "Ternyata lo masih sama ya. Meski sekarang makin cantik, pantas si Gale betah sama lo."

"Gue malas basa-basi, kalau nggak ada yang penting lebih baik lo biarin gue pergi."

"Yaudah, gue langsung ke poin pentingnya." Arthana pindah ke depan Aeris dan memeluknya.

Ia menghirup udara di sekitar dalam-dalam, atau lebih tepatnya aroma yang menguar dari tubuh Aeris. Kening lelaki itu mengernyit.

"Gue bawain parfum yang sering lo pakai. Tapi ..., lo ganti parfum? Wangi lo agak beda ya. Atau ini sabun?"

Ini yang Aeris maksud dengan hidupnya yang akan semakin berantakan. Satu-satunya hal yang paling melekat tentang Arthana adalah keanehan lelaki ini yang sangat suka menghirup aroma tubuhnya. Entah dengan tiba-tiba memeluk atau merangkul.

Saking kesalnya, Aeris pernah tak mandi selama dua hari tapi Arthana bilang tubuhnya tetap wangi. Dulu ayah dan ibu tirinya selalu mengganggap itu sebagai bentuk love language seorang kakak. Bahkan saat Aeris mengadukan Arthana yang terlalu sering menyentuhnya padahal Aeris remaja tak begitu suka disentuh kecuali oleh Gale, mereka hanya menganggap ia terlalu sensitif dan membenci Arthana. Didukung dengan perangainya yang selalu jutek dan dingin pada sang kakak tiri.

Namun Aeris punya alasan, masih ia ingat dengan jelas saat pernikahan ayah Aeris dan ibu Arthana dulu, lelaki itu berbisik, "Kalau aja lo bukan adik tiri gue, lo bakal jadi pacar gue."

"Atau ..., ini wangi cowok lo?"





***

Setelah sekian purnama ....

Kalian selama baca cerita ini nyebut nama Gale gimana?

Mari persilakan mbak Google translate yang baca, sila dicoba

😼Cerita ini ujian kesabarannya belum datang² karena kesabaran kalian udah diuji dgn cerita yang cukup lama update-nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


😼Cerita ini ujian kesabarannya belum datang² karena kesabaran kalian udah diuji dgn cerita yang cukup lama update-nya. Iya lama, aku sadar dan mengakui sepenuh hati.

See you!

Gale's Dark SideWhere stories live. Discover now