30. Amarah

11.7K 1K 71
                                    

Situasi pagi itu tidak baik. Gale menggila dan orang-orang di sekitarnya ketakutan.

"Sialan! Udah gue duga akhirnya kayak gini!"

Gale menyesap rokok lalu menghembuskan asapnya. Ia memejamkan mata dengan tujuan meredakan sedikit rasa pening di kepalanya. Namun sialnya, kepalanya tetap sakit.

Padahal hanya tiga hari. Tiga hari dan tiba-tiba ia diberi tahu Aeris menghilang. Bahkan keluarganya sendiri tak tahu perempuan itu dimana.

Itu sebabnya firasatnya mengatakan ada hal yang tidak beres kemarin. Itu sebabnya Gale jarang melonggarkan pengawasan pada perempuan itu. Bukan hanya karena Aeris sendiri, kemungkinan terburuknya adalah orang yang mempunyai niat jahat pada perempuan itu.

Sejak sepeninggalan ayahnya, ia diingatkan untuk selalu waspada akan orang-orang di sekitarnya. Tapi hanya karena ingin memenuhi keinginan Aeris, ini terjadi.

"Ini tidak akan jadi masalah yang serius. Beberapa orang dari tim akan menemukannya sebentar lagi," ucap seorang pria yang berdiri di samping kursinya dengan yakin.

Gale juga tak ingin menganggap ini serius dan berharap itu adalah ide gila lainnya dari Aeris untuk menguras kesabarannya. Tapi setelah pernah kehilangan seseorang seperti ayahnya, ia menjadi lebih khawatir dan secara tak sadar lebih tak terkontrol menghadapi suatu hal. Terlalu serius atau lebih agresif akan sesuatu. Meski tingkatannya masih di bawah kegilaan Achlys, dan rasa tanggung jawab yang sedikit lebih menonjol dari Levin sang bungsu di keluarga mereka. Setidaknya, untuk saat ini begitulah yang ia pikirkan.

Gale membuang puntung rokok ke atas asbak sambil mematikan apinya. Ia mengambil rokok lain, membakar ujungnya dan kembali merokok.

"Jelaskan lagi situasi yang terjadi." Gale berucap pada asisten barunya itu.

Pria di sampingnya melirik sekilas lewat sudut mata, hendak menghela napas tapi urung dan memilih kembali menjawab ucapan Gale beberapa saat lalu. Ia tahu mencoba menenangkan tuannya sekarang adalah tindakan tak berguna. Gale pasti tidak akan mendengar atau bahkan memikirkan sesuatu yang tak ingin ia dengar.

"Tadi pagi tuan muda menelepon nona Aeris dan tidak mendapatkan jawaban. Setelah menelpon kediamannya, kita tahu bahwa sehari yang lalu, siang sekitar pukul 14.30 WIB. Salah satu pelayan melihat dia keluar tapi tidak tahu akan kemana. Sejak itu, nona Aeris belum kembali ke rumah. Tidak ada satu pun pihak keluarganya yang tahu nona Aeris sedang berada di mana dan hanya mengira sedang bersama tuan muda. Beberapa teman dekat, nona Achlys dan tuan Prisma juga tidak tahu.-

-Sejauh ini, kita tidak tahu apakah nona Aeris benar-benar menghilang atau sedang berada di tempat yang tidak kita ketahui. Petunjuk kita saat ini adalah cctv-cctv yang menangkap nona Aeris yang sedang ditelusuri oleh tim. Kemudian-"

BRAKK!!!

Pintu ruangan terbuka lebar, mengalihkan perhatian Gale dan asistennya.

"Udah ada petunjuk?"

Beberapa detik setelahnya beberapa orang masuk.

"Maaf Tuan, kami sudah berusaha mencegah nona muda masuk kemari," ucap salah seorang yang dari hidungnya mengeluarkan darah. Yang lainnya juga terlihat terluka cukup parah.

Semua jadi tambah ribut. Padahal ini sudah cukup memuakkan. Gale mulai berpikir untuk mengganti orang-orang itu karena Achlys menjadi lebih berbahaya.

Ya, pelakunya adalah Achlys, darah beberapa penjaga yang dihajar olehnya terciprat pada pakaian perempuan itu.

Gale menetapkan cara gila untuk melatih kemampuan Achlys jika ingin menemuinya saat di ruang kerja. Tujuan utamanya juga supaya melemahkan niat Achlys untuk mengacaukan pekerjaannya. Tapi sampai saat ini, jika Achlys memang niat, ia malah menghajar beberapa penjaga yang melarangnya menemui Gale.

Gale tambah pusing.

Kemudian telepon berdering, bukan hanya milik Gale, namun juga milik asistennya dan juga milik Achlys.

Dering yang membuat mereka sempat terpaku. Sampai dengan bersamaan mengangkat panggilan.

Kode merah, tingkat 1

Lokasi nona Aeris, gedung B ruang bawah tanah, alamat lengkap sudah dikirim melalui link.

Izin mengkonfirmasi, nona Aeris diculik. Identitas pelaku sudah dikirim melalui pesan.

Semuanya kompak membuka smartphone dan pesan dari pengirim yang sama.

"Bajingan!!!" Tak menunggu lama, Achlys langsung bereaksi dan berlari ke luar ruangan. Menubruk dan mendorong beberapa orang yang masih berada di dekat pintu sampai mereka terjungkal.

Gale juga bergerak, berlari cepat keluar, ingin cepat ke ke lokasi yang telah diterima. Ia sama sekali tak mendengarkan sang asisten.

Satu nama. Targetnya hanya satu orang. Orang yang tak pernah ia duga sebelumnya akan melakukan hal ini. Gale tak akan mengampuninya, bahkan dengan memiliki niat mencelakai Aeris saja, Gale akan pastikan orang itu menyesal sudah terlahir di dunia. Ia tak akan pandang bulu.

Sementara itu, asisten Gale berusaha tetap tenang. Ia masih harus melaporkan semuanya pada kepala keluarga tertinggi di keluarga ini, ibu Gale.

Kode merah ini adalah hal yang sangat serius.

Kode merah tingkat satu, salah satu tingkat bahaya yang dianggap mengancam nyawa salah satu anggota keluarga Gale, meskipun Aeris secara resmi bukan anggota keluarga, tapi Gale tetap memasukannya sebagai bagian dari keluarga.

***


Btw tebak siapa pelakunya😏

Maaf karena update-nya lama, saya lagi mikir ini sebaiknya di bawa ke arah mana karena lumayan bercabang hidupnya :)

Jangan lupa tinggalkan jejak juga di sini ya

Sampai jumpa di bab berikutnya

Lopyu sekebon

Gale's Dark SideOù les histoires vivent. Découvrez maintenant