9. Ketenangan

38.9K 2.4K 63
                                    

"Makasih, Ay."

Aeris menyeka mulutnya dan menyandarkan punggung di kursi.

"Kamu juga mau? Pake tangan atau pake mulut?"

Perempuan itu memandang ke arah lain. "Nggak."

"Oke." Gale berdiri dan memasang kembali handuk di sekitar pinggang.

"Aku mau ke kamar lagi, nanti kalau aku keluar pastiin kamu udah pesan makanannya ya."

Aeris tak menjawab, Gale mengecup pipinya sebelum lelaki itu melangkah pergi dan tertawa seperti orang tidak waras. Perempuan itu menghela napas dan mengambil smartphone dengan tangan kirinya. Memesan salah satu menu pilihannya dengan acak dan mengklik pemesanan.

Ia berdiri dan melangkah menuju dapur agar cepat. Tujuannya adalah wastafel, setelah beberapa saat, ia sampai di sana dan mulai mencuci tangan dengan kasar.

Ia lakukan berulang sampai lima kali dengan sabun cuci piring, lalu lanjut kumur-kumur sampai tujuh kali.

Aeris mencoba mengatur napasnya yang menderu dan mematikan keran. Gale berhasil mendapatkan apa yang lelaki itu inginkan. Ini sebenarnya bukan pertama kali.

Sebelum sekarang, mereka pernah beberapa kali melakukannya saat sedang benar-benar dimabuk asmara. Tapi sekarang entah kenapa ia merasa najis dan jijik. Padahal dulu ..., Aeris juga menikmatinya.

Ia melangkah menuju kulkas dan membuka itu. Tatapannya menuju pada buah apel dan mulai menggigitnya. Aeris juga mengambil susu, lalu menutup kulkas itu lagi.

Kini, perempuan itu melangkah menuju salah satu kursi yang ada di dapur dan duduk di sana.

Bagaimanapun ia harus segera pulang dan keluar dari apartemen lelaki ini. Tapi tak mungkin pulang dengan memakai kemeja Gale saja. Aeris berdiri dari duduknya dan kembali ke ruang tengah.

Ia mengambil ponsel Gale, mengotak-atik hp lelaki itu untuk menghubungi toko salah satu butik di sekitar apartemen Gale.

Setelah selesai dengan urusan pakaian, ia menaruh smartphone. Gale keluar dari kamar dengan berpakaian lengkap bertepatan ketika suara bel apartemen yang berbunyi.

"Itu kurir pengantar makanan kayaknya. Aku aja yang ke sana," ucap Gale hingga menghentikan Aeris yang baru saja berdiri dari duduknya.

Saluran di tv berganti. Aeris masih memindah-mindahkan saluran ketika Gale sudah duduk di sampingnya dan mengeluarkan makanan.

"Gale hp gue dimana?"

"Masih belum selesai soal hp? Makan dulu."

Aeris menggeleng. "Terakhir kali gue pegang hp di club, terus lo ambil kan?"

Gale tampak berpikir. "Emang iya?"

"Gale!"

Lelaki itu mengangkat bahu. "Kayaknya ketinggalan di club."

Aeris menatap lelaki itu tak percaya, apalagi Gale terlihat santai. Padahal mungkin sekarang smartphone dan tasnya sudah raib diambil entah siapa.

"Tenang aja, pasti disimpenin. Nanti gue telepon managernya."

Semoga saja iya.

"Sebelum itu, kita makan dulu."

***

Saat ini Gale dan Aeris masih ada di ruang tengah, mereka sudah selesai makan. Kemudian suara bel apartemen kembali berbunyi.

"Lo bukain ya, kalau itu pesanan gue lo bayarin dulu. Gue mau ke dapur," kata Aeris sambil membawa bekas makanan mereka.

Tanpa banyak bicara, Gale menuruti. Setelah Aeris kembali dari dapur, pakaian pesanannya sudah dikeluarkan dari tas. Sudah pasti ulah Gale yang sedang duduk santai di sofa sambil menonton televisi.

"Kamu beli pakaian?"

"Entar gue ganti uang lo," kata Aeris lalu mengambil pakaian itu.

"Nggak usah. Mau kemana?"

"Kamar," jawab Aeris yang sudah melangkah menuju kamar hendak ganti baju.

"Ngapain?"

"Ganti baju lah, masa berak."

"Dikit lagi lucu Ay. Di sini aja ya? Aku kan udah sering lihat tubuh indah kamu."

Aeris mendecih. "Cuma sekali dan itu cukup. Entar lo terangsang."

"Hehehe."

Di sela itu, ketika Aeris sudah masuk ke dalam kamar. Gale mengambil smartphone dan berniat menelpon seseorang untuk menanyakan barang milik Aeris yang mungkin tertinggal di club.

Kalau sampai hilang, mungkin perempuan itu tak akan mau bicara padanya selama beberapa saat. Tapi Gale pasti akan mudah mendapatkannya kembali jika memang ada orang yang mencuri barang milik Aeris. Jika orang-orang di club sampai tak memegang barang Aeris, sepertinya membuat club itu gulung tikar akan sedikit menarik dan menghibur kebosanannya.

***



Kalian yang nunggu cerita ini emang harus punya kesabaran ekstra hahaha, udah aku bilang😼

Maaf ya alurnya emang aku bikin lambat. Semoga kalian masih sanggup menikmati ketika cerita ini jadi benar-benar gila nantinya🤸

Yang baca Levin tingkat kesabarannya selalu diuji, jadi yang ini nggak boleh kalah kan?

See you!

Gale's Dark SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang