Tandai jika ada typo ya
Happy Reading
.
.
.
###
Rabu, 2022
07:00
Zibran termenung di meja Kantin paling pojok. Ia belum melakukan apapun tentang kejatahan yang dilakukan oleh Rosa, Disty, dan Lovy. Ia menunggu Reya pulih terlebih dahulu, ia tak mau gegabah dalam bertindak.
Zibran selalu menyelesaikan masalahnya dengan penuh perhitungan, dan juga kepala dingin. Semarah apapun dia, dia selalu berpikir dengan logika, tidak mementingkan amarahnya mencuak.
"Woy, diem-diem bae lo." Tepukkan bahu dari Mars membuat Zibran tersadar dari lamunannya.
Bagas dan Mars duduk di salah satu bangku kosong. Zibran tak menyahut ucapan Mars, ia malah menatap keduanya dengan tatapan dingin.
"Lo okey kan, Bro?" tanya Bagas memastikan.
"Hm,"
"Ada yang sedang lo pikirkan?Kalau ada lebih baik lo cerita sama kita." Cerca Bagas.
Zibran menegakan tubuhnya, menatap kedua temannya itu dengan tatapan penuh arti."Lo berdua nyembunyiin sesuatukan?"
Hal itu membuat keduanya saling melirik. Berpikir jawaban apa yang harus keduanya berikan.
"Kasih tau gue, atau gue yang nyari tau sendiri." Zibran melirik keduanya secara bergantian.
"Gue harap lo tetap tenang, dan jangan emosi dulu. Soalnya ini kabar buruk." Peringat Bagas yang dianggukin oleh Zibran.
"Aldi Koma di rumah sakit. Dia ditikam orang yang gak dikenal. Hal itu menyebabkan kondisi Aldi kritis, karena kekurangan banyak darah." Penjelasan Bagas membuat Zibran menatap Bagas dengan dingin.
Tangannya mengepal kuat. Pandangannya kini tertuju pada Mars, pelaku utama yang mengarang cerita kepadanya.
Mars gelagapan, dengan gugup ia berucap."J-jujur gue gak tau apa-apa pada saat itu . Dikarenakan Aldi cuma nyuruh Bagas buat langsung ke TKP. Ia gak jelasin apapun tentang kondisinya. Selebihnya, you know lah, gue bikin kebohongan itu karena gak mau bikin lo kepikiran."
"Yang Mars katakan benar adanya." Celetuk Bagas menimpalinya.
Zibran masih terdiam, ia tak menyahut apalagi bertanya. Pikirannya terasa kacau, membuatnya sedikit pusing. Ia meringis pelan saat kepalanya terasa berdenyut.
"Lo okey kan, Zi?" tanya Mars khawatir.
"Ya." Jawabnya.
"Siapa yang nangani kasus ini?" ujarnya setelah pusingnya sedikit reda.
"Kapolda Jaksel, gue ada nomornya." Jawab Bagas.
"Kirim, gue bakalan usut tuntas kasusnya." Setelah itu Zibran pergi meninggalkan kedua temannya.
"Dia kenapa sih?" tanya Mars pada Bagas.
Bagas mengangkat bahunya tak tahu, ia pun segera pergi meninggalkan kantin. Mars mengumpat kesal temannya itu, ia pun ikut menyusul Bagas.
YOU ARE READING
I'm not Perfect [ End ]
Teen FictionSeandainya kisah itu berakhir tanpa adanya epilog. Maka mulailah kembali dengan Prolog yang baru. ----->----- "Muka lo jelek banget sih, banyak benjol-benjonya. Gak pernah perawatan ya." Ucapan itu membuat hati Reya sakit, pasalnya semua orang sel...
![I'm not Perfect [ End ]](https://img.wattpad.com/cover/309653757-64-k213345.jpg)