-Part 33: INP

1.3K 80 0
                                        

Happy Reading
.
.
.
###

Minggu, 2022

14:55

Setelah menikmati liburan singkat itu, mereka semua memutuskan untuk segera kembali ke Kota Jakarta. Semuanya telah bersiap-siap, mereka hanya menginap dua hari satu malam.

Perjalanan yang cukup lumayan, membuat Feli tertidur pulas. Tak terasa mereka telah tiba di Kota Jakarta, Reya dan Ibunya di antar ke Rumah mereka.

Dari dalam Mobil Feli melambaikan tangannya, anak itu sudah terbangun beberapa saat."Kak Reya, nanti kita main lagi ya."

Reya mengangguk."Iya." Jawabnya membalas lambaian Feli.

Setelah itu, Mobil melaju dengan kecepatan di atas rata-rata.

Reya dan Ibunya berjalan ke arah gang sempit, mereka berdua segera membersihkan dirinya bergantian. Sehabis membersihkan dirinya, Reya meraih Ponselnya yang di charger. Ada tiga notifikasi dari Zibran.

Ia pun segera membukanya, jantung Reya berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Ia lupa akan ucapan Zibran tempo hari, dan sekarang Zibran menagih jawabannya. Tentang bagaimana perasaannya terhadap laki-laki itu.

Reya membalas pesan itu dengan tangn sedikit tremor. Ia masih butuh waktu untuk memikirkannya.

 Ia masih butuh waktu untuk memikirkannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Maaf Zibran." Gumamnya.

###

Di sisi lain, Zibran yang tengah duduk di salah satu kursi di sudut ruangan Caffè mendesah kasar. Sejak dari malam itu, entah kenapa sikap Reya jadi sedikit berubah.

Ia menatap lalu lalang pegawai Caffè yang sedang mempersiapkan segalanya. Zibran kembali membuka Cabang Caffènya di tempat yang cukup strategis. Dia membuka Caffè Mandanu, di sebrang Galaxy Grup, di sampingnya juga ada sebuah Kampus yang cukup terkenal. Jaraknya, hanya 100 meter dari kedua tempat tersebut.

Pembukaan Caffènya akan di lakukan pada pukul tujuh nanti, ia harap Reya sudah memberikan kepastiannya.

"Lo kaya banyak pikiran banget." Cetus Aldi, membuat Zibran menatapnya dengan tatapan tajamnya.

"Sotoy lo." Ketusnya.

Setelah mendapatkan jawaban itu, Aldi kembali diam. Pokusnya kembali pada Ponsel yang ia pegang.

"Dasar triplek." Maki Zibran yang gak di hiraukan oleh Aldi.

Tak jauh dari Zibran dan Aldi duduk, terdapat Bagas dan Mars yang sedang mempersiapkan penampilan mereka. Mars dan Bagas akan menyanyi di Caffè Mandanu, itung-itung buat tebar pesona, kalau kata Mars.

I'm not Perfect [ End ]Where stories live. Discover now