Happy Reading
.
.
.
###
Disisi lain, Jakarta
Seperti halnya Zibran yang khawatir tentang keadaan Reya yang tak kunjung ada kabar. Arum dan Feli juga tengah menunggu kabar yang sama.
Bahkan keduanya kini tengah menuju Surabaya. Mereka mengambil penebangan tercepat ke Kota itu.
"Ibu takut Reya kenapa-napa." Ucapnya dengan perasaan gelisah.
"Ibu tenang aja ya. Feli yakin Kak Reya baik-baik saja." Ucapnya mencoba menenangkan Arum yang sudah ia anggap sebagai Ibu kandungnya sendiri.
"Aku harap Kakak baik-baik saja. Aku dan Ibu masih butuh Kakak." Monolognya dengan sedih.
###
Satu setengah jam berlalu. Keduanya telah tiba di Bandara internasional Juanda. Sesampainya di Bandara Surabaya,banyak orang-orang yang berdatangan.
Beberapa dari mereka ada yang meraung-raung memanggil nama keluarga,berdoa agar semuanya bisa diselamatkan. Membuat suasana Bandara penuh dengan isak kesedihan.
Arum dan Feli segera berjalan ke arah ruang Informasi. Ia menanyakan tentang penumpang bernama Reya Ameysha.
"Atas nama Reya Ameysha. Beliau menumpangi pesawat airsky dengan rute penerbangan Surabaya-London." Seketika tubuh Arum ambruk pada saat itu juga.
Ia mulai tak sadarkan diri. Feli yang panik segera meminta pertolongan pada para petugas yang berjaga disana.
Ia takut penyakit jantung sang Ibu kambuh lagi. Ia pun segera membawa Arum ke rumah sakit terdekat.
"Dok, tolong Ibu saya." Harapnya.
"Saya akan bantu semaksimal mungkin. Nona tolong tunggu di luar ya." Perintahnya yang di anggukkin oleh Feli.
Di ruang tunggu, Feli tak henti-hentinya berdoa. harap Ibunya akan baik-baik saja."Aku gak mau kehilangan Ibu untuk kedua kalinya. Jangan ambil Bu Arum." Sedihnya.
Pada saat Feli tengah melamun, ingatannya kembali berputar pada beberapa bulan yang lalu. Tentang percakapannya dengan Reya.
Flashback
Setelah selesai membereskan piring-piring kotor tadi. Reya memutuskan menyusul Feli yang tengah belajar di ruang keluarga.
"Om Agam mana, Fel?" tanya Reya yang ikut duduk disebelahnya.
"Papa lagi ngasih makan ikan koinya dikolam." Sahutnya.
Reya pun mengangguk mengerti."Belajar apa?"
"Fisika." Decaknya merasa tak suka.
"Kenapa mukanya kek gitu?"
"Susah ya Allah. Kenapa harus ada pelajaran ini sih, Kak. Rasanya otak aku mau pecah."
"Sini Kakak ajarin." Raut wajah Feli berubah dratis menjadi lebih bahagia.
"Yeay, dapat mentor gratisan." Kekehnya yang mendapati pukulan kecil dari Reya.
YOU ARE READING
I'm not Perfect [ End ]
Teen FictionSeandainya kisah itu berakhir tanpa adanya epilog. Maka mulailah kembali dengan Prolog yang baru. ----->----- "Muka lo jelek banget sih, banyak benjol-benjonya. Gak pernah perawatan ya." Ucapan itu membuat hati Reya sakit, pasalnya semua orang sel...
![I'm not Perfect [ End ]](https://img.wattpad.com/cover/309653757-64-k213345.jpg)