2. Hukuman

402 104 62
                                    

Annyeong..

Jangan lupa tinggalin jejak nya bestuy

Vote or comment nya guys

'Happy Readding'

✯✯✯

Tubuh rintih itu masih betah meringkuk di balik selimut tebal. Tak menghiraukan guncangan yang sedari tadi diberikan wanita yang sudah menua.

Perlahan segurat cahaya masuk mengenai penglihatannya. Enggan untuk bangit ia menarik kembali selimutnya sampai menutupi seluruh tubuh. Sampai beberapa saat tubuhnya merasakan guncangan yang lebih kuat diiringi suara yang tak asing di telinganya.

"Neng. Neng Qila, bangun ini teh udah siang!" untuk ketiga kalinya Bi Ima membangunkan majikannya, namun tak urung membuat Qila tersadar. Sampai Bi Ima mengguncangkan tubuh Qila sedikit lebih keras. Barulah sang empu menggeliat lalu perlahan membuka mata.

"Eeuumm... Bi Ima, jam berapa sekarang?" tanya Qila dengan mata kembali terpejam.

"Jam setengah tujuh lewat neng."

"Hah?!" Dalam sepersekian detik Qila menyibak selimunya. "Iihh, Bibi kok nggak bangunin aku sih?"

"Aarghhh! telat ini mah aku ke sekolah!" Secepat kilat gadis itu bangkit dan lari menuju kamar mandi.

"Salah siapa tidurnya kaya kebo. Di bangunin beberapa kali nggak bangun-bangun atuh si neng," monolog Bi Ima sambil geleng-geleng kepala. Kemudian turun kembali ke pekerjaannya.

"Bi, Mama sama Papa mana?" tanya Qila yang tengah menuruni anak tangga dengan tergesa.

"Nyonya sama Tuan udah berangkat dari subuh Neng, katanya banyak kerjaan," jawabnya sambil menuangkan susu untuk Qila.

"Ck. Gak di Bandung nggak di Jakarta sama aja. Kerjaan teruuuss.."

Qila meneguk segelas susu putih hingga tandas. "Bi, Qila brangkat ya." pamitnya sambil meraih tangan Bi Ima untuk salim.

"Neng nggak sarapan dulu, udah Bibi siapin ini?" tanya sang ART.

"Nggak Bi, udah telat banget ini," sahut Qila. Tanpa menunggu jawaban Bi Ima ia berlari ke parkiran yang sudah ditunggu supir pribadinya.

"Pak ngebut yaa, Qila telat banget soalnya," titahnya ketika sudah memasuki mobil.

"Siap, Non," jawab pak Eman langsung tancap gas.

✯✯✯

Mobil Alphard hitam berhenti tepat di depan gerbang SMA Cendrawasih. Qila menatap nanar gerbang yang telah terkunci rapat.

"Shit! Gimana caranya gue masuk coba?" kesalnya merutuki diri sendiri karena bangun kesiangan.

"Paakk! tolong bukain dong, Pak!" Qila mencoba memanggil satpam sekolah sambil menghentak-hentakkan tangannya di pintu gerbang. Tak lama muncul pria paruh baya yang mengenakan pakaian security.

"Pak tolong bukain pintunya Pak," mohonnya dengan wajah memelas.

"Neng murid baru sanes? Mamang baru liat euy," tanya Mang Ujang lantaran asing dengan wajah murid di depannya.

"Iya, Pak. Tolong bukain ya, saya tadi kejebak macet soalnya. Please.." gadis itu menangkupkan kan tangannya di depan wajah sebagai bentuk permohonan.

ALTAQILA [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt