50. Ending

289 15 8
                                    

Ma'af banget guys chapt terakhir baru aku up, hehe..

Happy Reading ya..

__________________________________

Tinggalmu terlalu sebentar, namun pergimu teramat cepat. Kendati begitu, kamu abadi di relung hati.

✯✯✯



Qila benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikir Mamanya. Apa belum cukup kata-katanya mengungkapkan betapa sakitnya ia selama ini. Sampai Valleri tidak bisa memahami putrinya sendiri.

Abraham mendekat lalu memeluk Qila. "Ma'afin Papa yang udah kasar sama kamu. Papa nggak tahu kamu seterluka ini, Nak."

"Apa kalian tahu? Setelah kematian Abang aku hidup kayak gimana? Mama yang lebih mentingin kerjaan. Papa yang selalu nyalahin aku. Kalian pikir aku baik-baik aja?" suara gadis itu terdengar sangat lemah kala mengutarakan rasa sakitnya selama ini.

"Qi..." panggil Abraham pelan. "Mungkin ini terlambat, tapi Papa sayang sama kamu.. ma'afin kesalahan Papa selama ini."

"Meski Mama sama Papa udah nggak sama-sama lagi, tapi kamu tetap anak Papa..."

Dalam hati Qila tertawa hambar. "Kenapa baru sekarang? Kenapa saat semuanya udah terlambat Papa baru mau terima kehadiran aku setelah kenyataan yang Papa ketahui?"

Abraham diam seribu bahasa. Ia merasa tertohok dengan pertanyaan yang Qila lontarkan.

"Apa Papa tahu? Setiap malam bayangan kecelakaan itu selalu hadir di mimpi Qila. Satu tahun lebih, aku hidup dalam jeratan menyakitkan itu." ucapannya datar, namun terasa menyakitkan.

"Alta, orang yang baru aku temuin beberapa bulan ini, dia orang asing. Tapi dia bisa begitu mengerti Qila. Karena apa? Karena sayang dan cintanya setulus itu untuk Qila..." Suaranya kembali parau karena menangis.

"Tapi kalian, kalian yang hidup belasan tahun sama Qila, tahu apa...?"

"Cukup, Qila! Jangan buat diri kamu semakin terlihat menyedihkan!" bentak Valleri.

Bukan kata-kata itu yang pengen Qila denger, Ma.. apa nggak bisa Mama lihat luka Qila sedikit aja?

Qila tak habis pikir, dimana letak keibuan Valleri saat ini. Apa ikatan batin mereka setipis tisu di belah dua? Apa Valleri tidak merasakan berontaknya batin anaknya sendiri?

"Kalian pergi sekarang! Tinggalin Qila sendiri!"

"PERGI.. AKU CUMA BUTUH ALTA. CUMA ALTA YANG BISA NGERTIIN AKU!!" Qila melepaskan pelukan Abraham. Gadis itu kembali memberontak. Ia melemparkan semua barang yang ada di dekatnya.

"MAMA TERLALU EGOIS! MAMA SELALU MENTINGIN KEPENTINGAN MAMA SENDIRI!! DAN PAPA, KENAPA SEKARANG NGGAK PUKUL AKU AJA? HAH?! AYO PUKUL KAYAK BIASANYA!!"

"Kalian... Kalian nggak ada yang pernah peduli sama aku! Kalian sibuk kehilangan Abang tanpa pernah ngeliat Qila..."

"Apa kalian tahu semenyakitkan apa trauma yang aku rasain? Apa kalian tahu betapa tersiksanya Qila setiap mengingat kecelakaan Abang dan semua perlakuan kasar Papa serta acuhnya Mama?! APA KALIAN SADAR SAKIT MENTAL YANG QILA RASAIN? HAH?! NGGAK!"

Qila mengeluarkan semua unek-unek yang ada di hatinya dengan brutal. Bahkan ia tak memberi kesempatan Abraham untuk menenangkannya.

"Cuma Alta yang sadar... cuma dia yang peduli dan sayang sama Qila dengan tulus..." tutur katanya kembali lirih. Air matanya seolah tak ada habisnya meminta keluar.

ALTAQILA [END]Where stories live. Discover now