23. Hukuman sama dengan Kenangan

149 13 2
                                    

Say hello nya mana nih?😚

Happy Reading!!

___________________________________

"Sesekali mengekpresikan keburukan itu bukanlah hal yang buruk. Sebab, saat semua telah berlalu kenangan itu akan membekas dan mengundang rindu."

✯✯✯

Qila, Dinda, serta Clarra masih betah berkelana di dunia mimpi hingga melupakan hari. Ini masih hari Jum'at, tapi ketiga gadis itu masih saja belum terjaga dari tidurnya. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 07.30.

Untuk kesekian kalinya alarm berdering dari ponsel Qila yang tergeletak di atas nakas. Namun dari ketiga gadis itu tidak ada yang merasa terganggu.

Sampai beberapa menit berikutnya Dinda mulai menggeliat. "Qi hp lo. Berisik!"

"Hmm," sahut Qila setengah sadar. Kemudian ia meraih ponselnya.

Dalam sekejap mata, Qila langsung terperanjat hingga aksinya mampu membuat Clarra dan Dinda yang ada di sampingnya itu ikut bangun karena kaget.

"Anjir guys! Kita kesiangan woy!" pekik Qila.

"Hah? Jam berapa Qi?" tanya Clarra yang mulai bangkit.

"Setengah delapan."

"Anjir, mampus! Alamat dihukum pak Bagus ini mah."

"Gue mandi duluan!" Qila langsung ngiprit ke kamar mandi.

Beda dengan Clarra yang sudah kelimpungan, Dinda masih berbaring dan tetap santai.

"Heh, Lo nyantuy amat Din," cakap Clarra.

"Elahh, mau buru-buru juga tetep aja kena hukuman," sahutnya santai.

"Bener juga sih."

Pukul 08.00 ketiga gadis itu dengan santainya baru berangkat ke sekolah.

Benar saja, saat sampai di pintu gerbang sekolah Pak Bagus sudah berkacak pinggang dan melayangkan tatapan tajam kepada Qila, Dinda dan Clarra.

"Kalian pikir sekolah ini punya nenek moyang kalian, hah? Jam berapa ini? Yang lain sudah sibuk belajar kalian dengan santainya baru datang?!" hardik Pak Bagus mulai emosi.

Qila, Dinda dan Clarra masih menunduk dalam diam. Tak lama seorang siswi dengan langkah buru-buru ikut bergabung dengan mereka.

"Keysia! Kamu juga kesiangan?!" geram sang Guru dengan gelengan frustasinya.

"Maaf, Pak. Mobil saya tadi mogok, jadi saya terlambat," aku Keysia.

Pak Bagus tampak menghela nafas panjang. "Saya sudah cukup pusing dengan kelakuan mereka, dan sekarang kalian juga bikin saya frustasi! Kesiangan barengan begini. Janjian apa gimana kalian?!" Pak Bagus menunjuk ke arah lapangan yang mana di sana sudah ada inti Lionkings.

Keempat gadis itu menggelengkan kepalanya dengan kompak.

"Ikut Bapak, gabung sama mereka!"

✯✯✯


Keringan mulai bercucuran diantara kesembilan manusia yang terkena hukuman guru BK SMA Cendrawasih.

"Anjirrr!! Encok lama-lama gue disuruh keliling lapangan jalan bebek begini!" gerutu Clarra seraya mendudukkan dirinya diatas rumput.

Dinda ikut menepi ke lapangan saat Pak Bagus sudah tak nampak. "Gila sih, ini mah namanya hukuman rodi! Udah disiksa jalan bebek keliling lapangan, suruh siram tanaman pula!"

ALTAQILA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang