16. Singa atau Ular?

156 19 1
                                    

Pastikan singa yang sedang berjalan bersamamu bukanlah ular yang sedang menyamar.

-Genereux Philip

____________________________________

Meja kantin paling belakang adalah meja langganan anak LK. Selain karena mejanya yang paling panjang dan luas, juga karena terdapat jarak yang agak lumayan dari meja-meja di sekitarnya. Alta tidak mengkhususkan meja itu hanya untuk anggota inti. Maka tak heran jika anggota LK yang lain juga ikut nimbrung di meja itu.

"Woy, lo nyasar apa gimana, Di?" tanya Juned pada Aldi yang baru saja datang bersama Joni.

Aldi, anggota LK dari sekolah lain itu kini mengenakan seragam yang sama dengan Juned dan inti Lionkings.

"Nggak nyasar sih, Bang Bro, gue nyangkut di sekolah lo akhirnya," balas Aldi sambil ikut duduk di kursi meja itu.

"Lo pinda? Dari kapan?" tanya Andre.

"Iya Bang. Udah beberapa hari yang lalu sih. Bosen gue di sekolah lama. Nggak ada cewek cantiknya," jawab Aldi diiringi cengiran.

"Didikan si Indra nih, ya begini. Sekolah niatnya bukan buat belajar," timpal Juned.

"Kayak lo belajar aja," sanggah Rey.

Indra masih menyeruput kuah baksonya sebelum membalas perkataan Juned. "Lo mesti berguru sama gue biar jadi buaya sejati. Si Juned ngomong begitu karena dia datengnya belakangan pas bagiin muka. Makanya dapetnya begitu. Sirik dia tuh."

"Sembarangan lo anak kodok! Gue tuh aslinya ganteng, cuma nggak ada yang tau aja!"

"Sama aja bohong kudanil!" Indra balas memukul kepala Juned.

"Kurang asem lo, udah di fitrahin emak gue nih!" pungkas Juned lalu menyomot gehu milik Rey.

Seperti itulah inti Lionkings. Rasanya seperti tidak kehabisan topik untuk bercanda, apalagi Juned. Meski dirinya selalu dinistakan tapi tak membuat percaya dirinya luntur sedikitpun.

Aldi menepi dan menyandarkan tubuhnya di tembok paling pojok, ia membuka ponselnya lalu mengetik sesuatu. Sebelum Alta menghampirinya Aldi lebih dulu memasukkan kembali ponselnya ke saku hoddie.

"Adek lo gimana?" Kini Alta duduk di depan Aldi, bertanya serius pada pria itu.

"Alhamdulillah Bang, udah mendingan. Thanks ya Bang, lo udah banyak bantuin gue selama ini. Gue banyak berhutang budi sama lo," jawab Aldi sungguh-sungguh.

Alta menepuk pundak Aldi. "Santai. Kalo butuh bantuan bilang aja sama gue," ujarnya.

Aldi hanya mengangguk dan tersenyum tipis. "Sebenernya nyokap gue udah nikah lagi, Bang."

Alta melihat raut wajah Aldi yang tampak tak seperti biasanya. Seperti sedang menanggung sebuah beban yang tak dirinya harapkan. Untuk itu Alta hanya diam menunggu Aldi melanjutkan kalimatnya.

"Nyokap gue nikah sama duda kaya raya. Dia juga biayain seluruh pengobatan adek gue. Jadi lo nggak perlu khawatir lagi Bang," imbuhnya sedikit mengulas senyum.

"Bagus kalo gitu, gue ikut seneng. Kalo ada apa-apa, jangan sungkan bilang sama gue," balas Alta menepuk pundak Aldi.

Dalam hati Aldi merasa bersalah dan serba salah. Selama ini Alta lah yang selalu membantunya dalam hal apapun, terutama hal ekonomi. Aldi memang terlahir dari keluarga broken home, dan semenjak kepergian sang ayah keluarganya mulai kesulitan ekonomi. Ditambah dengan adiknya yang menderita gagal ginjal membuat kebutuhan semakin membengkak. Dan dengan baik hatinya Alta dan keluarganya membantu mereka. Orang tua Alta sebagai pemilik rumah sakit Atmawidjaya membebaskan adik Aldi dari biaya pengobatan yang mahal.

ALTAQILA [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن