44. Nyawa dibalas Nyawa

140 11 1
                                    

Selamat sore bestii, selamat menikmati senja😍
-
Vote aja dulu, bacanya kalau udh senggang🤭
-
O'iya. Jngn panggil aku Thor ya guys. You can call me 'Bon'.
-
Dan untuk pembaca setiaku, ku namai kalian Abon alias 'Anak Bonda'😁

-
-
Happy Reading!!______________________________________

Kamu terlalu berharga untuk dikenang. maka dari itu, ku mohon jangan hilang.


✯✯✯


DOR!!

Darah segar muncrat dari kepala seorang remaja yang perlahan limbung ke lantai.

"NYAWA DIBALAS DENGAN NYAWA!" ucapnya penuh dendam.

"ALTA?!"

"QILA?!"

Daniel menghampiri Alta yang sudah tidak sadarkan diri. Darah terus mengalir dari luka tusuk cowok itu. Ia menekan luka di tubuh Alta guna menghentikan pendarahannya.

Sedangkan Qila, ia tidak merasakan apapun. Padahal, suara tembakan tadi jelas terdengar di telinganya. Apa sekarang ia sudah berada di alam yang berbeda? Qila tidak merasakan sakit sedikitpun di tubuhnya. Perlahan, Ia memberanikan diri membuka kedua matanya. Qila terbelalak ketika melihat Reno sudah bersimpuh darah di atas lantai.

Sementara di ujung pintu masuk, dua orang pria paruh baya berdiri dengan gagah. Salah satu dari mereka menurunkan senapan yang sempat digunakannya. Kemudian berjalan ke arah gadis yang menatapnya haru.

"Pa..Paa.., Papa...," rengeknya. Air mata Qila kembali jatuh. Setelah pria paruh baya itu membuka ikatan di tubuhnya. Qila langsung memeluk Abraham. Tubuhnya bergetar hebat. Tangisnya tumpah dalam pelukan sang Papa.

"Ma'afin Papa, sayang... ma'af Papa sedikit terlambat," ucap Abraham seraya balas memeluk putrinya yang masih terisak.

"Angkat tangan, atau saya lubangi kepalamu!" kata seorang pria paruh baya dengan setelan baju polisi. Dia adalah Darma Sanjaya, sahabat Abraham, sekaligus ayah dari teman anaknya. Reynaldi Sanjaya.

Sementara, Garry  yang sempat terperanjat berdecih kesal, ia mengangkat kedua tangannya lalu beringsut mundur. Saat ia mencoba untuk kabur, dua pria berbadan besar dan berpakaian serba hitam lebih dulu mencegahnya.

"Brengsek!" umpat Garry.

"Jangan harap kamu bisa lolos, Nak," kata salah satu anak buah Abraham.

Setelah menelpon ambulance, Rey menghampiri Alta dengan wajah yang tidak bisa dikatakan santai. "Ta? Ta bangun, Ta! Alta?! Lo harus bertahan Ta, gue mohon..."

Rey menepuk-nepuk wajah Alta. Namun, tak ada respon sedikitpun. Wajahnya terlihat pucat pasi. Rey memeriksa denyut nadinya yang terasa sangat lemah. Hal itu jelas menambah kekawatiran Rey.

"Alta! Pa, Alta. Tolong dia, Pa..." Qila langsung melepas pelukan Papanya dan beralih ke Alta.

"Ta... Bangun... Kamu nggak boleh kayak gini, kamu harus bertahan, ya!" ucap Qila lirih. Ia memegang erat tangan kekasihnya dengan air mata yang tak bisa ia hentikan.

Tak berselang lama, ambulance datang, seorang perawat turun dari mobil dan langsung memberikan pertolongan pertama sebelum membawa Alta masuk ke dalam mobil.

Abraham menepuk pundak Darma. "Kamu urus berandal satu ini. Sisanya saya yang beresin," tegas Abraham kepada Darma.

"Siap. Santai, kaya sama siapa aja."

ALTAQILA [END]Where stories live. Discover now