42. Alasan

112 11 10
                                    

Harap bijak dalam membaca ya😘

Happy Reading!!

✯✯✯



Dua tahun yang lalu...

Remaja berusia lima belas tahun itu menyeret koper di sisi tubuhnya menuju rumah mewah bergaya Eropa. Ia menghentikan langkah di depan pintu yang masih tertutup rapat. Butuh tiga kali ketukan agar sang pemilik rumah membukakan pintu tersebut.

"Oh my God! How are you bro?!" pekik seorang yang membukakan pintu. Dia Garry. cowok dengan setelan kaos oblong dan celana pendek itu spontan menghamburkan pelukan pada cowok yang ada di depannya.

"Lo kenapa nggak ngabarin gue? Kan bisa gue jemput di Bandara!"

"Gue capek, ngobrolnya entaran deh. Bawain nih!" titah Reno. Perjalanan Paris-Indonesia membuatnya cukup lelah dan ingin segera merebahkan diri.

"Dasar bocah songong lo!" sungut Garry. Namun, ia tetap membawakan koper Reno dan berjalan di belakang cowok itu menuju kamarnya.

Setelah sampai di kamar Garry, Reno mengeluarkan sebuah foto keluarga. "Bantuin gue cari tahu tentang keluarga Dininghrat, ini sebagai petunjuk!"

Garry sontak mengangkat kedua alisnya. Jelas dia mengenal keluarga Dininghrat, sebab ketua geng motor yang diikutinya adalah salah satu dari keluarga Dininghrat. Melihat wajah kebingungan Garry, Reno pun terpaksa menjelaskan apa maksud dan tujuannya pindah ke Indonesia.

"Jalang ini yang udah buat gue jadi yatim piatu!" Reno menunjuk seorang wanita paruh baya di dalam foto tersebut.

Garry cukup tahu banyak tentang apa saja yang telah terjadi dalam keluarga Reno. Meskipun mereka terpisah jarak yang cukup jauh, keduanya sering berkomunikasi. Bahkan, tak jarang Garry dan Reno saling menceritakan permasalahan mereka masing-masing.

Garry bisa mengerti bagaimana perasaan Reno saat ini. Ia harus melihat ibunya kehilangan kewarasan ketika mengetahui suaminya berselingkuh. Lalu, Roy yang berniat menemui anak hasil perselingkuhannya harus kehilangan nyawa saat pesawat yang ia tumpangi lepas kendali.

Setelah mengetahui kematian suaminya, Mama Reno akhirnya nekat bunuh diri. Di usia yang masih belia, usia tiga belas tahun, Reno harus mengikhlaskan kedua orang tuanya kembali kepada sang pencipta. Sejak saat itulah rasa dendam tertanam di hatinya. Ia pun mulai mencari tahu tentang Valleri dan keluarganya.

"Rumah gue hancur karena dia! Dan gue bakal pastiin, dia merasakan kehilangan yang sama dengan apa yang gue rasain!"

Mata Reno memerah, dadanya naik turun dengan hembusan nafas yang tak beraturan. Dendam telah bersarang di dalam dada. Membuat tekadnya begitu kuat untuk menghabisi satu persatu milik Valleri.

"Lo yakin mau habisin keluarganya? Lo bisa di penjara kalau ketahuan," kata Garry yang agak ragu dengan niatan Reno.

"Kita main halus, pelan tapi pasti. Pertama, singkirin orang yang paling di banggakan di keluarganya." Senyum tipis terbit di bibir Reno. "Dia ketua geng motor, kan? Gue bisa jadiin lo gantiin posisi dia!"

Garry masih diam, saat itu ia tidak tahu apakah harus membatu Reno atau tidak. Masalahnya, ini akan menjadi tindakan kriminal yang merugikan dirinya jika tertangkap. Namun, ketika kejadian yang menimpa adiknya, dengan senang hati Garry menerima tawaran Reno.

Sejak saat itulah Reno dan Garry mulai menyusun rencana untuk membalaskan dendam Reno pada Valleri, melalui Alta dan Qila. Simbiosis mutualisme. Itulah yang terjadi diantara Garry dan Reno. Jika saat ini Garry membantu untuk menghabisi Qila, maka Reno membantunya untuk membalaskan dendam atas kematian adiknya.

ALTAQILA [END]Where stories live. Discover now