15. Hari Bahagia

185 24 12
                                    

Hello..
Sebenernya ini lanjutan part kemarin, karena kebanyakan jadi aku bikin dua chpt. Wkwk!
Vote&komennya jangan ketinggalan. Hehe

Happy Reading

Selepas Qila ketahuan curi pandang saat Alta menyanyikan lagu Sempurna, Qila dicecar rentetan pertanyaan Dinda, ditambah lagi dengan kehadiran Clarra dan Keysia yang menambah kehebohan diantara ketiganya.

"Anjir-anjir! Gila sih ini, anjir banget. Sejak kapan seorang Alta jadi se-cheesey itu? Parah ini parah!" cerocos Dinda saat keduanya berada di depan ruang Biologi.

Sementara Qila hanya menutup telinganya dengan kedua tangan. "Din, suara lo!"

"Lo ngutang banyak cerita sama gue ya!" Qila hanya menanggapinya dengan senyum. "Jangan senyam-senyum doang lo, ya!"

"Galak bener bu, entar gue cerita elah. Kepo bener sih"

"Gue ketinggalan apaan lagi ini woy?" tanya Keysia dengan logat 'woy' nya.

"Lo berdua tau apa yang gue liat tadi? Gilaaa, merindiiing gue merindiiiing," ujar Dinda mendramatisir.

"Ih, paan sih Din, abis ketemu setan apa gimana lo, pake merinding segala?"

"Ra, lo nggak tau kan, barusan gue abis ngeliat sang Dewa nyanyiin lagu Sempurna buat sang Dewi?"

"Si anying! Nggak usah banyak cing-cong kenapa. Ada apaan?!" Keysia yang mulai jengah menoyor kepala Dinda.

Dinda pun menjelaskan apa yang dilihatnya tadi saat melewati ruang kelas Seni, tentu saja membuat dua orang yang mendengarnya heboh sendiri. Sementara Qila hanya tersenyum malu.

Tring!

Special song for special girl..

Satu pesan masuk, membuat Qila tak henti mengulum senyum. Pesan dari seseorang yang telah membuatnya mabuk kepayang.

Tring!

Aku tebak, pasti lagi senyum sendiri..
Senyum mulu. Udah nanti mataharinya makin terik.

Pesan yang datang masih dari orang yang sama, kali ini isi pesan itu berhasil membuat Qila menampilkan deretan gigi rapihnya.

Jangan nengok, bahaya!

Ia masih memperhatikan room chat yang masih bertuliskan typing di atasnya. Sampai satu pesan masuk itu muncul lagi. Pesan yang membuatnya refleks menoleh ke belakang.

Pria di ujung sana tersenyum mengambil langkah ke arahnya. Satu tangannya tenggelam di saku celana, sementara satunya lagi memegang ponsel.

Ia kembali mengetik di room chat yang sama.

Nah, kan. Udah dibilang bahaya. Berarti fix ya weekend motoran jauh.

Setelahnya kembali memasukkan ponsel tersebut ke sakunya, kemudian ia berjalan dengan kedua tangan dimasukkan ke saku celana. Alta berjalan ke arah gadis yang tengah mengulum senyum malu, diikuti keempat sahabatnya.

(Isi pesan dari Alta untuk Qila)

(Isi pesan dari Alta untuk Qila)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ALTAQILA [END]Where stories live. Discover now