47. Lionkings Berduka

153 13 7
                                    

Pagi gaesshh..

Cukup mendung di langit aja ya,
Di matamu mah jangan. Apalagi dihati🤭
Tapi klo ikut mendung abis baca ini mah boleh bgtt😭
--
Vote aja dulu, bacanya nanti malem, hehe.
--
--
Selamat beraktivitas
--
--
Happy Reading!!

____________________________________

Bintangnya tak lagi nampak.
Gemintangnya tak lagi terlihat.
Langitku kembali gelap.
Saat kau begitu terlelap.

Bulir kembali jatuh di langit nayanika.
Hujani pipi temani kepergian mu.
Ku mohon, bangunlah.
Dan lanjutkan kisah asmaraloka kita.

Pedih yang paling menyedihkan adalah terpaksa melepaskan sesuatu yang tidak pernah ingin kita ikhlaskan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pedih yang paling menyedihkan adalah terpaksa melepaskan sesuatu yang tidak pernah ingin kita ikhlaskan. Lukanya tak terlihat, tapi sakitnya luar biasa hebat.

Kehilangan kembali Qila rasakan. Percayalah, kali ini jauh lebih menyakitkan dari sebelumnya. Bagaimana aku bisa bertahan dalam pedihnya luka yang kau tinggalkan? Kenapa harus secepat ini? Setelah ini, apakah aku bisa kembali pulih tanpa kamu?

Qila terbangun dari pingsannya dan mendapati dirinya sudah ada di ruang rawat rumah sakit. Dengan selang infus yang sudah terpasang di tangan kanannya. Valleri dan Abraham mendekat saat melihat putrinya sadarkan diri.

"Qila? Nak, kamu nggak apa-apa?" tanya Valleri.

Saat Abraham memberitahu tentang apa yang sudah menimpa putrinya, Valleri langsung terbang dari Lombok ke Jakarta. Meninggalkan pekerjaan bisnisnya. Ya, semenjak bercerai dengan Abraham, Valleri memang bekerja lebih keras dari sebelum-sebelumnya. Sampai ia tidak pernah memperhatikan putrinya sendiri.

"Kamu istirahat di sini dulu, ya." titah Abraham.

Qila tidak menghiraukan perkataan orang tuanya. Ia malah membuat orang mereka terkejut ketika mencabut paksa insufan di tangannya.

Baru saja Valleri hendak membuka suara, Qila lebih dulu menyelanya. "Nggak usah repot-repot peduliin aku, acuhlah seperti biasanya."

Tanpa menunggu balasan dari kedua orangtuanya Qila langsung beranjak. Ia menepis tangan Abraham yang mencoba menghentikan langkahnya.  Qila keluar dari kamar tersebut meninggalkan Valleri dan Abraham.

Gadis itu berlari tanpa alas kaki. Kaki kecilnya terus melangkah cepat menyusuri lantai koridor yang dingin. Sesekali, ia menyeka air matanya dengan kasar. Jika Tuhan memberikannya satu permintaan. Dia akan memohon, agar semua ini hanyalah mimpi buruk yang tidak akan pernah menjadi nyata.

"Altaa..."

Ketika sampai di mana tempat Alta berada, Qila melihat semua orang tengah berduka. Natalie yang menangis dalam dekapan Anggara. Allena yang terisak dalam pelukan Daniel. Melly dan inti Lionkings yang tak bisa menyembunyikan kesedihan mereka.

ALTAQILA [END]Where stories live. Discover now