25. First Dinner

119 13 1
                                    

Happy Reading!!

Siang itu seorang wanita paruh baya dan seorang remaja putri tengah asik menonton sebuah film. Sesekali keduanya tergelak saat ada adegan lucu. Qila masih memangku sebuah toples berisikan potato chips yang menjadi cemilan mereka saat ini. Qila Menonton sambil tiduran di atas sofa dengan menjadikan paha Bi Ima sebagai bantalannya.

Ting Tong!!

Suara bel rumah berbunyi untuk ketiga kalinya. Bi Ima buru-buru memindahkan kepala Qila agar ia bisa beranjak. Sementara Qila masih asik dengan tontonannya.

"Non, Non.. ini ada kiriman paket." Bi Ima tergesa-gesa membawa kotak paket berlapis kertas kado bergambar bulan bintang.

"Dari siapa Bi?" tanya Qila tanpa mengalihkan pandangan dari layar tv.

"Waduh, Bibi gak nanya Non, katanya buat Non Qila." Bi Ima menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Lalu kembali duduk di samping Qila.

Qila menerima bingkisan itu dan memperhatikannya dengan seksama, mencari tanda pengirim namun tak tertera. Tanpa membuang waktu ia langsung membuka bingkisan paket itu dengan berbagai pertanyaan di kepalanya.

Mata Qila seketika membulat saat melihat isi kotak tersebut. Ia terperangah melihat gaun elegant berwarna bone white. Di atas gaun itu terdapat setangkai bunga Lily putih yang masih segar.

Qila merentangkan gaun itu lalu menyematkannya di badan seraya sedikit berputar. "Bibi, bagus nggak?" tanyanya antusias.

"Bagus Non. Cantik, jadi inget masa muda Bibi dulu." jawabnya tersenyum.

Saat mengambil gaun tersebut tanpa sengaja ada sebuah note yang jatuh. Qila langsung membaca isi notes tersebut dan senyumnya mengembang seketika.

Isi note's:

First dinner jam 17.00 aku jemput.
Jangan dandan cantik-cantik nanti aku diabetes. Soalnya orang cantik kalo senyum kelewat manis.

Tertanda:
Pacar

Qila menahan senyumnya agar tak semakin mengembang. "Bi Ima yang cantik, Qila naik ke atas dulu ya, Babay!"

Gadis itu berjalan melewati anak tangga dengan euforia penuh cinta. Alta selalu saja membuat hati dan jantungnya berdetak diatas normal. Sialnya Qila suka dan menikmatinya.

Waktu masih menunjukkan pukul 15.00 namun Qila sudah masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri lalu bersiap-siap.

Setelah lumayan lama dia berkutat di meja rias. Qila kembali memperhatikan riasan di wajahnya, takut jika ia terlalu berlebihan. Sampai suara Bi Ima memanggil namanya

"Non.. Den Alta udah nunggu di bawah."

"Iya Bi, bentar lagi Qila turun." jawabnya.

Saat dirasa dirinya sudah rapih Qila menyambar tas yang sudah ada di atas kasur, lalu turun ke bawah menghampiri Alta.

Alta terpukau melihat gadis yang berjalan ke arahnya. Tubuh mungil dengan balutan dress bone white itu terlihat elegant. Dibonusi senyum manis yang tertuju ke arahnya membuat jantung Alta berdetak lebih cepat. Apakah jatuh cinta memang semenyenangkan ini?

"Hey!" Qila melambaikan tangannya di depan wajah Alta.

Hal itu berhasil membuyarkan keterkejutan Alta akan kecantikan wanitanya. Alta berdehem sebelum kembali menormalkan raut wajahnya.

"Ayo!" ajak Alta.

Qila menerima uluran tangan Alta lalu berjalan ke arah mobil yang terparkir. Pria itu membukakan pintu mobil untuk Qila.

ALTAQILA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang