17. Weekend with You

169 16 2
                                    

Holla, I'm back!!

Selamat bermalam Minggu..

Seperti biasa ya tinggalkan jejak!

Bintang dan komen kalian moodboster-ku☺️

✯✯✯

Happy Reading

_________________________________

Sesuai dengan chat paksaannya tempo hari. Weekend ini Alta benar-benar menepati ucapannya, untuk mengajak Qila jalan. Di hari Minggu ini, pagi-pagi sekali Alta sudah berada di rumah Qila. Menunggu gadis itu untuk bersiap-siap. Alta tidak memberitahu Qila ke mana mereka akan pergi, hal itu sedikit membuat Qila kesal sendiri.

Alta duduk di kursi ruang tamu, ditemani seorang perempuan seusia Mamanya. Itu Valleri, Mama Qila.

"Kamu ini anaknya Anggara sama Natalie kan, sejak kapan dekat dengan Qila?" tanya Valleri.

Alta tersenyum seraya mengangguk. "Iya, Tante. Kita deket semenjak Qila pindah sekolah, saya Kakak kelasnya, Tan."

"Kamu suka sama anak Tante?"

Satu pertanyaan Valleri yang membuat Alta tertegun dan lumayan kaget. Namun, ia berusaha menormalkan ekspresi di wajahnya. Karena jujur, untuk saat ini dia sendiri masih belum yakin dengan perasaannya sendiri.

Tapi Alta tidak ingin mengambil resiko lain, akhirnya ia mengangguk pelan sebelum menjawab, "Kalo diizinin saya ingin lebih dari sekedar suka Tan, karena dia terlalu berharga hanya untuk di sukai." Alta tersenyum tulus sebelum melanjutkan kalimatnya. "Saya mau lindungin dia dari apapun. Dan saya mau jadi obat untuk lukanya yang tak nampak."

Valleri menatap manik hitam legam pria di hadapannya, mencari suatu kebohongan dari apa yang pria itu katakan. Namun, yang ia temukan hanyalah ketulusan dari setiap kalimat yang Alta lontarkan. Hal itu membuat air mata Valleri luruh begitu saja.

"Tolong jaga dan lindungi anak Tante, Nak!" pinta Valleri setelah mengusap air matanya.

"Tanpa diminta pun itu yang akan saya lakukan, Tan." Valleri hanya tersenyum mendengar jawaban yang keluar dari mulut pria itu.

Jujur saja berbagai macam pertanyaan bersarang di kepala Alta. Ingin rasanya ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu pada Mama Qila saat ini. Namun, Alta tidak ingin disebut lancang karena terlalu mencampuri urusan keluarga mereka. Yang terpenting baginya saat ini adalah senyum gadis itu tak boleh luntur apalagi terganti dengan air mata.

Qila yang sudah rapih berjalan menuruni anak tangga, lalu menghampiri Alta dan Mamanya. Valleri memperhatikan anak gadisnya yang tengah tersenyum, senyum yang sudah lama tak ia lihat.

"Ma, Qila pergi dulu ya," pamitnya seraya mencium punggung tangan Valleri.

"Tante, kita berangkat ya." Alta ikut menyalami punggung tangan Valleri.

Valleri mengangguk lalu mengusap punggung pria itu. "Hati-hati. Jagain anak Tante, ya."

Alta membalasnya dengan senyum dan anggukan mantap, lalu setelah itu keluar bersama Qila.

✯✯✯

"Kita mau ke mana?"

"Bandung."

"Hah, serius? Beneran?!"

Alta tersenyum di balik helm full face-nya. "Jangan loncat-loncat kalo nggak mau mati muda!" tegur Alta saat motor yang di kendarainya seketika oleng akibat ulah gadis di belakangnya yang terlampau senang.

ALTAQILA [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt