the red hair

1.2K 86 0
                                    


Gulp...

Terlihat Rian yang sedang menelan ludahnya karena terdapat banyak sekali makanan mewah yang dihidangkan di hadapannya.

Di meja yang dia tempati itu ada empat orang lainnya yang sedang memperhatikannya,

Disana dia berkeringat dingin, bukan karena dia sedang diancam akan tetapi karena keluarga yang memberikan dia makanan sebanyak dan seenak ini terlalu baik kepadanya.

"Aku harus bagaimana." Ujar Rian didalam hati.

Sebenarnya apa yang sebenarnya terjadi saat ini?, Mati kita lihat beberapa waktu sebelumnya.

Beberapa menit yang lalu.

Disaat aku turun dari kereta kuda itu, aku langsung disambut oleh seorang laki-laki berambut merah dengan pedang yang berada di belakang punggungnya.

Disaat bangsawan gemuk nan gempal itu turun setelah diriku, dia langsung memeluk laki-laki berambut merah itu.

Setelah dilihat sekilas entah mengapa aku merasa bahwa  laki-laki itu adalah anak dari bangsawan gempal ini.

Bangsawan itu sepertinya menceritakan sesuatu sembari menunjuk ke arahku, kepada laki-laki berambut merah itu.

Ya dan sepertinya dugaanku benar bahwa dia adalah anak bangsawan itu, bukan hanya karena warna rambut dan kulitnya yang sama.

Akan tetapi dia sepertinya sangat mirip dengan ayahnya jika berterima kasih pada seseorang, yaitu dengan cara menundukkan kepalanya sembari mengatakan sesuatu yang tidak aku mengerti.

Aku memegang pundak laki-laki yang sepertinya seumuran denganku itu, lalu aku hanya tersenyum untuk membalas perkataan yang mulai tadi aku tidak mengerti itu.

Melihat senyumanku sepertinya dia sudah lega, lalu dia memegang tanganku dan menarik diriku masuk kedalam rumah megah itu.

Sebelum masuk ke dalam rumah, aku diajak berjalan-jalan mengelilingi taman yang sangat luas, mulai dari taman di depan rumah megah itu sampai ada lapangan yang sepertinya sebagai tempat latihan khusus pedang.

Disana aku melihat banyak ksatria yang sedang bercanda dan menikmati makanannya di pinggir lapangan itu.

Ada beberapa hal yang membuatku tertarik dengan lapangan latihan ini, selain ukurannya yang cukup luas dan ada sebuah tiang yang berukuran pendek dan tebal sepertinya digunakan untuk latihan pedang.

Disaat aku berjalan-jalan tiba-tiba laki-laki berambut merah itu menyuruhku berhenti, ya aku turuti saja.

Disaat itu dia menunjuk ke salah satu tiang itu, akupun menoleh tanpa mengetahui apa yang akan terjadi.

Tiba-tiba laki-laki berambut merah itu mengangkat tangannya dan mengucapkan kata.

"[FIRE SWORD]"

sebuah pedang api yang berukuran cukup panjang muncul diatas kepala laki-laki berambut merah, dia mengambil pedang itu lalu melesat ke arah tiang kayu tempat latihan berpedang.

Jejak kaki dari laki-laki itu meninggalkan bekas gosong atau terbakar, laki-laki itu langsung menebas tiang kayu itu secara membabi buta.

Walau terlihat seperti serangannya tidak beraturan akan tetapi sebenarnya aku menyadari bahwa setiap gerakan yang digunakan untuk menebas itu adalah gerakan yang rapi serta mematikan.

Ulu hati, kepala dan beberapa organ fatal lainnya, lelaki itu terus menyerang tiang kayu itu hingga hanya tersisa abunya saja.

Semua ksatria yang berada disitu bertepuk tangan kepadanya, dia hanya tersenyum dan berjalan kembali ke arahku.

Rian's journey in another worldDonde viven las historias. Descúbrelo ahora