WHERE IS THE SLIME?

115 7 8
                                    


"Hmm.. apa ini hutannya?."tanya Rian sembari menggaruk kepalanya.

"Seharusnya sih iya, tapi entah kenapa hutannya seperti terlihat biasa saja."ujar Alexander sembari membolak-balik peta yang dia pegang.

"Krauk...Mungkin kita harus masuk lebih dalam."timpal Sera sembari memakan apel yang dia beli tadi.

Rian dan Alexander sedang mencari keberadaan slime yang ada di hutan itu, sementara Sera hanya diam dan memakan apelnya.

Slime merupakan jenis monster yang hidup di daerah rawa yang dipenuhi dengan material organik yang membusuk atau tempat lembab seperti gua.

Karena orang di dunia ini tidak mengerti bakteri jadi Rian mempelajari apapun tentang slime dan mendapati slime bisa menjadi indikasi jika tempat yang mereka huni tercemar oleh berbagai bahan organik dan berpotensi menjadi sarang banyak bakteri.

Rian menyimpulkan ini karena kebiasaan kebanyakan slime yang sering memakan bangkai dan kebiasaannya yang hampir mirip dengan seekor larva dari serangga bernama belatung ekor tikus.

Dan para slime bisa menjadi kelompok invasif.

Invasif memiliki arti organisme bukan asli dari suatu ekosistem yang mengkolonisasi habitat tertentu dan menimbulkan kerugian pada hewan asli.

contoh sekolompok kura-kura Brazil yang terlepas dan tinggal di sungai Indonesia bisa mengakibatkan persaingan dengan penghuni asli sungai tersebut, dengan beberapa keuntungan yang dimiliki kura-kura Brazil dia merugikan dan berpotensi menghancurkan ekosistem di sungai.

Kembali ke slime, slime bisa menjadi invasif karena mereka memiliki adaptasi tinggi, mereka tidak pilih-pilih dalam makanan gak kayak kalian, jadi slime mampu memakan atau mencerna material organik apapun.

Mereka memiliki banyak kelemahan terutama tidak tahan terhadap panas karena tubuhnya Yang sebagian besar adalah lendir cair ketika terkena sinar matahari lebih dari satu jam maka tubuh slime akan menguap dan tewas oleh karena itu mereka lemah terhadap api atau apapun yang bersifat panas.

sebenarnya Rian bingung kenapa makhluk ini hidup di darat padahal mereka memiliki sifat atau ciri-ciri tubuh yang sama dengan ubur-ubur yang ketika terkena sinar matahari secara langsung pasti akan lekas menguap.

Dan misi Rian bersama Sera dan Alexander adalah membasmi slime invasif yang seharusnya dari tadi mereka menemukan slime invasif ini tapi entah kenapa tidak.

Jadi mereka mengelilingi area hutan tapi tidak menemukan apapun selain burung yang berkicau dan hewan kecil di sana.

"Eh..apa kalian udah mendengar tentang Hunter muda bernama LUIS VOLTEIRA?."Alexander mengambil topik pembicaraan.

"Hmm, apa maksudmu si pengguna tombak dan sihir listrik itu?."Sera bertanya.

"Ya!!, Dia dalam dua bulan sudah naik 2 tingkat yaitu rank C, Dia bahkan digadang-gadang bisa menjadi Hunter kuat padahal baru seumuran kita!."balas Alexander dengan antusia.

"Hei, aku tidak tau apapun tentang Luis atu siapapun tapi sepertinya kita harus memeriksa bagian sana."ujar Rian menunjuk sebuah gua gelap.

Sera dan Alexander lantas menoleh ke arah yang ditunjuk Rian, mereka melihat gua yang cukup besar.

"Tunggu di peta ini tidak pernah ada gua itu?, Apakah peta ini salah?."tanya Alexander yang sedang melihat petanya.

"Ya, sepertinya begitu."balas Rian dengan singkat.

"Hei, aku merasa ada yang aneh lebih baik kita pulang saja dan melaporkan tidak ada slime invasif."ujar Sera yang tiba-tiba merinding.

"Tidak, kita akan menyelesaikan ini karena kita sudah mengambil misi."Rian menegaskan misinya.

"Kau ngomong gitu tapi kenapa kakimu terus gemetaran ahahaha."Sera menunjuk ke kaki Rian yang memang gemetar.

"Hei aku cuma gugup karena ini misi pertamaku."balas Rian yang sedang mengelak.

"Haha, sudah jangan banyak bicara lebih baik kita segera menyelesaikan misi ini."ujar Alexander mengambil pedang rantainya dari punggung.

Sera dan Rian mengangguk setuju mereka bertiga lantas bersiap-siap dan mulai masuk kedalam gua besar nan pengap itu.

"Tidak ada apa-apa disini."ujar Sera.

"Kau masih di mulut gua! Sini masuk ke dalam!."ujar Alexander berteriak, meminta Sera masuk lebih jauh.

"Hei Alexander, lihat ada lendir disini."Rian menunjuk pada sebuah bekas lengket menempel di dinding.

Mendengar hal itu Alexander menoleh dan bergegas untuk mendekati Rian.

"Ini bekas slime."ujar Alexander sembari menyentuh lendir itu.

"[FIRE BALL]"Rian merapalkan sihir api untuk membantu melihat di dalam gua yang gelap.

"Dan ada lebih banyak di dalam." Rian menyinari gua yang gelap dengan sihir apinya.

Terlihat banyak bercak lendir slime yang menempel di lantai ataupun langit-langit dan dinding gua, Rian menahan muntah karena jijik dengan apa yang ada di hadapannya, lendir lengket seperti ini membuat Rian mual.

"Ini aneh, seharusnya memang ketika mereka berjalan akan meninggalkan bekas lendir, tapi daripada seperti jejak ini terlihat seperti slime yang dihancurkan." Ujar Alexander sembari melihat sekitar, dengan tatapan tajam.

"itu benar, ini terlihat seperti dihancurkan tidak lebih tepatnya di tumbuk oleh benda tumpul seperti palu atau apapun."balas Rian yang sedang menunduk memperhatikan bekas lendir itu, Manahan mualnya.

"Dan ini masih basah, biasanya slime mati akan mengering dalam waktu kurang dari 2 jam itu bisa semakin berkurang ketika terekspos matahari, jadi slime yang ada disini baru dibunuh." Ujar Alexander dengan serius.

"Apa kalian sudah menemukan slimenya?."tanya Sera yang tiba-tiba muncul dari belakang.

"Ah, ya kami menemukan beberapa bekas slime yang aneh."Rian menunjuk ke banyak bercak di dinding.

Seakan sudah paham Sera langsung mengangguk dan mulai waspada, aneh sekali kenapa banyak slime yang dibunuh apakah ada Hunter lain selain mereka?, Kata-kata itu terus terulang di kepala Rian.

Masuk lebih dalam kedalam gua mereka bertiga semakin dibuat terkejut, bukan hanya bekas slime tapi banyak bangkai hewan seperti serigala,sapi,rubah yang sudah membusuk.

Rian dan Alexander sempat menyangka ada monster lain yang tinggal disini dan memakan serigala atau hewan di hutan ini.

tapi dilihat lagi hewan ini daripada dimakan lebih tepat di bedah untuk diambil organ dalam.

"Apa ini?, Ini semakin rumit? Apa yang sebenarnya terjadi?!." Alexander terkejut bukan main

dia tidak habis pikir akan melihat pemandangan yang membingungkan seperti ini.

"Lebih baik kita pulang saja dan melaporkan ini semua."ujar Sera yang bergidik merinding.

"Aku setuju dengan pendapat Sera."timpal Rian sembari mengawasi seisi gua.

Alexander hanya mengangguk setuju, seakan masih mengganjal di kepalanya apa yang terjadi di dalam gua ini sebenarnya, dia kembali menyentuh lendir di dinding gua.

"Ini rumit sekali, apa yang sebenarnya terjadi disini?."ujar Rian yang berdiri di samping Alexander.

"Entahlah, yang jelas ada yang aneh."Alexander mengalihkan pandangannya.

"Hey, ayo cepat! Aku tinggal nih." Ujar Sera yang sudah ada di depan mereka.

Mendengar Sera yang sepertinya sudah ingin cepat-cepat pergi dari tempat aneh itu.

Lalu Alexander dan Rian menyusul dari belakang, mereka bertiga berjalan bersama ingin keluar dari gua itu.

"Uhuk..uhuk."

Tiba-tiba Rian batuk, Alexander dan Sera hanya menganggap itu hanya batuk biasa.

sebelum mereka menoleh ke arah Rian yang dadanya sudah berlumuran darah tertusuk oleh semacam benda tajam besar.

"Hei apa yang terjadi?!!."

Rian's journey in another worldWhere stories live. Discover now