SCREAM.

90 9 6
                                    


"Grrr!...."

Monster itu menggeram kepada mereka semua, Rian dan yang lainnya hendak menyerang monster itu secara bersamaan.

[DESTROYAH]

Sera maju duluan melancarkan serangannya kepada monster itu, tapi dengan cepat sang monster menghindar akan tetapi Luis datang dengan serangan tombak melukai dada monster itu.

Darah mengucur keluar dari dada sang monster tapi perlahan luka itu beregenerasi menutupi bagian yang terluka.

ketika monster itu hendak mundur gerakannya tertahan oleh rantai pedang Alexander membuatnya berhenti, monster itu hendak memberontak agar tidak mengulangi kesalahan yang sama Alexander mengikat erat monster itu.

[FIRE SPEAR].

sebuah tombak raksasa muncul di atas kepala Rian lalu dengan cepat tombak itu melesat di arahkan ke monster yang terikat rantai Alexander.

Bagian ujung panas nan tajam tombak api tepat sasaran  mengenai kepala sang monster membuatnya meledak seketika seperti kembang api yang indah dengan cipratan darah panas kemana-mana.

Tapi bukannya mati karena kepala hancur , monster itu justru melepaskan tangannya dan menarik rantai Alexander menyebabkannya terlempar membanting gua.

Kepalanya perlahan tumbuh kembali, membuat Rian dan yang lain hanya bisa kembali melawannya.

"Sialan!, Aku sudah membakar monster ini! Tapi kenapa monster ini regenerasinya cepat  sekali!."ujar Alexander dengan tubuh yang dikelilingi api.

"Entahlah, aku berkali-kali menembakkan sihir api atau Cahaya tapi tetap saja tidak berguna."ujar Rian yang kelelahan.

Saat ini posisi Rian sedang berada di belakang bersama Elena dikarenakan walau sudah disembuhkan secara fisik oleh Elena tapi mana Rian tetap masih kosong jadi dia harus berada di belakang melancarkan serangan jarak jauh.

Alexander,Luis dan Sera berada di bagian depan menghadang serta melawan monster itu secara langsung.

Monster itu merengsek maju menyerang ke arah Luis yang lengah tapi dengan cepat Sera langsung menghantam tubuh monster itu dari samping.

Ketika monster itu terpental tentakel gelap Rian menyabet kaki sang monster lalu di banting ke lantai dan dilemparkannya ke Alexander yang sudah bersiap dengan pedang tajam yang terhunus kedepan.

Detik-detik sebelum terkena tebasan Alexander, sang monster langsung menggigit bilah pedang itu dan mencakar langsung tubuh Alexander.

Alexander mundur kebelakang memegangi dadanya yang terluka tapi tiba-tiba ekor tajam monster itu langsung mengarah ke kepala Alexander.

Clank!...

Gerakan ekor tajam itu dihentikan oleh Luis dengan tombaknya dan Rian yang menggunakan pedang cahaya kendali jarak jauh.

Ekor tajam monster itu memiliki panjang sekitar 12 meter ketika menyerang yang menutupi kelemahan monster itu dalam pertarungan jarak jauhnya.

"Tanganku keram, sialan." Gumam Luis.

Rian hendak berjalan menghadapi melawan monster itu dengan sihir api yang menyelimuti tangannya.

Tapi dia kesusahan karena terus menghindari serangan monster itu akibat jangkauan ekor tajam nan cepat milik monster itu seperti cambuk yang siap membunuh siapapun.

"Sial, kita harus bisa menyerangnya!." Seru Alexander.

"Coba saja masuk kesana, kalau kau mau jadi telor arak-arik." Balas Luis.

Mereka jengkel melihat monster itu terus mengibaskan ekornya seperti cambuk membuat lingkaran 12 meter yang tidak bisa membuat siapapun yang masuk kedalam areanya akan menjadi  daging cincang.

"Intinya ada di ekornya"ujar Elena yang tiba-tiba muncul di samping Rian.

"Kau benar, dan itu part paling menjengkelkan."balas Rian menatap monster itu yang sedang bertarung dengan Alexander.

Rian menjadi sedikit kasihan dengan Alexander karena menjadi incaran monster itu, sementara Luis yang hendak menyerang monster itu tidak bisa mendekatinya karena ekor tajam monster itu, sepertinya sang monster sudah mengunci Alexander sebagai lawannya.

Alexander berkali-kali membakar monster, Sera hendak menyerang monster itu tapi tidak berguna juga karena dia tidak bisa berkutik melawan mosnter itu, dia harus menjaga jarak dengan ekor tajam sang monster.

"Hei pinjamkan aku mana mu."ujar Elena dengan muka datar.

"Apa maksudmu? Untuk apa aku melakukan itu?"tanya Rian, tidak mengerti maksud Elena.

"Kau akan tahu setelah melihat ini."

Sebuah buku tebal yang diselimuti aura biru perlahan keluar dari tas pinggang yang dibawa elena perlahan buku itu mengambang di samping kepala Elena dan menyelimuti tubuhnya dengan aura biru.

Ketika Elena menyentuh buku itu, perlahan dari kumpulan debu-debu cahaya biru membentuk sebuah tongkat kayu dengan kristal berwarna biru di atasnya muncul di tangan Elena, lalu buku itu dilepas membiarkannya mengambang di dekatnya.

"Pinjamkan mana mu padaku, sentuh tanganku dan kau akan tahu apa maksudku."Elena menjulurkan tangan yang diselimuti partikel biru kepada Rian.

Monster yang menyadari akan ada keanehan ditempat Rian lantas monster itu meninggalkan Alexander yang kebingungan dengan kuda-kuda berpedangnya.

Luis dan Sera yang melihat monster itu melesat ke arah Elena dengan niat membunuh tidak tinggal diam, dia langsung menghadang mosnter itu dengan sigap.

Ketika Luis hendak mengarahkan tombaknya dan Sera hendak meninjunya, monster itu langsung melewati Luis dan Sera dengan cepat bahkan sebelum mereka berdua menyadarinya.

Mereka berdua terkejut dengan akan hal itu.

"Sial?! Apa-apaan itu?!."Luis menoleh ke belakang melihat monster itu.

Luis yang panik melihat monster itu hendak mengejarnya tapi terlambat monster itu sudah ada di depan Elena dan hendak mencakarnya dengan kuku melengkung tajamnya.

Detik-detik sebelum cakar itu mengenai wajah Elena, Rian yang bahkan tidak sadar bahwa monster itu ada di hadapannya menyentuh tangan lembut Elena.

sesaat sebelum monster itu mencakar Elena tubuh sang monster terhempas ke depan oleh pukulan tongkat miliknya, membuatnya terbentur ke tembok gua dengan keras.

"A.. apa-apaan itu?."tanya Rian yang terkejut.

"Hahaha...kau pasti kaget ya, tapi kau akan lebih kaget lagi dengan ini." Elena menggenggam lebih erat tangan Rian.

Elena mengarahkan tangannya ke depan, sembari melihat 3 orang di hadapannya yaitu Sera,Luis dan Alexander yang kelelahan.

"GIVE STRENGTH".

Sebuah kata singkat yang berpengaruh besar bagi pertarungan ini.

Tubuh Alexander,Sera dan Luis diselimuti aura berwarna biru gemerlap menerangi gua gelap itu.

"Hei, kenapa tubuhku terasa semakin berenergi."ujar Sera yang melihat tangannya yang diselimuti aura biru.

"Tunggu sebentar...hei, bukannya ini sihir tipe buff?!."ujar Alexander yang sangat terkejut.

Rian's journey in another worldWhere stories live. Discover now