KING

80 5 3
                                    

Kedua Tangan Rian diikat dengan tali membelakangi tubuhnya, dia menginjakkan kaki di sebuah lorong panjang dengan tembok kokoh nan mewah, Rian berpikir jika istananya semegah ini bagaimana dengan raja yang memimpin kerajaan ini? Sehebat apa dia?.

Saat ini dia sedang diikat dan digiring untuk pergi menemui sang raja dari kerajaan Farta, di hadapannya hanya ada punggung besar wolf yang memandu dia dan dua orang prajurit yang menjaga ketat dirinya.

Lalu setelah beberapa menit berjalan mereka berhenti di hadapan sebuah pintu raksasa mewah dengan taburan emas, ukiran gandum dan beberapa tumbuhan pangan yang menjadi komoditas utama dari ekonomi kerajaan Farta menjadi hiasan dari pintu itu.

Seakan menunjukkan pada siapapun yang mendatanginya bahwa kerajaan Farta adalah kerajaan pangan terbesar di benua ini.

Wolf membuka pintu besar itu dengan kedua tangannya, pintu terbuka lebar menampilkan sebuah ruangan megah di dalamnya, Rian terdiam sesaat memperhatikan ruangan besar itu dari luar.

Sebelum seorang ksatria memukul kepalanya."hei kenapa diam saja?! Masuk!."sentak ksatria itu membuat Rian terkejut.

Jika bukan karena perintah Samuel yang merupakan ayah angkatnya mungkin Rian sudah mengalahkan kedua prajurit besi ini dan kabur tapi dia memilih untuk menuruti perkataan Samuel.

Sampai akhirnya dia melangkah masuk kedalam ruangan megah itu, mewah itu kata pertama yang ada dipikiran Rian.

Ruangan indah dengan ukiran dan hiasan mewah berada di dinding tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, sungguh sangat nyaman dilihat oleh mata yang memandanginya.

Lalu wolf dan prajurit yang menggiring Rian langsung menunduk, Rian yang fokus mengangumi ruangan itu lantas kaget ketika tubuhnya ditarik untuk menunduk.

Ketika dia menoleh terlihat seorang pria yang duduk di sebuah singgasana menatap dirinya dengan tatapan tajam seakan ingin memangsa dirinya.

"Lapor Baginda raja, anak yang anda perintahkan sudah saya bawa ke hadapan anda."ujar Wolf kepada sang raja.

Sang raja tidak berkata apa-apa dan hanya menggerakkan jarinya, seakan paham lantas Wolf pergi dari tempatnya dan berdiri di depan pintu besar tadi sembari menyuruh para prajurit bersamanya.

Meninggal Rian yang masih tertunduk di hadapan sang raja dengan ikatan di tangannya, dia tertunduk diam bahkan kakinya gemetaran hingga keringat dingin membasahi wajahnya.

Rian tidak tau mengapa dia bisa seperti ini, ini pertama kalinya dia ketakutan di hadapan seseorang yang bahkan tidak ditatap oleh dirinya seakan dia adalah rusa terluka yang menunduk di hadapan sang singa.

"Berdiri." Suara dingin nan tegas dari sang raja menembus kulit Rian dan tanpa pikir panjang dia langsung berdiri sesuai yang diperintahkan.

Rian mencoba menatap wajah sang raja tapi ketika melihat wajah dari sang raja dia langsung menunduk takut seakan tubuhnya memberi tahu bahwa yang ada dihadapannya adalah orang yang sangat kuat.

Rian mencoba menatap wajah sang raja tapi ketika melihat wajah dari sang raja dia langsung menunduk takut seakan tubuhnya memberi tahu bahwa yang ada dihadapannya adalah orang yang sangat kuat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa benar kau yang membunuh cacing raksasa yang menyerang kota tadi siang?."tanya sang raja dengan tatapan tajam pada Rian.

"I...iya."jawab Rian terbata-bata.

"Apa kau sedang bercanda denganku? Bagaimana mungkin anak kecil sepertimu bisa mengalahkan monster itu?."tanya sang raja kembali kali ini dengan nada yang dinaikkan.

"Tidak...sa..saya tidak berbohong." Jawab Rian, keringat dingin mengucur deras dan kepalanya seakan semakin berat dan hanya bisa terus tertunduk.

"Tatap wajahku."ujar sang raja dengan suara dingin.

Mendengar itu walau sedikit kesusahan, perlahan Rian mengangkat wajahnya dan menatap wajah sang raja yang tengah memperhatikannya dengan tatapan tajam.

"Apa kau tau apa saja kesalahanmu?" Tanya sang raja kepada Rian.

"Ti..tidak."jawab Rian sembari menggelengkan kepalanya.

Sang raja menarik nafas berat lalu menatap Rian yang berada di hadapannya.

"Ada dua, dan kau tau apa saja itu?."tanya sang raja seakan menahan amarahnya.

"A..apa itu Baginda raja?."tanya Rian gemetaran.

Raja mengangkat 1 jarinya dan mulai berkata."kesalahan pertamamu adalah kau hanya mementingkan dirimu daripada orang lain".sang raja menatap kembali mata Rian yang ketakutan.

"Kau memiliki kekuatan yang besar, tapi kau hanya mementingkan kesenanganmu tanpa peduli bahwa bangunan yang hancur serta orang-orang di dalamnya."raja menggerakkan giginya tak bisa menahan amarah.

Rian hanya meneguk ludahnya sendiri dan menatap lesu ketakutan terhadap sang raja yang sedang marah.

"Kesalahan keduamu."sang raja menambah 1 jarinya.

"Kau terlalu arogan."nada bicara sang raja seketika berubah menjadi sangat dingin, auranya hingga menembus tulang Rian.

"Kau tau kenapa?"tanya sang raja.

Rian menggelengkan kepalanya dengan perlahan.

"Kau diberkahi kekuatan yang kuat dan luar biasa tapi itu yang menjadi kelemahan darimu, itu membuatmu menjadi sombong dan arogan dan menganggap dirimu adalah yang terkuat."ujar sang raja menarik nafas berat.

"Aku tau kau memiliki niat yang baik untuk menyelamatkan orang, tapi tindakan dan sikap aroganmu yang membuat itu semua salah."lanjut sang raja.

Rian hanya bisa terdiam lemas, dia memikirkan kata-kata sang raja ini pertama kalinya di DUNIA INI, dia diceramahi bahkan dimarahi oleh seorang yang sangat menyeramkan.

Dia hanya memikirkan kata-kata sang raja, apakah benar dia terlalu arogan? Apa dia memang melukai banyak orang dengan kekuatannya? Apa dia terlalu terbuai oleh bakatnya?, itu yang berada di dalam pikirannya.

"Sekarang aku tanya nak, apa kau merasa kuat?."tanya sang raja yang menatap tajam pada Rian.

Rian hanya bisa terdiam tak menjawab apapun, bahkan untuk menggeleng saja dia tidak bisa.

"Kalau begitu akan aku tunjukkan padamu, apa itu kekuatan."ujar sang raja dengan nada dingin.

[LIGHT SPEAR PUNISHMENT]

Tombak cahaya muncul dari lingkaran rune diatas kepala sang raja, tapi bukan itu yang membuat Rian terkejut.

Akan tetapi itu hanya bagian kepala dari mata tombak cahaya yang tajam sementara tubuh dari tombak itu masih berada di dalam lingkaran rune, Rian tak dapat membayangkan sebesar apa tombak cahaya milik sang raja jika mereka berada di luar ruangan.

"Akan kuperkenalkan diriku, untuk terakhir kalinya padamu...namaku ALMUS VON AUGUST"ujar sang raja mengangkat salah satu tangannya.

ALMUS?, Rian pernah mendengar nama itu dan seketika Rian mengingat bahwa itu adalah nama dari salah satu anggota SALVATION.

ALMUS VON AUGUST, salah satu pemanah terhebat di kerajaan dan merupakan penyihir cahaya terhebat pada masanya!!!.

Rian's journey in another worldWhere stories live. Discover now