farewell

522 54 0
                                    


"Hei, apakah kau tidak ingin bekerja disini saja."

Terlihat Henry ayah dari Alexander sekaligus seorang Duke yang sedang duduk di kamar Rian.

Dengan Rian yang sedang merapikan beberapa buku kesukaannya ke dalam tas.

"Hahaha.. mulai tadi kau menanyakan pertanyaan itu terus pak, bukannya kau sudah tau jawabannya pak."Ucap Rian sembari tersenyum kepada tuan Henry.

"Ha... Mengapa kau terus menolak permintaanku, padahal banyak orang yang ingin bisa bekerja kepada orang setinggi diriku, tapi mengapa kau selalu menolaknya."tuan Henry terlihat sedih karena permintaannya terus ditolak oleh Rian.

"Sebenarnya kenapa kalian sangat berat membiarkanku pergi dari sini, seperti nona Ameri yang bahkan memasak langsung banyak makanan supaya aku menetap lebih lama atau nona Mery yang mengajak sparing secara langsung."

Rian terlihat sangat kebingungan akan hal ini.

Bagaimana tidak, dia adalah anak yang bahkan tidak memiliki hubungan apapun dengan keluarga ini, tapi mengapa Rian seakan diperlakukan layaknya keluarga disini.

Dia bersyukur bisa mengenal orang baik seperti keluarga ini tapi disisi lain dia tidak enak diperlakukan selayaknya bangsawan di keluarga ini.

"Huft... Sebenarnya aku hanya tidak ingin Alexander kesepian" ucap tuan Henry kepada Rian.

"Mengapa hanya diriku?, Bukannya ada banyak orang atau bangsawan yang bahkan lebih cocok berteman dengan Alexander daripada aku?."

"Kau sudah mendengar ceritanya dari Alexander kan?, Bohong kalo tidak."

"Ooh...ya, tapi aku masih merasa aneh mengapa kalian tidak pernah mencurigai diriku? aku hanya seorang anak yang hilang ingatan tapi mengapa kalian merawat diriku seperti anak kalian sendiri."

Sebenarnya selama berada di sini Rian mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak yang kehilangan ingatan, tapi syukurlah keluarga ini percaya akan hal itu.

"Mengapa aku mempercayaimu?, Karena kau pahlawan yang menolongku."

"Tidak, aku masih penasaran mengapa kalian sangat baik padaku bukan aku tidak menerima perlakuan baik ini tapi aku merasa banyak orang yang lebih pantas dariku untuk mendapatkan ini." Ujar Rian sembari duduk diatas lantai menatap mata Henry dengan serius.

"Sepertinya aku harus membocorkannya."

Mendengar hal itu membuat Rian kebingungan.

"Apa maksudmu?."tanya Rian.

"Sebenarnya istriku adalah seorang penyihir yang memiliki kemampuan untuk melihat masa depan."

Mendengar hal itu membuat Rian sangat terkejut, bagaiman tidak istri dari tuan Henry dan ibu dari Alexander yang  bernama Mery William.

Mempunyai sihir yang cukup mengerikan.

"Lalu apa hubungannya dengan diriku?." Tanya Rian kembali kepada tuan Henry.

"Sebenarnya dari pada disebut sihir masa depan lebih tepatnya disebut sihir pengetahuan, karena istriku mempunyai dua kemampuan inti, yaitu pengenalan dan penglihatan" cetus tuan Henry.

"Skill pengenalan dilakukan untuk mengenali sifat dari seseorang, aku tidak terlalu mengerti bagaimana sistemnya tapi secara kasar setiap tubuh seseorang mempunyai warnanya sendiri."

"Hijau yang berarti orang itu mempunyai sikap yang baik, biru mempunyai arti sikap yang polos, merah berarti orang itu memiliki sifat emosian dan hitam yang aku tidak mengerti tapi katanya ini adalah warna paling buruk."

Rian's journey in another worldWhere stories live. Discover now