spear of light

84 6 4
                                    


Dihadapan ujung raksasa tombak cahaya, Rian hanya bisa terdiam ketakutan tak bisa melakukan apa-apa, dia tidak menyangka kearoganan miliknya bisa membuatnya menjadi seperti ini.

"Apa kau punya perkataan terakhir?." Tanya Almus sang raja kepada Rian yang ketakutan.

Rian hanya terdiam seribu kata tak mampu mengatakan apa-apa, lalu sang raja hanya menghela nafas berat.

"baiklah, selamat tinggal Rian." Ujar sang raja dengan nada dingin.

Merasa kondisinya dalam bahaya, Rian sempat ingin melawan agar bisa membalas serangan sang raja.

[FIRE SPEA-?!!]

Rian terbelalak kaget, bukan hanya ketakutan tapi tiba-tiba ratusan rantai cahaya muncul membekap mulut Rian sekaligus mengikat seluruh tubuhnya membuat Rian tertunduk seketika.

"Jangan melawan."ujar sang raja menatap tajam kepada Rian.

Rian kebingungan bagaimana bisa?!, apa yang terjadi? Bukannya sang raja tidak melafalkan mantra apapun? Tidak mungkin bisa begitu?!.

Hanya ada dua kemungkinan yang ada di pikirin menurut Rian, yaitu ada orang lain yang membuat rantai cahaya ini, atau kemungkinan terbesarnya sang raja tidak merapalkan mantra sekalipun.

"Waktu hukuman sudah ditetapkan Rian, jangan kabur dari kesalahan." Almus sang raja memperingatkan Rian.

Rian meneguk ludah, rantai yang mengikat mulut dan tubuhnya semakin kuat seakan tidak akan membiarkannya lari, dia ketakutan bukan main melihat ujung tombak raksasa itu akan diarahkan kearahnya.

Sang raja mengangkat tangannya seperti memberi aba-aba jika tombak itu akan dilepaskan kepadanya, Rian meneguk ludah tak tau apa yang akan terjadi padanya nanti, dia menutup matanya takut dengan kaki yang gemetaran.

Lalu sang raja menurunkan tangannya dan seketika tombak raksasa itu melesat ke Rian dengan sangat cepat.

Cklank!!!.

Tiba-tiba tombak cahaya itu hancur seakan menabrak sesuatu yang sangat besar, semua yang ada disana terkejut bukan main bahkan Rian sekalipun kecuali sang raja yang wajahnya semakin masam.

"Apa yang kau lakukan disini, Samuel?"ujar sang raja dengan suara dingin.

Mendengar hal itu Rian terkejut dan langsung menoleh kebelakang, terlihat Samuel sedang berdiri sembari tersenyum kecil.

di tangannya terlihat beberapa benang emas dia setiap jarinya dan sebuah sarung tangan dengan roda gigi emas yang menghiasinya, bukannya itu senjata suci? Pikir Rian.

Tidak hanya itu dibelakang Samuel terlihat Alexander dengan pedang yang terselimuti api seakan ingin membakar apapun, Luis dan Sera yang sudah siap dengan senjatanya sementara Elena dengan tongkatnya.

"Hei, bagaimana kabarmu Almus!!." Sapa Samuel sembari melambaikan tangannya.

"Bagaimana ceritanya makhluk itu bisa masuk?"tanya raja Almus kepada Wolf sembari memijit kepalanya.

"Ah..ah, maafkan aku Baginda! Aku akan segera menyingkirkan halangan in-."sebelum bisa menyelesaikan kata-katanya ratusan benang emas melilit tubuh dan mulut wolf.

"Jangan ada yang menggangguku." ujar Samuel dengan suara lantang.

Lalu Samuel berjalan diikuti oleh ketiga orang dibelakangnya, Samuel tersenyum lebar hendak mendatangi Rian yang diikat oleh rantai sihir cahaya raja Almus.

Raja Almus hanya menatap Samuel dan Alexander beserta yang lain dengan tatapan tajam yang mencekam, senyum tipis tersungging di wajahnya.

"Apa kau tidak bosan memakai wujud kakek tua Almus?"tanya Samuel tersenyum kepada sang raja.

Senyum sang raja melebar."haha, kau masih sama seperti dulu Samuel."

Lalu sang raja menaruh tangan di wajahnya dan seketika partikel cahaya mengelilingi lengannya dan perlahan menutupi seluruh wajah sang raja.

Setelah melakukan hal itu, sang raja menurunkan tangannya lalu Rian dan yang lain terkejut melihat wajah sang raja berubah menjadi jauh lebih muda, mungkin sekitar umur 20-an.

Setelah melakukan hal itu, sang raja menurunkan tangannya lalu Rian dan yang lain terkejut melihat wajah sang raja berubah menjadi jauh lebih muda, mungkin sekitar umur 20-an

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

"Apa aku jadi terlalu muda?, haha seharusnya aku membuat wajahku berumur sekitar 47 tahun"ujar sang raja tersenyum lebar.

Mata Rian terbalalak kaget, apa yang terjadi sebenarnya disini? Bukan hanya Rian tapi Alexander,Luis dan Sera menganga kaget kecuali Elena yang berada di paling belakang tak sempat melihat apa yang terjadi.

Rantai yang melilit tubuh dan mulut Rian dihancurkan oleh benang Samuel, Rian yang terbebas langsung muntah karena kaget, kakinya gemetaran serta dirinya langsung meringkuk ketakutan.

"A..apa yang terjadi?."tanya Rian terbata-bata menyeka bekas muntah di mulutnya.

"Haha, maaf..aku cuma bercanda." Ujar sang raja cengengesan.

Bercanda? Setelah dia menjerat Rian dengan rantai cahaya dengan kuat dan mengarahkan tombak cahaya raksasa padanya itu adalah bercanda?.

Rian tidak bisa mencerna apa yang terjadi di hadapannya, dia menoleh ke arah teman-temannya yang baru sampai dan juga masih kebingungan dengan apa yang terjadi.

Sementara Samuel dan Almus berbincang selayaknya teman yang sudah lama tidak bertemu.

"Haha, jangan terlalu berlebihan jika bercanda Almus anakku ini masih polos dan lugu."ujar Samuel menarik dan merangkul bahu Rian di hadapan Almus.

"Buahahahaha, anak kok adopsi! Anak kandung dong."ujar raja Almus sembari tertawa, menarik sesuatu di sampingnya.

Mata Rian terkejut bukan main, ternyata disamping sang raja ada Thalia sang putri tunggal kerajaan dan istrinya yang selama ini melihat semua yang terjadi dari balik kain yang membuat mereka tembus pandang.

"Jadi, apa ini anak yang mengalahkan cacing raksasa?."tanya sang ratu tersenyum kecil.


Rian's journey in another worldजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें