EYE OF UNDERLIGHT

551 48 0
                                    


Mata Rian terbelalak kagum melihat apa yang diberikan oleh Alexander kepadanya.

"Apa yang kau tunggu? Ayo ambil."ujar Alexander sembari menyodorkan barang yang membuat Rian terkejut itu.

"A..apa ini benar untuk diriku?." Jawab Rian terbata-bata.

"Iyalah, kau gak liat buku setebal ini aku berikan untukmu? Ayo ambil berat nih." Ucap Alexander sambil menggoyangkan buku tebal yang ada di tangannya.

"terimakasih, sepertinya ini cocok untuk mengisi waktu luang ku." Ucap Rian sembari mengambil buku dari tangan Alexander.

Rian sangat menyukai buku atau hal-hal yang berisi informasi yang menarik.

Walau di dunia sebelumnya Rian memiliki handphone, dia lebih sering menggunakannya untuk menelepon seseorang dan bermain beberapa game ringan.

tak lupa juga karena dia sudah berhenti sekolah dia mulai belajar dari handphone
hanya untuk memuaskan pengetahuannya.

Dan kali ini dia melihat buku, buku yang di sampulnya terdapat gambar seekor singa yang sedang mengaum di sebuah tebing.

Walau Rian tidak tau apa isi dari buku itu tapi dia merasa bahwa buku yang saat ini dia pegang adalah buku yang sangat menarik.

"Kenapa kau memberiku buku ini?." Tanya Rian kepada Alexander yang sedang mencari sesuatu di tumpukan kertas diatas meja itu.

"Oh tidak, aku hanya mencari sesuatu yang penting." Ucap Alexander sembari memandang meja yang berserakan itu.

"Mengapa kau memberikan buku ini padaku?, Bukannya buku ini adalah warisan keluarga William?." Tanya Rian kepada Alexander.

"Ya.. aku sering melihatmu membaca buku disaat waktu luang bahkan aku pernah melihat kau di perpustakaan sampai tertidur disana, bukannya aneh jika kau tidak menyukai buku?."jawab Alexander.

"Bukan begitu, bukannya cukup aneh warisan keluarga di berikan kepada orang yang tidak memiliki hubungan apapun dengan keluarga?." Tanya Rian kembali demi mendapatkan jawaban yang lebih memuaskan.

"Apa maksudmu dengan kau tidak memiliki hubungan dengan kami? Kau adalah penyelamat keluargaku!, Jika kau tidak ada waktu ayahku diserang oleh serigala itu bisa dipastikan ayahku mati disana!!?." Jawab Alexander dengan nada marah.

"Dan lagi aku memberikan ini juga untuk hadiah karena telah menyelamatkan ayahku dan menemaniku selama ini?!." Lanjut Alexander.

"Enggak, cuma kan ini warisan keluargamu apakah ayahmu tidak mempermasalahkan hal ini?."

"Agh...tinggal terima apa susahnya gitu, ayahku mengijinkan buku itu di berikan kepadamu, singkatnya ketika
aku meminta untuk membuka ruangan rahasia ini untuk mencari sesuatu sekaligus mencari hadiah untuk dirimu, ayahku yang mengetahui bahwa kau menyukai buku jadi dia memintaku untuk memberikan buku ini." Jawab Alexander.

"Baiklah, aku lega karena kau sudah memberi tahu ayahmu." Ucap Rian sembari mengelus buku yang dia dapat itu.

"Iyalah kau pikir aku ini anak durhaka?."

"Iya."

"Walah sialan."

Mereka berdua melanjutkan pembicaraan di ruangan bawah tanah yang menjadi saksi persahabatan erat mereka berdua.

"Kau mencari apa mulai tadi?, Kayak serius banget." Ucap Rian yang sedang memegang buku pemberian Alexander dengan erat.

"Ya..tidak apa-apa aku cuma mencari sebuah informasi."

"Ooh...jadi kita akan berkeliling dan mencari sesuatu yang bahkan kau rahasiakan dari aku?."

"Eum...tidak sih kamu boleh aja mencari sesuatu yang kamu suka dan ambil saja toh gak akan dipake sama aku."ucap Alexander dengan enteng.

Didalam batin Rian hanya terpikir sebuah kalimat.

"Segampang itu kah memberikan warisan keluarga ke orang lain?."
Ujar Rian dalam hatinya.

Mengesampingkan pikirannya itu Rian pergi meninggalkan Alexander sendirian di ruangan sembari mencari sesuatu.

Rian terus berjalan menelusuri lorong dan tertarik dengan sebuah ruangan yang didalamnya terdapat banyak permata indah.

Disaat Rian sedang melihat-lihat berbagai permata yang dipajang di dinding ruangan itu, dia melihat ada sebuah kertas yang sudah sangat usang.

Ketika Rian mengambil kertas itu lalu dia membacanya, Rian sedikit bingung karena kertas ini sepertinya lanjutan dari sebuah kertas ataupun sebuah buku.

Dikarenakan Rian tidak begitu mengerti tentang apa yang dibahas oleh lembaran itu, dia hanya melihat sebuah gambar yang ada ditengah buku itu yaitu seekor singa yang sedang dibakar dengan tulisan dibawahnya.

Tertulis,EYE OF UNDERLIGHT.

Disana Rian ingin membaca kembali lembaran itu untuk lebih mengerti tentang apa yang dimaksud lembaran itu.

Akan tetapi ketika dia ingin membaca kembali di Kalimat pertama tiba-tiba Alexander merampas lembaran itu lalu melipatnya dan memasukkannya kedalam sakunya.

Rian yang tidak terima karena lembaran yang dia temukan dirampas begitu saja hendak meminta kembali.

Akan tetapi dia tertegun melihat mata Alexander yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam dan menyeramkan.

"Darimana kau mendapatkan lembaran ini?."

Disaat itu Rian tau bahwa seharusnya sekarang dia tidak boleh salah berbicara jika tidak mau ditebas menggunakan pedang yang sudah siap di kepalan tangan Alexander.

Rian's journey in another worldNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ