BAR AND DAVE.

252 19 1
                                    

"Rian... kenapa..kenapa kau membunuhku? Bukannya kau berjanji kita akan bersama?."

Terlihat sebuah bayangan lelaki sedang mencekik leher Rian.

Di tempat yang dipenuhi oleh kabut asap itu, Rian seakan-akan tidak bisa dibuat bernafas akibat cekikan dari bayangan lelaki itu.

Rian mencoba melepaskan cengkraman dari bayangan itu akan tetapi tidak bisa, dia dibuat seperti tidak bisa melawan.

Rian hanya bisa memandang bayangan yang sedang menatap wajahnya dengan tatapan tajam dengan tatapan melas.

"Ma..maafkan aku...kumohon maafkan diriku..aku tidak tau itu akan membunuhmu..sungguh aku tidak tau."

Air mata perlahan-lahan keluar dari sudut mata Rian, dia seakan tidak bisa membendung rasa tangisnya.

"Setelah kau membunuhku dengan kejam?, Jangan harap!."

Bayangan itu mengepalkan tangannya dan akan meninju muka Rian dengan sekuat tenaga.

Rian hanya bisa pasrah karena dia sudah sangat lemas di situ.

"Rian!!!!!."

Sebuah Suara keras tiba-tiba membangunkan Rian, ternyata itu semua hanyalah mimpi buruk yang dialami dirinya.

"Syukurlah hanya mimpi." Ujar Rian sembari menaruh tangannya di dada.

"Hey apa yang kau bicarakan!! Lihat sudah jam berapa ini?!."

Ya dan suara yang membuat Rian tiba-tiba terbangun adalah suara Sera yang pagi-pagi ada aja hal untuk dimarahin.

"Ya..ya maafkan aku, coba jangan teriak-teriak kamubgak kasian sama telingaku baru bangun ini?"ujar Rian sembari tersenyum kaku.

"Oh jadi kau bilang kalau aku tidak ada gunanya gitu membangunkan dirimu?, Ok siap jadi kamu gak ngehargain aku jadi aku ini gak berguna gitu ya?."ujar Sera dengan tatapan tajam.

"Ya, bukan gitu.. gimana cerita kamu bisa masuk kesini!."tanya Rian dengan niat hanya ingin mengalihkan pembicaraan.

"Ya, kamu tidak mengunci pintunya jadi aku bisa masuk leluasa."ujar Sera.

Mendengar hal itu Rian hanya bisa tersenyum ramah karena dia tahu bahwa dia memiliki sebuah kekurangan yang sangat fatal, yaitu selalu lupa mengunci pintu.

Setelah itu Rian berdiri dari tempat tidurnya dan segera mengambil handuk yang berada di dalam lemari kamar itu.

"Apa kau sudah mandi?."tanya Rian kepada Sera.

"Tentu saja, emang aku kayak kau yang belum mandi? Hahahaha."ejek Sera.

"Agh, yaudahlah aku mandi terlebih dahulu."ujar Rian meninggalkan Sera di kamarnya.

"Rian..."

Tiba-tiba Sera memanggil Rian dengan nada pelan, mendengar hal itu Rian lantas menoleh ke belakang.

"Ada apa Sera?."tanya Rian.

"Apa kau baik-baik saja?."tanya Sera dengan wajah memelas.

"Iya, kenapa?."ujar Rian dengan tatapan kebingungan.

"Tidak, tidak apa-apa sana mandi aku tunggu disini."ujar Sera mengalihkan pandangannya.

"I..iya, baiklah."dengan penuh kebingungan Rian meninggalkan tempat itu sembari menggaruk kepalanya.

Ketika Rian sudah menutup pintu, Sera kembali menatap tas Rian yang agak berantakan.

"Sebenarnya apa yang terjadi denganmu Rian?."ujar Sera dengan tatapan sedih.

Rian's journey in another worldWhere stories live. Discover now