we refuse!!

175 13 2
                                    


Rian dan Sera terkejut akan hal itu bagaimana tidak coba kau bayangkan jika kau yang baru bangun dari pingsan dan dirimu memiliki beberapa luka yang masih belum sembuh total, diminta untuk menguji bertarung seorang genius.

"Mohon maaf, aku menolak."ujar Rian dengan menggelengkan kepalanya.

Mendengar perkataan Rian itu samuel hanya bisa menghela nafas dan menggaruk rambut merah mudanya, lalu dia mengambil sebuah kantong kecil dari dalam laci di dalam kantong itu terdapat beberapa keping koin emas.

"Apa ini cukup?"tanya Samuel sembari menyodorkan sekantong koin emas itu.

"Kenapa kau tidak mengujinya sendiri?! Rian saat ini masih belum pulih dari lukanya saat melawan dirimu?!! Dan kau ingin dia bertarung melawan seseorang?! Apa kau bodoh?!." Celetuk Sera dengan emosi.

Samuel cukup terkejut dengan pernyataan Sera, dia sendiri tau jika Rian belum pulih total akan tetapi yang membuat Samuel kaget dan takjub adalah Sera yang berani memotong pembicaraan seorang guildmaster.

"Istrimu galak juga aku jadi teringat seorang wanita." Alexander berbisik di telinga Rian.

"Apa itu Merry?."ujar Rian dengan suara rendah.

"Bukan it-"

Sebelum bisa melanjutkan kata-katanya Alexander merasakan hawa mengerikan di sampingnya, ketika dia menoleh terlihat Sera yang sedang memasang THE CRUSHER di tangannya.

"Apa yang kau katakan tadi?!" Ujar Sera dengan mengepalkan tinju ke arah Alexander.

Sera hendak memukul muka Alexander akan tetapi sepersekian detik sebelum pukulan itu mengenai muka Alexander tiba-tiba sebuah jari mencubit pipi Sera.

"Hei, jangan berkelahi di sini gak sopan."ujar Rian sembari mencubit pipi Sera.

Melihat hal itu Sera hanya bisa terdiam kaku di tempat, tidak seperti biasa dimana Sera akan memukul muka Rian.

Sera langsung menepis tangan Rian membuat Rian menjadi cukup terkejut sekilas Rian melihat wajah Sera yang merah dan menahan malu bahkan Sera sempat melirik wajah Rian dengan muka malu.

"Kau berani juga."ujar Alexander dengan menyikut bahu Rian dan mengedipkan matanya.

Rian hanya bisa membuat muka seperti orang bego karena dia sendiri tidak paham dengan apa yang sedang terjadi.

"Hmm, kenapa aku meminta Rian untuk bertarung? Itu karena aku memiliki alasan sendiri."Samuel tersenyum kecil.

Lalu tiba-tiba Samuel beranjak dari kursinya, membuat Rian, Alexander dan Sera terkejut melihatnya.

Lalu Samuel membuka  kancing bajunya satu persatu, melihat aksi Samuel mereka bertiga sentak kaget terutama Sera yang menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

"A..apa yang kau lakukan?!."ujar Rian dengan tatapan serius.

"Lihat saja."

Samuel membelakangi mereka bertiga dan dia secara perlahan menurunkan baju yang dia kenakan.

Walau terlihat tipis baju yang dikenakan oleh Samuel ternyata berlapis-lapis membuat Alexander dan Rian hanya bisa menunggu sedangkan Sera tetap menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Tiba di helai baju terakhir yang di turunkan membuat Alexander dan Rian menganga kaget begitu juga dengan Sera yang mengintip dari balik telapak tangannya.

Bukan karena lebay akan tetapi mereka bertiga terkejut melihat punggung Samuel yang ditengahnya terdapat sebuah kristal merah muda serta urat-urat yang mengelilinginya.

"Apa kalian tau apa ini?." Ujar Samuel sembari tersenyum kecil.

"A.. apa-apaan itu?!!."mereka bertiga mengucapkan hal itu bersamaan.

Melihat hal itu Samuel hanya bisa tersenyum dan duduk kembali di kursinya tanpa mengenakan baju atasannya.

"Ini adalah kristal catalyst merah, dan aku hidup dengan kristal ini."ujar Samuel sembari memakan biskuit yang ada disimpan di dalam laci.

Entah sudah berapa lama ada di dalam sana.

"Lalu itu masih belum menjawab pertanyaanku mengapa kau menyuruh Rian bertarung?." balas Sera dengan muka penuh tanda tanya.

Begitupun dengan Alexander dan Rian mereka menatap wajah Samuel seakan bertanya tentang sesuatu di punggungnya.

"Hmm, singkatnya Cristal ini yang menopang sihir di tubuhku apakah kalian paham?."tanya Samuel.

"Hmmm, jika tidak salah dari apa yang aku pelajari dari buku jika mana berasal dari jantung seorang penyihir mereka mengalir seperti darah yang ada di tubuh kita bukannya begitu?." Jawab Rian.

"Singkatnya begitu, akan tetapi ada hal khusus untukku karena tubuhku tidak bisa mengalirkan mana yang dihasilkan oleh jantungku."ujar Samuel.

"Hah apa maksudmu?!."tiba-tiba Alexander memotong pembicaraan.

"Hmm, sebelum aku jelaskan apa yang terjadi dengan tubuhku biarkan aku akan menceritakan hal yang terjadi di masa lalu." Samuel mengambil sebuah lembaran di atas lemari dengan sihir benangnya.

Lembaran kertas itu di pegang oleh Samuel, terlihat kertas itu sudah sangat usang sepertinya kertas itu sudah sangat lama berada di atas sana bisa dilihat dari robekan di sisi lembaran kertas itu.

"Apa kalian tau orang-orang ini?."

Samuel menyodorkan lembaran kertas itu di hadapan mereka bertiga, terlihat di dalam kertas itu ada gambar enam orang yang sedang berkumpul.

"Hmm, yang ditengah ini adalah dirimu?."tunjuk Rian kepada salah satu orang di dalam kertas.

"Ya, itu adalah diriku dan apa kau tau sisanya?."tanya Samuel.

Mereka bertiga lantas menggeleng kepalanya dan Samuel hanya bisa tersenyum kecil.

"Bagaimana jika aku katakan orang ini adalah Henry William atau bisa dibilang ayahmu Alexander dia adalah penyihir api terkuat di kerajaan." Tunjuk Samuel ke salah satu orang di dalam foto itu.

Orang itu memiliki warna rambut berwarna merah darah seperti Alexander dan memiliki mata merah berkilau akan tetapi dia terlihat lebih dewasa dan memiliki rambut panjang.

Orang itu memiliki warna rambut berwarna merah darah seperti Alexander dan memiliki mata merah berkilau akan tetapi dia terlihat lebih dewasa dan memiliki rambut panjang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bu...buahahahahaha apa kau sedang bercanda? Ayahku itu sangatlah gemuk tidak mungkin ayahku bisa setampan itu dan apa-apaan dengan penyihir api terkuat? Bahkan membuat bola api di kesulitan." Ujar Alexander tertawa cekikikan.

Dia tertawa karena tidak mungkin orang tampan di dalam foto itu adalah ayahnya yang gemuk dan lemah saat ini jadi dia tidak percaya dengan perkataan Samuel.(kalau lupa bis baca episode awal disitu dijelaskan tentang fisik Henry)

"Hahaha, mungkin dia memang seperti itu sekarang tapi tidak untuk 30 tahun lalu."ujar Samuel dengan muka serius.

Rian's journey in another worldWhere stories live. Discover now