66 - EPILOG - AND THEY LIVE HAPPILY (NOT EVER AFTER YET)

709 38 7
                                    


Jaz sedang mengamati bayangannya di cermin, memastikan tidak ada kerutan di gaun halter neck berwarna ungu muda yang membungkus tubuhnya. Tidak lama kemudian, dia mendapati bayangan lain muncul dan langsung memeluknya dari belakang sebelum dia sempat memperingatkan Richard untuk tidak melakukannya. Namun terlambat. Pria itu terlanjur menyandarkan dagunya di pundak Jaz yang telanjang setelah mendaratkan kecupan.

"Nanti gaun gue kusut, Rick."

"Apakah gue keliatan peduli? Jangan salahin gue karena lo cantik banget. Seksi parah emang calon istri gue."

Jaz menanggapinya dengan memutar bola mata. "Lo nyadar kan kalau gombalan lo itu nggak pernah mempan di gue?"

Richard mengangguk. "Justru karena itu, gue terusan nyoba. Siapa tahu tembus."

Dengan satu tarikan napas, Jaz lantas membalikkan badan dan mengamati Richard yang tampak necis—dan luar biasa tampan—dengan setelan biru tua. Tangan Jaz terangkat untuk merapikan dasi kupu-kupu yang dikenakan pria itu karena tampak sedikit miring.

"Lo deg-degan?" tanya Richard.

"Udah nggak terlalu karena selain tahu lo nggak bakal lepasin tangan gue dari genggaman, gue juga tahu malam ini penting bukan cuma buat gue, tapi juga buat banyak perempuan di Indonesia," balas Jaz. "Plus, nggak ada lagi yang perlu disembunyiin. Semua orang tahu kita udah tunangan. Dan so far, nggak ada media yang rese, jadi gue ngerasa cukup tenang."

Richard menunjukkan senyum bangga yang tidak dia tutup-tutupi. "Gue bangga banget sama lo, Jaz." Selepas mengucapkannya, Richard lantas mencium Jaz lembut. "Gue yakin lo bakal menang. Nggak usah khawatir."

"Heh! Apa gue bilang? Nggak usah nyinggung soal itu di depan gue!"

Richard justru tertawa mendapati ekspresi Jaz yang berubah. "Lo liat aja nanti."

Malam ini, mereka akan menghadiri penghargaan film paling bergengsi di Indonesia dan banyak orang memprediksi Prasasti akan memborong banyak piala, termasuk satu untuk Jaz.

Revulsion terbukti menjadi salah satu film yang paling banyak ditonton di sebuah platform streaming, setidaknya di Indonesia. Ulasan mengenai fim itu pun bagus dan sebagian besar menyebutkan chemistry Jaz dan Richard yang sangat padu. Kabar bahwa mereka berpacaran semakin membuat banyak orang ingin menonton sekalipun setiap kali melakukan press junket, mereka mengatakan bahwa ketika syuting berlangsung, mereka belum menjalin hubungan.

Sukses Revulsion membuka pintu-pintu lain untuk keduanya. Jaz semakin sering mendapatkan tawaran bermain film dengan tema yang lebih serius dan menguji kemampuan aktingnya. Prasasti adalah film terbaru yang digadang-gadang akan membanjiri Jaz dengan penghargaan Aktris Terbaik setelah memenangkan satu penghargaan internasional di Swiss dan Hong Kong. Perannya sebagai perempuan korban pelecehan seksual dinilai sangat realistis, terlebih keberanian karakter Prasasti untuk menuntut keadilan, menimbulkan gerakan bagi korban-korban pelecehan untuk bersuara.

Sementara bagi Richard, sukses Revulsion mengukuhkan tempatnya sebagai aktor yang patut diperhitungkan, bukan hanya karena penampilan fisik. Terlebih setelah film itu, dia memenangkan penghargaan Aktor Terbaik di berbagai penghargaan film nasional untuk perannya di Di Kala Senja sebagai seorang aktor yang harus berjuang melawan kecanduannya akan obat-obatan. Banyak yang mengatakan peran itu memang ditakdirkan untuk Richard karena selain harus menurunkan berat badan hingga sosoknya sulit dikenali, Richard tidak takut terlihat kusam dan jelek di depan kamera. Totalitasnya membuahkan hasil dan orang-orang mulai menganggapnya sebagai aktor serius.

Dalam waktu singkat, keduanya menjadi pasangan selebritis yang diagung-agungkan, dianggap sebagai The 'It' Couple. Meskipun begitu, Jaz dan Richard secara tegas tetap menjaga privasi mereka dengan tidak banyak menerima project atau tawaran yang mengharuskan mereka tampil berdua, kecuali mereka benar-benar merasa cocok. Hal itu ternyata manjur untuk menjauhkan mereka dari berbagai macam gosip miring.

Dua bulan lalu, Richard melamar Jaz dan berita itu pun tidak disebarkan ke media. Hanya ketika tampil di red carpetuntuk peluncuran Prasasti, mereka mengumumkannya karena satu reporter melihat cincin yang melingkar di jari manis Jaz. Setelah itu, pertunangan mereka hampir mengisi setiap portal berita yang ada di Indonesia.

"Udah siap?" tanya Richard sedikit menjauh dari Jaz, memberikan perempuan itu ruang untuk memastikan tampilannya tanpa cela. Saat Jaz mengangguk, Richard mengulurkan tangannya. "Shall we?"

Tanpa ragu, Jaz menerima uluran tangan Richard dan tersenyum. "Gue udah oke, kan?"

"You look perfect, Jaz. From head to toe. Impeccable."

"Yuk!"

Menggenggam tangan Jaz, tidak ada yang membuat Richard lebih bangga dan bahagia menyaksikan perempuan yang paling dia cintai mendapatkan pengakuan atas hasil kerja kerasnya. Dia tidak merasa tersaingi dengan kesuksesan Jaz karena mereka berdua saling mendukung dan menyemangati satu sama lain.

Untuk pertama kalinya, Richard mengakui bahwa dia bersyukur Jaz menamparnya malam itu. Jika tahu ini adalah cerita yang akan mereka tulis bersama, dia pasti tidak akan menyia-nyiakan waktu untuk membenci Jazmine Anjani.

"I love you, Jaz," bisik Richard begitu mereka keluar dari kamar hotel tempat acara akan diselenggarakan.

Jaz memandang Richard dengan senyum di wajahnya. "I love you too, Rick."


*** TAMAT ***

Halo semua,

Melegakan akhirnya bisa menamatkan Revulsion. Perjalanan yang cukup panjang dari bulan Agustus waktu idenya muncul sampai selesai di pertengahan Januari. Bagi saya, menamatkan sebuah cerita jauh lebih penting untuk pembelajaran dibanding harus sempurna. Dan saya belajar banyak dari cerita ini. 

Terima kasih sekali lagi buat semuanya yang udah ngikutin Jaz dan Richard sejak awal.  Apalagi ini cerita pertama saya di Wattpad yang bisa sampai selesai. Bangga gitu rasanya. 

Semoga puas dengan ending-nya, dan semoga akan ada cerita-cerita lain ke depannya yang jauh lebih bagus dari saya. Semoga.

REVULSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang