Bagian lima belas (21+)

16.9K 237 19
                                    

Di persilahkan untuk vote dulu pemirsahh🤭

Brak

Bunyi dentuman pintu yang di buka secara kasar oleh seseorang membuat Risa, Nala, Nicholas yang sedang berbincang kecil terkejut di buatnya.

"Astaga, kalian berdua kalau buka pintu pelan-pelan aja bisa gak sih? Ini rumah sakit!" ujar Risa sewot kepada suami dan anak pertamanya yang baru datang secara bersamaan. Alih-alih datang dengan ketenangan, malah mereka datang membawa keributan.

"Sorry, soalnya kita udah gak sabar ketemu princess ya kan, Nat?" balas Rey mendekat ke arah brankar sang putri.

"Hmm," balas Natha yang sudah memeluk kembaran nya.

"Tapi ya pelan-pelan dong bukanya dad, kalau rusak tuh pintu gimana?"

"Gampang, tinggal aku ganti kan beres. Gitu aja di bikin ribet," Yah, begitulah seorang Reyyan Geryntama. Bukannya sombong, namun dia berbicara sesuai fakta. Jangankan hanya membeli pintu, membeli rumah sakit ini saja dia mampu.

Mendengar jawaban sang suami membuat Risa menghela nafasnya pelan. "Huh, selalu saja begitu." gumamnya seraya menatap Rey yang sudah memeluk tubuh Nala.

"Princess, akhirnya kamu sadar juga. Daddy selalu percaya kalau kamu akan cepat sadar. Dan sekarang terbukti, kamu sudah siuman dari koma. Kamu emang anak yang kuat," ujar Rey seraya mengelus rambut Nala dengan sayang.

Nala hanya tersenyum menanggapinya.

"Ada yang sakit sayang?"

"Gak ada dad."

"Syukurlah,"

**

Kini di ruangan Nala hanya tersisa Nala dan Natha saja. Rey, Risa dan Nicholas sedang berada di kantin membeli makan siang. Meninggalkan Natha untuk menjaga kembarannya. Di luar ruangan pun sudah ada beberapa orang berbadan kekar untuk menjaga keamanan keluarga Rey. Rey tidak main-main soal keamanan keluarganya, dengan kejadian tadi dia menambah banyak bodyguard untuk menjaga keluarganya dari musuh-musuhnya di luaran sana. Ini bentuk antisipasi darinya.

"Nala, apa kamu tau kakak takut banget kamu ninggalin aku. Kalau kamu pergi berarti sebagian jiwa aku akan ikut bersama kamu dong? Aku gak tahu kalau kamu pergi aku akan seperti apa? Dan puji Tuhan, Tuhan memberikan kamu umur panjang. Mulai saat ini kakak akan jagain kamu agar kejadian ini tidak terulang kembali."

"Apa tadi kembaran aku yang ngomong?" ejek Nala mendengar kata terpanjang yang keluar dari mulut sang kembaran. Ayolah, dari dulu Nala selalu berharap kalau kembarannya itu bisa mengeluarkan kata terpanjang dari mulutnya. Namun apa? Natha kalau di tanya pasti jawabnya 'hmm, ya, oke' kalau bukan itu ya angkat bahu. Yah, sesimpel itu kembarannya.

"Ish, kamu mah!"

Nala tergelak kecil melihat kembarannya yang menampilkan ekspresi cemberut. Itu sangat menggemaskan di matanya. Kapan lagi dia bisa melihat kembarannya dengan ekspresi kayak gitu kan? "Mukanya nggak pantes banget kayak gitu, hahaha." Dia pun tergelak tertawa lebar.

"Udahan dong ketawanya! Gak ada yang sedang ngelucu tau!" namun di dalam hati Natha dia ikut bahagia melihat kembarannya bisa tertawa seperti itu daripada dia melihat kembarannya kesakitan. Dia benci itu!

Nala menghentikan tawanya. Ia menatap Natha sambil tersenyum kecil. "Sini naik," perintahnya agar Natha lekas bergabung di brankar bersamanya. Dia ingin memeluk tubuh Natha yang sudah jarang ia peluk karena laki-laki itu sering kali menolak keinginan nya.

REYSA 2 | after merriedWhere stories live. Discover now