Bagian dua puluh lima

2.5K 113 7
                                    

Sehabis makan malam kelurga Rey berkumpul di ruang keluarga. Semuanya sibuk menyaksikan televisi yang tengah memutar sebuah film keluarga. Rey sudah menerapkan kalau sehabis makan malam adalah waktunya buat mereka berkumpul, jadi mereka  menyimpan ponselnya di kamar masing-masing.

"Kalian udah obrolin konsepnya?" ujar Risa memulai percakapan.

"Kita ngikut mommy aja, yang penting temanya black and white," balas Nala.

"Oke. Nanti kita sewa gedung aja gak papa kan, Rey?"

"Iya gak papa, kalau bisa kita buat party yang luar biasa di ulang tahun Natha dan Nala. Biar menjadi momen yang gak bisa di lupain nantinya,"

"Oke setuju,"

"Besok kalian bagiin undangannya yah?"

"Oke, mom,"

"Mom, aku undang temen aku boleh kan?" ujar Nicholas.

"Iya nanti mom pisahin undangannya buat teman kamu."

Setelah itu tidak ada percakapan kembali, semuanya sibuk menonton film pilihan Rey yang kadang-kadang membosankan. Tapi gimana lagi, sebisa mungkin mereka harus stay di sana dan tidak boleh kembali ke kamar sebelum kepala keluarga menyuruh untuk masuk ke dalam kamar masing-masing.

Setelah menunggu satu jam lamanya akhirnya film pun berakhir. "Oke sekarang masuk ke dalam kamar masing-masing, jangan lupa belajar dan jangan begadang, Oke?"

"Iya, daddy."

Satu persatu mulai beranjak meninggalkan ruang keluarga. Tersisalah Rey dan Risa yang masih stay di sana.

"Kamu udah dapat WO buat ulang tahun twins?"

Risa mengangguk. "Iya, udah. Yang jadi WO nya temen aku sendiri. Untuk makanannya sih udah aku request tinggal dekor nya aja yang belum aku obrolin. Besok aku izin keluar, mau ninjau lokasinya,"

"Iya, jangan capek-capek,"

"Ihh capek apaan, orang aku cuma liatin aja masa capek,"

"Lho, jangan salah. Orang yang ngelamun aja capek tahu!"

Risa membuang nafasnya pelan. Agaknya mengobrol dengan Rey membuatnya sedikit emosi. "Ayo ke kamar,"

"Ayok!" balas Rey penuh semangat. "Ouh iya, kita jadi olahraga nggak? Di jamin deh kalau olahraga malam mah kamu gak akan aku cuekin,"

Risa yang berjalan di depan Rey seketika berbalik. Matanya melolot menghunus ke arah sang suami, "jangan mesum ya! Otak kamu ini isinya cuma selangkangan terus! Sapu sana otaknya biar bersih," Setelah itu Risa kembali melanjutkan langkahnya. Sedangkan Rey hanya terkekeh mendengar omelan istrinya. Sekarang saja nolak, kalau nanti dia sudah beraksi juga pasti gak akan nolak.

Rey mengejar langkah Risa yang mulai menjauh. Ia berjalan di belakang Risa dengan senyam-senyum. Agaknya dia sudah tergila-gila dengan seorang Risa Alexandria. Kalau saja tujuh belas tahun yang lalu dia tidak menemukan keberadaan Risa, mungkin sekarang Risa sudah menjadi orang lain dan memiliki anak dengan benih laki-laki yang lain. Namun sekarang dia sangat amat bersyukur. Sejauh apapun Risa pergi, Tuhan masih berbaik hati mempertemukan nya kembali dengan orang yang sangat dia cintai itu.

Sesampainya di dalam kamar Rey langsung mengunci pintunya di tariklah tangan sang istri dan membalik tubuhnya. Rey langsung melansungkan aksinya mencium bibir mungil Risa yang menjadi candunya.

Risa mencoba menolak, namun Rey menghalanginya. Ia menekan dalam kepala istrinya. Ciuman itu semakin memanas dengan ulah Rey yang mulai menjelajahi leher Risa dan membuat beberapa kissmark, Risa sendiri hanya bisa pasrah. Segimanapun dia menolak, reaksi tubuh dan otaknya tidak selaras. Jadilah dia hanya bisa pasrah dengan apa yang di lakukan oleh suaminya.

REYSA 2 | after merriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang