Bagian tiga puluh lima

2.4K 109 11
                                    

Natha berjalan menuju kamar kedua orang tuanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Natha berjalan menuju kamar kedua orang tuanya. Sebenarnya dia juga bingung kenapa memintanya untuk ke kamar orang tuanya segala kan bisa saja tadi bicara di meja makan saja.

Sesampainya di depan kamar krang tuanya, Natha pun mengetuk pintu bercat putih itu dengan pelan. Tidak lama kemudian pintu pun di buka oleh mommy nya. Ia pun langsung masuk dan duduk di hadapan daddy nya dengan banyak pertanyaan yang bersarang di pikirannya.

"Ekhem, tanpa banyak waktu daddy mau tanya sama kamu. Jadi gimana, kamu udah dapet alamat Lovely belum?"

"Udah,"

"Bagus kalau gitu. Nanti malam kita temui mereka dan bahas mengenai pernikahan kalian,"

"Kenapa cepat sekali, dad?"

"Jangan memperlama niat baik kamu, Nat. Kalau kamu tunda orang lain pasti tau kalau kamu sudah menghamili seseorang. Dan perut Lovely akan semakin besar nantinya,"

"Tapi... Apa gak bisa nunggu aku siap dulu apa? Rasanya mendadak banget aku sampai shock sendiri dengar penuturan daddy mengenai pernikahan."

"Udalah, kamu tinggal terima beres saja. Nanti biar kita berdua yang ngatur."

"Bukan itu, tapi mental aku yang belum siap,"

"Udah tau belum siap, siapa suruh hamilin anak orang hah?!"

Natha meraup wajah rupawannnya dengan raut putus aja. Kalau daddy nya bilang A, ya harus A. "Aku kan waktu itu mabuk dad, aku juga gak mau ada kejadian kayak gini. Apalagi perjalanan hidup aku masih panjang dan belum bisa memberikan sesuatu ke kalian,"

"Kami gak butuh barang, kita cuma minta kamu bisa dengan tulus menikahi Lovely walau sekalipun kamu tidak ada rasa sama dia. Daddy ingetin, sebelum bertindak pikir dulu konsekuensi nya. Yasudah, silahkan keluar."

Natha berjalan keluar dari kamar orang tuanya. Natha masih bertanya-tanya mengapa takdirnya harus seperti ini? Natha yang sedang pusing dengan permasalahan hidupnya menghubungi temannya untuk mengadakan pertemuan di cafe yang biasa mereka kunjungi di kala suntuk.

Tiga puluh menit perjalanan Natha tiba di cafe tersebut. Ia langsung memilih tempat duduk yang berada di bagian ujung karena saat ini dia membutuhkan ketenangan. Temannya belum ada yang datang satupun, tentunya kejadian ini sudah biasa terjadi karena dari ke empat orang dia yang paling datang cepat. Natha sangat menghargai waktu jadi di setiap kondisi apapun dia memanfaatkan waktu yang dia miliki dengan baik. Berbeda dengan ketiga temannya yang selalu datang ngaret kalau ketemuan.

"Maaf kak ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan.

"Kopi americano satu,"

"Ada yang lainnya?"

"Untuk saat ini itu aja dulu,"

"Ouh, oke." Pelayan pun pergi menjauh dari meja Natha.

Natha yang kebosanan menunggu teman-temannya langsung mengeluarkan ponsel miliknya untuk bermain game. Lima menit berlalu pesanannya sudah datang tapi temannya belum ada yang datang juga. Emang kamvret punya teman kayak gitu, tapi kalau gak sama mereka Natha gak akan cocok. Karna dia selalu memilih dalam lingkup pertemanannya.
Bukannya memilih berteman dengan anak orang kayak saja, dia bisa berteman dengan siapa pun asal kepribadian orang itu baik di mata orang-orang. Dia gak mau berteman dengan orang yang salah dalam pergaulan nya.

REYSA 2 | after merriedWhere stories live. Discover now