Bagian tiga puluh satu

2.6K 105 7
                                    

Hari ini tepat hari pemberangkatan mereka ke Jerman. Keluarga Rey menaiki pesawat pribadi. Keluarga Rey masuk ke dalam pesawat dan duduk di kursinya masing-masing seperti perjalanan mereka yang sudah-sudah. Pesawat ini khusus Rey beli untuk sewaktu-waktu dalam keadaan genting atau berpergian jauh seperti ini. Rey lebih memilih membeli pesawat sendiri daripada mengunakan pesawat umum. Bukannya apa, dia hanya ingin kenyamanan keluarganya itu yang paling utama. Itu kamus seorang Reyyan Geryntama. Kebahagiaan dan kenyamanan keluarga yang paling utama.

Kini pesawat yang mengangkut mereka sudah lepas landas. Kini mereka sudah berada di ketinggian.

Nala yang melihat awan yang sangat cantik dari bilik jendela pesawat langsung memotret nya mengunakan ponsel boba tiga miliknya yang berwarna hitam.

"Oh my gosh, bagus banget hasilnya," Ia menoleh ke samping, dimana ada sang kembaran yang sedang asik membaca buku dengan telinga yang tersumbat headphones. Jangan heran, dimana ada Natha di situ harus ada buku. Minimal satu lah. Kalau gak ada berarti bukan ciri khas seorang Natha sekali.
"Nat, bagus nggak hasilnya?"

"Iya, bagus." balas Natha dan setelahnya kembali fokus ke arah buku.

"Nat, fotoin aku dong."

"Jangan ganggu ah!"

"Ayolah, please..." ujar Nala penuh permohonan. "Lagian cuma sebentar kok. Semakin cepat kamu fotoin aku, semakin cepat kamu kembali baca buku itu." Nala menggoncang lengan Natha membuat sang empuh risih.

"Yaudah sini, nyusain aja kamu jadi orang." gerutunya.

"Yang ikhlas dong, nggak ikhlas banget responnya!"

Natha merampas handphone Nala dengan malas. "Udah cepetan gaya, jangan banyak omong!"

Nala mengerutu sebal. Ia kemudian memungungi sang kembaran untuk memulai foto. Nala memposisikan badannya sedikit serong agar terlihat bagus nanti hasilnya. Tanganya menopang dagu.

Natha tanpa aba-aba mulai memotret sang kembaran. "Nih,"

Nala menerima kembali ponsel miliknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Nala menerima kembali ponsel miliknya. Foto hasil tangkapan Natha sesuai sama yang dia harapkan. "Thanks my twins,"

"Hmm,"

***

Setelah penerbangan yang sangat membutuhkan banyak waktu akhirnya mereka sampai di bandara Otto Lilienthal Berlin Tegel. Tiga mobil sudah terparkir di depan bandara untuk menjemput mereka semua. Mereka semua masuk ke dalam mobil yang akan membawa mereka ke mansion milik orang tua Rey yang cukup jauh jaraknya dari bandara.

Kini mobil mulai meninggalkan bandara. Di mobil pertama terdapat Rey, Risa dan Natasha. Di mobil kedua ada Nicholas, Neda, dan Nathan. Dan mobil yang terakhir Natha dan Nala.

Mata Risa tak lepas dari pemandangan yang sudah mobil lalui. Sudah lama rasanya dia tidak merasakan udara Jerman. Dia jarang berkunjung kemari. Mungkin bisa di hitung dengan jari dia datang. Entahlah, walau ia sudah menerima takdirnya tapi tetap saja kenangan pahit selalu membekas di hatinya. Jadi dia memilih untuk menghindari. Itulah yang membuat dia jarang berkunjung ke Jerman.

REYSA 2 | after merriedWhere stories live. Discover now