2

6.8K 522 6
                                    

"Aku memang tidak di besarkan oleh tangan wanita, tapi aku tau cara memperlakukan orang yang aku sayang."

~Sean~

~Happy Reading~

"Makasih ya Yan."

Sean memberikan simbol oke menggunakan tangannya kemudian menarik gas motornya untuk pergi dari rumah yang cukup mewah setelah menurunkan seorang gadis cantik. Alisya Bethany, gadis yang Sean antar tadi.

Kini motor Sean membelah jalan kembali ke arah sekolah, ia meninggalkan temannya untuk mengantar Alisya tadi.

"Jangan rewel dasar anak manja."

"Anak nakal, mengalah lah untuk adik mu."

"Nanti ya, Abang mau nemenin Iki dulu."

"Ingatlah kau hanya sampah, sampah itu sudah sepatutnya di buang."

"Shit!!"

Sean melajukan motornya lebih kencang kala otaknya mengingat suara-suara yang tidak ingin ia ingat. Serpihan masalalunya yang ingin ia lupakan.

'Kenapa mereka harus muncul di saat gw udah mulai berdamai sama idup gw.'

Klakson pengendara lain di acuhkan remaja tujuh belas tahun itu. Bahkan ia lebih kencang memacu kuda besinya kala lampu merah menyala membuatnya mendapat umpatan dan sumpah serapah dari pengendara lain.

Sean berbelok kearah jalan yang lumayan kecil, jalan pintas dari rumah Alisya ke sekolah. Namun sepertinya ia agak sial. Di depannya ada dua kelompok anak sekolah yang tengah tawuran.

Sean mengenal seragam itu. Salah satu rombongan tawuran itu memakai seragam sekolahnya. Sayang Sean tidak dalam mood berkelahi sehingga ia memilih putar balik.

Sekali lagi, ia memang sedang tidak beruntung.

Sebuah balok kayu melayang ke  kepalanya yang berbalut helm. Sean yang sedang memutar motor tidak siap dengan serangan terduga itu berakhir terjatuh dengan motornya.

Brak

"Anjeng."

Kaki Sean tertimpa badan motor membuatnya tidak dapat bergerak. Sontak suara jatuhnya Sean membuat dua kubu itu berhenti dan memandang suara yang cukup keras itu.

"Adu.. du.. duh sialan."

"Anggota lu," ucap salah seorang remaja yang seperti nya ketua pada ketua lawannya karena melihat seragam yang di gunakan ya sama.

"Gak kenal."

"WOY! BANTUIN ELAH, KAGAK BISA BANGUN GUA."

Teriakan Sean menyadarkan orang-orang yang bengong melihatnya. Sontak dua orang datang menghampirinya.

Satu orang mengangkat motor, satu lagi menolong Sean.

"Lu gak papa?"

"Gak papa mata lu empat, sakit kaki gw ini." Orang itu membantu Sean berdiri. Namun Sean hampir kembali terjatuh kala merasakan nyeri di kakinya. Beruntung orang yang membantunya berdiri menahan tubuhnya.

"Sialan."

Melihat hal itu, dua ketua kelompok menghampiri Sean. Seorang yang mengenakan seragam sama dengannya membuka helm Sean dengan paksa membuat Sean memekik.

"WOY ANJENG COPOT PALA GW."

'manis.'

'lucu.'

Gevariel ArseanoOnde histórias criam vida. Descubra agora