33

2.9K 310 80
                                    

"Kecil atau besar yang namanya kebohongan akan tetap jadi kebohongan."

~Janu~

~Happy Reading~

Hari spontan menarik Oza dan Janu menunduk untuk bersembunyi. Jangan tanyakan Darpa, anak itu masih berkutat dengan batuknya.

"Kenapa kita sembunyi," ucap Oza menatap Haris.

"Diem, biar Sean aja yang berurusan sama abang adeknya, kita jangan."

"Mata gw kagak salah berarti ya?"

Sean membeku di tempatnya. Bahkan ia belum turun dari motornya. Juan melepas helm mengangkat sebelah alis dan menatap tajam Sean.

"Mampus gw, kok bisa di sini ni anak."

Juan mendekati Sean. Ia hapal betul motor serta helm yang kakaknya gunakan. Setelah mendapat laporan dari Ricky jika Sean tidak ada bersamanya, mereka segera mencari keberadaan Sean.

Saat mengecek garasi motor Sean tidak ada, meski gerbang masih tertutup namun tidak terkunci. Sepertinya Sean lupa mengunci kembali gerbangnya.

Bukankah ada penjaga?

Sepertinya Sean pergi saat penjaga lengah, karena penjaga masih stay di gerbang tidak tau gerbangnya tidak terkunci. Sepertinya penjaga perlu mengucapkan selamat tinggal pada pekerjaannya.

"Kabur dari rumah?"

"...."

"Turun dari motor mu."

Sedikit ragu Sean Turun dari motornya. Sebenarnya kenapa juga ia takut pada Juan. Melepaskan Helm Sean balik menatap Juan dengan berani.

"Kenapa emang kalo gw keluar, gw rasa bukan urusan lu juga."

"Kalo bukan urusan kami, kenapa sembunyi-sembunyi."

Juan melangkah maju membuat Sean mundur hingga menabrak motornya. Dari belakang, ketiga pengendara yang lainnya menghampiri Sean.

"Wah Gev lu kalah," ucap salah satu diantaranya, sebut saja Bima.

"Gw gak pernah lihat lu, hebat banget bisa ngalahin Gevariel." Satu lagi menghampiri. Dia Kai, orang yang pernah menjadi lawan Sean di chap 1. Kaivan Arjuna Prawara. Bahkan Kai mengacak surai Sean mengundang tatapan tak suka dari Juan.

Di belakang Hansa menatap Juan dengan tatapan penuh selidik. Ia kenal dengan Juan, mereka pernah satu sekolah saat smp.

"Eh..." Kai dan Bima sedikit terkejut kala Juan menarik tangan Sean kasar dan meninggalkan mereka tanpa kata.

"Lah.. siapa tadi?"

"Kalian katarak atau bego sih, dia Juan."

"Juan teh saha," ucap Bima menatap Hansa begitu juga dengan Kai.

"Ini ni punya teman begonya gak ketulungan. Dia Juan Rashad Bramanty."

"Hah!?"

"Ha ho ha ho gw doain keselek nyamuk lu berdua."

Gevariel ArseanoWhere stories live. Discover now