29

2.8K 324 43
                                    

"Berbicara tentang kekuasaan. Mari kita lihat kuasa siapa yang lebih kuat."

~Arseano~

~Happy Reading~

Jam istirahat sudah berlangsung sejak Lima belas menit yang lalu. Harusnya siswa siswi saat ini duduk manis di kantin menikmati makanan atau pun rehat sejenak dari aktivitas belajar.

Tapi apa yang terjadi tidak seperti yang lihatlah apa yang di perbuat anggota kelas 11-C. Mereka di ruang teater untuk menunjukkan bakatnya.

Belum ada yang menyadari dari pihak guru, dan bagian keamanan. Lihatlah betapa berbakatnya kelas 11-C. Alley dan Alisya yang memang tidak terlalu bar-bar hanya mendesain pakaian dari kain-kain di ruang teater. Keduanya sibuk mencocokkan warna kain dan menggunting asal membentuk gaun yang tentu sama sekali tidak bisa di pakai.

"Apa ini bagus, ku rasa warnanya terlalu gelap untuk kulit ku," ucap Alisya menempelkan potongan kain.

"Coba yang ini."

Keduanya terus mencocokkan warna kain.

Beberapa anak laki-laki menggambar mural di berbagai sudut di dinding. Ada juga yang bermain alat musik tentu saja asal. Meski mereka bisa yang menjadi tujuan mereka itu merusak. Lihatlah ketua kelas dan wakilnya itu yang duduk di atas piano  sembari menghisap rokoknya.

"Btw gw dari tadi gak liat Sean, di mana tu bocah," tanya Leon pada Haris yang asik mengamati teman-temannya yang seperti penghuni safari. Ia terlalu malas untuk ikut.

"Ada urusan katanya."

"Tumben kalian gak ada yang ikut."

"Kagak mau bocahnya. Dari pada ngambek berabe biarin aja. Lagian masih di lingkungan sekolah."

Bergeser posisi pada Sean

Bocah manis itu bersandar di dekat pintu kelas 11-A sembari memainkan ponselnya. Tak jarang beberapa siswi yang memuji betapa menggemaskan wajah gembul itu beberapa kali juga Sean membalasnya dengan godaan dan berakhir di beri permen, coklat, bahkan uang. Sean gak minta lo ya, ia hanya memanfaatkan aset wajahnya.

Klek

"Loh Sean kok disini, nunggu Oza ya?"

"Eh ibuk, lama amat keluarnya lumutan saya nunggu. Ya udah Sean masuk ya buk assalamualaikum."

Sean nyelonong masuk kelas setelah mengucap salam tanpa menunggu sang guru membalas ucapannya.

"Loh Sean Bukannya kamu Kristen?"

Sean berjalan riang masuk kedalam kelas yang bahkan siswa siswi kelas belum selesai masukkan buku kedalam tas.

"Bang, tumben ke sini." Sepertinya Juan lupa di belakangnya ada sahabat sang abang.

"Jemput Oza. OZA AYO BANGUN MAKAN BIAR LU GAK MATI."

Sean mengebrak meja Oza membuat Oza yang sedari tadi tertidur menjadi terbangun.

"Jangan triak-triak bang nanti tenggorokannya sakit," tegur Juan yang di balas tampang julid. Kalo masalah perjulidtan Sean dan Oza jagonya.

"Adek gw tidur, pelan dikit ngapa sih." Erza menghampiri Sean.

"Biasalah Er dari kelas buangan jadi gak punya etika."

Itu Rani yang berbicara, gadis yang menampar Oza awal masuk kelas. Oza yang setengah sadar langsung segar mendengar ucapan gadis yang ia tak tau namanya.

"Berisik lu ondel-ondel," ucap Oza.

"Ish udah ayo makan, nanti ada pertunjukan soalnya kita harus ikut." Sean menarik tangan Oza hingga berdiri namun terhenti kala melihat luka gores di pipi sahabatnya.

Gevariel ArseanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang