3

6.5K 562 23
                                    

"kau mungkin menyukai ku, tapi bukan berarti aku juga menyukaimu."

~Darpa~

~Happy reading~

Sean kini duduk selonjoran di sofa milik kakak kelas yang menolongnya, lebih tepatnya membawa sial. Ia mengenal beberapa orang dari ketujuh orang yang kini entah mengapa menatap dirinya.

"Lu pada ngapa dah ngeliat gw gitu amat," ucap Sean sambil memainkan ponsel di tangannya. Ia mencoba menghubungi beberapa temannya untuk menjemput.

"Lu.. " Sean melihat seseorang yang menggantung kalimatnya. Sean mengenalnya, sangat mengenalnya.

"Temen Darpa kan?"

Sean bersorak dalam hati. Panji Kastara, kakak kedua Darpa. Sean tau Darpa paling bermasalah dengan Panji. Bahkan beberapa hari lalu mereka bertengkar membuat Darpa menginap dirumahnya sampai sekarang

"Ya, kenapa bang?"

"Bisa lu temuin gw Ama dia?"

Sean menatap Panji penuh arti. Ia tak mau Darpa marah padanya bukan Sean takut, ia hanya malas membujuk Darpa. Soalnya membujuk Darpa menghabiskan isi dompet nya.

"Gw gak bisa."

"Loh lu kan temennya."

Sean menatap orang itu, Yanuar Atala. Sean mengernyit, ia tak mengenal Yanuar sebenarnya namun ia tak asing dengan wajahnya.

"Lu.. bukannya yang kemaren jadi bulan-bulanannya Oza ya?"

"Gak sopan lu ama kakel," Yanuar tampak kesal Sean mengungkit kejadian kemarin dimana ia menjadi bulan-bulanan murid lenjeh menurutnya.

Sayang sekali Yanuar tidak tau Oza asli nya.

"Lah lu kalah Ama si lenjeh," Sagara Hansa Kaditula, salah satu anggota geng Abang Darpa tampak menahan tawa.

"Gila lu, gw yakin lu juga bakal lari kalo di posisi gw. Si anjir mulutnya kek ular."

Sean terkekeh mendengar nada kesal Yanuar. Ia tau sebab Haris bercerita. Yanuar mengalami sedikit lebam di pelipisnya karena di tonjok Janu.

Kok bisa Janu?

Sedikit cerita, Oza bermasalah dengan Yanuar, tidak terima ia mengadu pada Janu. Seperti kata Yanuar mulut Oza kayak ular berbahaya. Entah apa yang diucapkan Oza sehingga Janu memukulnya.

Masalah tak sampai disitu. Keesokan harinya Haris mendatanginya. Hampir ia baku hantam dengan adik kelasnya itu lagi-lagi karena Oza. Tak puas juga siangnya ia di tatap sinis oleh anak-anak perempuan dan dua hari ia jadi bulan bulanan Oza.

Oza tidak menyerang secara langsung melainkan melalui orang lain. Jujur Sean hampir menghajar Yanuar kala itu, sayangnya ia keduluan di panggil pak Sukur. Ingat guru BK.

"Sebenarnya lu apain dia sampe kek dendam banget anak itu." Sean mengangguk membenarkan ucapan Liam, karena sebenarnya ia tidak tau duduk masalahnya.

Dasar Sean, tidak tau masalah malah mau ikutan.

"Sepele anjir, dia ngatain gw gapura gak ada otak ya udah gw bales dong."

"Lu bales apa emang?" Kali ini Panji yang bertanya.

"Gw bales dasar tukang gosip banci lu, gitu doang kok."

Sean masih menyimak. Ia masih bertukar pesan dengan teman-teman nya menyuruh dua orang untuk menjemput nya. Ia sudah mengirimkan lokasi ia saat ini.

Gevariel ArseanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang