52

1.1K 141 15
                                    

"Berhentilah melihat buruknya orang lain, coba lihat baiknya orang itu, percayalah kau akan malu melihat dirimu sendiri."

~Darpa Gauri Kastara~

~Happy Reading~

S

etelah tragedi di kejar burung Unta. Kini Sean and the gang terdampar di ruang tamu, kebetulan para kakak manusia seperempat monyet itu sudah tiba.

Darpa duduk di karpet bulu ruang keluarga bersama Haris, keduanya asik bermain play station bersama Brandon dan Ricky hanya keduanya duduk di sofa tepat di belakang Darpa dan Haris.

Oza dan Janu duduk di sisi kanan kiri Bella, ketiganya asik dengan layar ponsel milik satu-satunya perempuan di perkumpulan itu. Sesekali Oza menunjukan wajah julid ketiganya berbicara dengan suara sedikit lirih. Ingat semakin pelan suaranya maka semakin rahasia pembicaraannya. Tak lupa Janu memangku SE toples kue kering dan dengan wajah serius menanggapi pembicaraan Oza.

Jay sedang tidak ada di tempat, kelihatannya sedang menjalani hukuman Bundanya. Sedangkan Mahen pergi bersama Panji, Asher, Jaziel, dan Haidar ke taman belakang. Entah apa yang mereka bahas. Juan masih mengecek peliharaannya yang tadi lepas.

Ada yang kurang?

Yup, Rafasya. Dimana anak bungsu Arya itu sekarang?

Pemuda berwajah kaku dan jarang berbicara itu kini sedang duduk di single sofa yang cukup besar memangku Sean yang asik menonton video yang terputar di ponsel pemuda itu. Sesekali bungsu kembar tiga itu menyuapi Sean dengan camilan yang ada. Rafasya paling hoki kalo soal Sean.

"KIRI KY, KIRI!!" Ucap Darpa ngegas sembari menekan stik PS nya dengan bar-bar.

"Sabar elah," ucap Ricky santai. Wajah Ricky pun tidak menunjukkan kesan serius dalam memainkan Game tersebut. Hanya Darpa dan Haris yang terlihat sangat serius.

"Bang, bang tolongin bang," ucap Haris pada Brandon. Kali ini sesuai undian Haris sekelompok dengan Brandon sedangkan Darpa dengan Ricky.

Brandon tak banyak berbicara hanya berdehem namun tangannya bergerak menekan stik PS untuk mengarahkan karakternya menolong karakter game Haris.

"KY, BURU KY!!!"

"Ck.. ini juga udah gue bantu, bener dikit."

Game berakhir dengan Haris dan Brandon menang. Wajah Darpa cengo tak bisa berkata kata.

"Aduh, kok kalah." Asap terlihat di kapal Darpa. Di tambah Haris yang mengejeknya.

"RICKY BANGSAT, YANG LU BUNUH GUE ANJENG BUKA MUSUH." Darpa melempar stick PS nya kearah Ricky yang dengan mudah di hindari sang empu.

"Lah, iya kah?"

"Jaga ucapan mu Kastara," ucap Brandon datar. Jika untuk bahasa gaul ia bisa mentolerir nya. Namun untuk umpatan sepertinya mereka tidak bisa.

"Ya adek lu ni, ah males gue." Darpa berdiri sambil menghentakkan kakinya dan melangkah pergi dari ruang keluarga. Ia lumayan takut dengan anak-anak Bramanty ini. Takut ribut maksudnya

Sean yang melihat Darpa pergi ikut beranjak namun di tahan Rafasya. Sean yang merasakan pinggang nya ditarik kembali terduduk. Ia mendongak untuk bertemu pandang dengan kakak sepupunya. Wajah tanpa ekspresi namun terlihat polos tidak membuat Rafasya luluh.

Pertahanan Rafasya kuat. Ia cukup terlatih dengan serangan seperti itu. Ia malas mengikuti bocah ini yang sudah pasti berbuat ulah jika di satukan dengan sahabatnya. Pusing Rafasya melihat tingkah mereka.

Gevariel ArseanoWhere stories live. Discover now