48

4.1K 370 139
                                    

"Perlahan tapi pasti, besi sekalipun pada akhir akan hancur dimakan waktu."

~Sean Circle~

~Happy Reading~

Ruang rawat Sean mendadak penuh. Semua saudara sepupunya ada di dalam ruangan. Lihatlah Oza yang baru berhenti menangis dengan wajah sembab. Ia menghubungi yang lain dan sahabatnya kini tengah dalam perjalanan.

Dokter memeriksanya Sean dengan hati-hati. Kenapa bukan Aryasatya yang menangani Sean?

Putra bungsu pasangan Yohanes dan Astrea itu menolaknya. Tak ada yang bisa membujuknya bahkan Divya sekalipun. Beberapa hari terakhir ini Aryasatya juga terlihat sibuk entah apa yang di lakukannya.

"Bagaimana?" Tanya Mahen pada dokter tentu saja ia mengenalnya.

"Kondisi fisik cukup baik dan luka-lukanya hanya tinggal membutuhkan pemulihan saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan selain...  mentalnya mungkin. Dan saya masih memerlukan waktu untuk memastikan kondisi tubuh pasien untuk lebih akurat." Ucap sang dokter.

"Maksudnya?" Keivan angkat bicara.

"Maaf kan saya tuan muda, sepertinya ada sedikit masalah pada saraf sensor pasien dan saya juga bukan dokter spesialis kejiwaan. Untuk lebih lanjutnya mungkin saya perlu menghubungi dokter Johny."

Dokter itu adalah ayah Grissham, ketua geng Black Eagle, geng kembaran Oza. Setelah dokter keluar, Oza lebih dulu mendekati Sean di bantu Asher tentu saja.

Oza tau kondisi Sean. Mereka tau hanya saja rasanya belum siap.

Tatapan Sean terasa kosong tanpa binar kehidupan. Wajah itu sama sekali tidak memiliki ekspresi bahkan ketika dokter menyentuh lukanya.

Posisi Sean kini setengah duduk dengan tempat tidur yang dinaikkan bagian atasnya. Ia menoleh kearah Oza yang kini mengusap lembut tangannya yang di perban.

"Sakit?" Sean menatap Oza tanpa minat kemudian menggeleng membuat kekehan pilu Oza terdengar.

"Harusnya gw sedari awal sadar dan bersiap Nerima kan? Tapi gw belum siap Yan." Oza menahan air matanya agar tidak terjatuh.

"...." Tak ada respon dari Sean. Oza tau itu. Oza sadar seorang Gevariel Arseano Bramanty itu sudah melepas setengah jiwanya, karena itulah kini yang tersisa tinggal jiwa kosong tanpa di isi emosi.

"Gw gak tau harus sedih apa seneng sekarang."

"Jangan... sedih, Sean sekarang.. gak bisa bantu," ucap Sean lirih namun Oza masih bisa mendengarnya.

Ruangan hening. Semua mata terpusat pada Sean dan Oza. Rikcy mendekati keduanya. Ia mengusap kepala Sean membuat Sean menatapnya namun tetap dengan tatapan tanpa maksud.

"Sebenarnya, abang Ky kenapa?" Oza tau pertanyaan itu di tujukan kepadanya. Namun ia memilih diam, sebab jika ia mejawab sekarang, air matanya pasti keluar.

"Sorry." Hanya kata itu yang bisa keluar dari mulut Oza.

Klek

Pintu terbuka menampilkan Lisa, Divya, Astrea dan Grizelle. Di belakang ada para suami masing-masing.

"Anak mommy."

Gevariel ArseanoWhere stories live. Discover now