11

4.9K 443 14
                                    

"Jika mencintai tak membutuhkan alasan begitu juga membenci. Bukan begitu?"

~Arseano~

~Happy Reading~

Bella dan Rafassya berjalan di koridor menuju lapangan out door untuk mengawasi anak-anak yang tadi di hukum abangnya. Sampai di sana mereka melihat anggota geng Black Eagle telah duduk beristirahat sementara Oza dan Ricky masih terlihat memutari lapangan.

Ia kira mereka hanya omong kosong untuk menggantikan Sean berlari terlebih Ricky. Bahkan anak itu sering melarikan diri dari hukuman papanya, tapi lihat sekarang. Hanya karena orang baru ia mengambil hukuman.

Sementara itu, di bawah pohon Black Eagle terlihat duduk di rumput. Sedangkan di atas kursi panjang Sean duduk sendiri.

"Gak kasian lu, gara-gara lu tu dua orang nambah hukuman?" Celetuk Erza tiba-tiba. Jujur ia sedikit tidak terima adiknya mengantikan hukuman Sean.

"Kenapa harus kasian, kan mereka yang mau dan gw gak nyuruh."

"Lu beneran gak punya hati ya. Orang egois kayak lu suatu saat bakal nyesel karena ke egoisan lu sendiri."

"Nyesel ya, sampe sekarang gw gak pernah nyesel tu," ucap Sunoo menghadap anggota Black Eagle dengan senyum cerah.

Black Eagle tidak bisa tidak terkejut. Apa ada manusia yang hidup tanpa penyesalan? Apa dia benar-benar bisa di sebut manusia?

"Satu-satunya penyesalan gw, terlahir dari keluarga itu," ucapan Sunoo melirih di akhir meninggalkan tanda tanya di benak anggota Black Eagle. Sekilas mereka dapat melihat guratan kekecewaan dan kesedihan di mata anak itu.

"Lupakan. Hey Erza..."

Erza menatap Sunoo yang kini melihatnya dengan wajah serius. Belajar dari pengalaman kali ini ia tidak boleh termakan emosi yang membuatnya jauh dari adiknya. Meski tidak ingin sepertinya yang harus ia dekati dulu itu Sean baru adiknya.

"Gw gak suka sama lu."

"Kenapa?  Kenapa sampe bisa lu ngak suka sama gw, kita gak pernah bermasalah sebelum ini gw rasa."

"Gw gak suka pas Oza nangis karena mama papa kalian gara-gara lu. Gw gak suka Oza ngelindungi lu pas gw mau mukul lu."

Erza terdiam. Kapan Oza melakukan itu. Kapan Oza melindunginya.

Erza hanya tidak tau, Oza masih menyimpan perasaan sayang sebagai saudara. Saat Erza membuat kepala Janu bocor Sean hampir menghajar Erza habis-habisan namun Oza menahannya.

"Tapi hari ini gw seneng, Oza jadi benci sama lu."

"...."

"Gw gak bakal buat ini mudah, lain kali bilang makasih sama Oza, kalo bukan karena dia lu udah lama gak lihat matahari."

"Sean!"

Sean mengalihkan pandangannya. Oza memanggilnya. Dapat ia lihat baju Oza sedikit basah, di belakangnya ada Ricky, Rafassya, dan Bella.

Awalnya Sean tersenyum namun senyuman hilang dalam hitungan detik melihat siap yang berada di belakan Oza.

"Gw udah selesai, mau ke kelas?"

"Boleh,"

"Bang Sean tunggu, lu gak mau bilang makasih gitu ke gw. Gw udah gantiin lu di hukum Lo," ucap Ricky kala Sean tidak melirik sedikitpun.

"Gw gak nyuruh lu. Oza masih mampu kok gantiin gw sendiri."

Ricky tau. Ricky tau Oza masih mampu bahkan limapuluh putaran lapangan out door mereka Ricky yakin Oza masih mampu. Hanya saja di hatinya ia ingin Sean melihatnya setidaknya sedikit saja. Apa sesusah itu ya.

Gevariel Arseanoحيث تعيش القصص. اكتشف الآن