40

2.7K 325 45
                                    

"Kau memang tidak lebih pintar dari mu, hanya saja aku tak sebodoh yang kau pikirkan."

~Sean~

~Happy Reading~

Klek

Srek

Sean yang sedang duduk di ranjangnya tersenyum mendengar suara patah dan robek. Ia menutup matanya sesaat hingga tepat di depannya seseorang mendarat dari langit-langit kamar.

"Sudah datang rupanya," ucap Sean membuka matanya.

Darpa berdiri dengan baju berwarna hitam yang penuh debu. Anak itu membuka maskernya yang penuh debu.

"Gila Yan sempit banget jalurnya." Darpa melemparkan tubuhnya ke ranjang yang di tempati Sean.

"Aaa~ kotor." Sean mendorong tubuh Darpa, sayang sekali ia hanya dapat menggeser sedikit tubuh sahabatnya yang jelas lebih besar.

"Ah, males gw ama lu."

"Ciah ngambek."

Darpa mendekatkan diri pada sang sahabat. Kepalanya ia letakkan di pangkuan Sean sedangkan ia sendiri memeluk perut sahabatnya. Sean mengusap rambut tebal Darpa dengan lembut.

"Capek ya?" Darpa mengangguk membuat Sean sedikit geli namun ia tidak protes.

"Istirahat dulu aja kali gitu."

"Emang gak papa ya? Takutnya nanti ada yang masuk."

"Dua jam. Lu bisa istirahat selama dua jam, jam empat nanti lu bawa lari Ricky. Seroya bakal bantu lu."

Mendengar nama Seroya, Darpa segera menatap Sean dengan tatapan terkejut yang menuntut. Sean menepuk dahi Darpa karena sedikit gemas.

"Kenapa jadi gini Yan?"

"Gw udah jarang ketemu Riel, lu tau kenapa Pa?"

"Karena lu udah deket sama tujuan awal lu," ucap Darpa.

"Ya."

"Terus kenapa...."

"Gw belum mau dia pergi Pa. Dia janji bakal bikin kalian dapet apa yang kalian mau..."

"Dengan bayaran?"

"Keluarga Wardana."

Ketika Darpa ingin membuka suara, Sean lebih dulu mencium pipi sahabatnya. Hal itu ampuh membuat Darpa terdiam.

"Lu pasti nanya kenapa gw mau, gw emang benci dia Pa, but dia gak sepenuhnya salah. Seroya sama kayak kita Darpa."

"Tapi, lu tau sendiri kan Yan kita?"

"Seroya udah nemuin di mana mama nya Haris."

"Dan lu percaya," ucap Darpa anak itu seperti tak menyangka sahabatnya menjadi seperti ini.

"Dia udah nunjukin ke gw Pa, ibu Janu, catatan kriminal ibu tiri lu, dan juga keluarga Asher."

"Asher?"

"Gw tau Darpa, lu berniat ngedorong Oza masuk ke kehidupan Asher, karena Asher tertarik jadiin Oza adiknya."

"...."

"Tanpa lu sebut gw punya cara sendiri buat tau Darpa."

"Seroya?"

"Tapi dia bener kan?"

"Yan lu jangan senyum terus deh. Nangis kek sesekali, lu capek kan nangis dong jangan ke tawa aja," ucap Darpa. Ia yang menyuruh Sean menangis tapi kini ia sendiri yang menangis.

Gevariel Arseanoحيث تعيش القصص. اكتشف الآن