11. TAK BISA DIHINDARI

152 48 603
                                    

Mulmed : Yuri Sahkila, dikucilkan sebelum datang ke SMK Songrim karena hidup tanpa Ayah dan Ibu.

"Jangan menghindar tapi dilawan! Gue gak bisa ngelawan karena gak punya apa-apa. Cuman punya diri gue. Menghindar mungkin lebih baik. Tapi kata menghindar selalu datang terus menerus."
—Yuri Sahkila

VOTE DULU! BACA PERLAHAN 1500 KATA ! RAMAIKAN DENGAN KOMEN! ❤
CMIIW - Correct Me If I'm Wrong

______________________________

11. TAK BISA DIHINDARI
______________________________

      "Sak, mau jalan bareng gue besok? Sabtu atau Minggu." Savira melihat Sakya datang dari parkiran lewat sebelah gedung Teknik hendak menuju gedung Bismen di seberang.

     Sakya menatap cewek Teknik berambut sebahu dan berponi. Lalu ia mengalihkan wajah ke samping kiri. Cewek di sana lebih menarik sedang melihat kemari. "Gue gak bisa, Sav. Banyak tugas."

     Savira memasang ekspresi kesal karena cowok yang disukainya memilih pergi mengejar cewek lain di depan sana. "Tuh cewek 'kan yang ada di video Telegram peluk-peluk cowok terus dikasih uang."

     Di XI TKJ 1 ada empat murid perempuan, sisanya cowok semua. Kalau XI Akuntansi 6 kebalikannya. Hea, Savira dan Juliska adalah tiga cewek yang tampak menonjol karena banyak koneksi untuk tebar pesona. Mereka sekelas dengan Angel Wing, Gentala dan Jaejun.

     Di depan kelas, Juliska mendorong Gentala hingga cowok itu membentur cewek mungil dari jurusan Farmasi. "Ups! Sengaja, Gen."

     "Awas lo, Jul!" Genta tersenyum canggung pada Berlian yang terbentur tubuhnya. "Maaf, Kak. Tuh temen gue rese banget."

     "Gak papa." Meski Berlian sempat kaget karena tubuh mungilnya diterjang cowok tinggi besar seperti Gentala.

     "Kalo Kak Berlian dateng dari parkiran, berangkat bareng Bu Koko ya?" tanya Gentala.

     "Iya, Gen. Kalo lewat halaman sekolah berarti naik bus karena ditinggal Bunda. Kesiangan," kata Berlian. "Gue ke kelas dulu ya, Gen."

     "Perlu gue anter?"

     "Gak usah," balas Berlian tersenyum pada Gentala lalu berjalan menuju gedung Farmasi kelas XII. Berlian tampil seperti biasa, mengikat rambutnya sebagian di atas. Bagian bawah tergerai.

     "Pagi-pagi udah modus, Gen," kata Jaejun melihat tingkah temannya sejak beberapa waktu lalu. "Jumat berkah. Modus lo gak berkah."

     Gentala melirik tiga cewek di depan kelasnya sedang rapat merencanakan sesuatu. "Gue 'kan tadi bikin Kak Berlian tersenyum pagi hari, berkah tuh."

     "Senyum paksa karena kasihan sama elo," ujar Jaejun lalu masuk kelas sempat membentur pintu karena Gentala hendak memukulnya.

     "Genta!" panggil Hea pada cowok yang hendak masuk kelas.

     "Gue tau He, elo yang nyebarin video cewek Bismen ke grup Telegram. Jangan aneh-aneh lagi deh! Gue gak kasih tahu identitas lo karena gak mau kelas gue tercemar. Kalo mau nyebar berita, yang udah pasti. Jangan hoax disebarin!" Gentala menatap tak suka ke arah Hea.

     "Gue cuman mau bilang, Pak Jafar nge-WA di grup suruh ketua kelas ambil tugas Teknik di meja guru," kata Hea.

     Gentala menatap ke kelas dari ambang pintu. "Jae! Temenin gue ambil tugas ke ruang guru. Elo 'kan wakil."

     "Kelas sepuluh gue wakil. Sekarang turun jabatan jadi kreditur," kata Jaejun.

     Gentala ingat hanya ia yang tetap menjadi ketua kelas. Jabatan lainnya terisi teman yang berbeda. "Jul, temenin gue."

Playboy TsundereDonde viven las historias. Descúbrelo ahora