30. CINTA DAN UANG

34 5 0
                                    

Mulmed : Sakya Pamungkas, punya pacar pertama kali dalam hidupnya.

"Ada yang bilang kalo cinta itu lebih penting dari uang. Menurut gue, lebih penting uang. Lihat kenyataan kalo di dunia ini gak ada yang gratis. Gak punya uang, pacar mau dikasih makan apa? Makan cinta? Awas enek."
—Sakya Pamungkas

VOTE DULU ⚠ BACA PERLAHAN 1400 KATA ⚠ RAMAIKAN DENGAN KOMEN ❤‍🔥
CMIIW - Correct Me If I'm Wrong

___________________________

30. CINTA DAN UANG
__________________________

     XI AKUNTANSI 6

     "Pan, pedekate bertahun-tahun kapan ungkapin? Nanti berakhir cuman jadi sahabat, menangis," ujar Jakti sambil mengikuti Pandu menuju kelas. Mereka berangkat sekolah bersama naik motor berbeda.

     "Bukan urusan lo, Jak. Jomblo itu pilihan," kata Pandu lalu menaruh tas di atas mejanya. Ia duduk di kursi, bersandar ke dinding dan kakinya selonjor naik ke kursi sebelah.

     Jakti duduk di kursinya. Belakang Pandu. "Ya, urusan gue juga dong, Pan. Kalo lo jomblo terus, 'kan gue ikutan repot. Lagi jalan sama pacar, elo ngajak gue jalan. Sebagai bestie, gue lebih mentingin temen daripada pacar yang belum tentu jadi istri."

     "Cari duit dulu yang banyak, Jak. Sukses dulu, baru cari calon istri. Butuh makan biar bisa hidup," kata Pandu. "Kalo lo, pilih cinta atau uang?"

     "Cinta lah. Tanpa cinta, gue gak bisa cari uang," balas Jakti.

     "Kalo gue mah, uang. Biar bisa langsung propose. Seneng tuh cewek sama cowok yang berduit, berbunga juga," kata Pandu.

     "Kalo cewek yang elo sukai, ditinggal dulu sama elo buat cari uang, terus lo balik dia udah punya pacar gimana?" Jakti sedang melakukan ritual pagi. Melipat slayer segiempat menjadi segitiga.

     "Kan ada jalan yang namanya menikung sebelum janur kuning melengkung," kata Pandu. "Cewek yang setia, ditinggalin janji setia, kemungkinan besar bakal mau untuk menunggu masa depan yang cerah nantinya."

     "Lyn. Pandu bilang kalo lo cewek setia," kata Jakti pada cewek yang baru datang ke kelas.

     Pandu menjentikkan jari mengenai tulang pergelangan tangan Jakti hingga berbunyi 'tuk'. Ia tidak ingin membuat Caitlyn merasa tidak nyaman.

     "Gue setia pas pacaran sama elo, Jak. Elo juga yang mutusin gue," ujar Caitlyn lalu memalingkan wajah dari Jakti dan duduk manis di kursi.

     Pandu melipat slayer memanjang untuk menutup dahinya. Saat datang ke sekolah, bekas jahitan di dahinya tertutup poni rambut tapi ia tidak percaya diri saat berinteraksi dengan teman-temannya tanpa slayernya itu.

     Dito melangkah cepat menuju kelasnya lalu melempar sesuatu ke kaki Pandu. Kenyal, lembek dan dingin saat mengenai kulit. "ULAR!"

     "SIALAN!" Pandu segera menyingkirkan ular itu ke sembarang arah. Jantungnya berdegup kencang melihat ular hitam itu menempel di kulit kaki yang nampak karena celana dark grey panjang tertarik ke atas sedikit.

     "ULAR! ULAR!" Jakti membuat sekelas panik saat menepis ular itu tapi terus-menerus jatuh ke tangannya. Berakhir jatuh di meja Sakya, ia menepis ular itu ke meja kiri. Meja Helga.

     "ASEM JAK!" ujar Helga.

     Kasihan ular tak bersalah yang kini meramaikan kelas karena dilempar ke sana kemari berakhir jatuh ke lantai di depan Yuri. Ia baru berangkat, di belakangnya ada Sakya yang ikut berhenti.

Playboy TsundereWhere stories live. Discover now