46. PEMILIK TATO HITAM

24 4 3
                                    

Mulmed : Sakya Pamungkas, coba untuk merelakan

"Masa paling indah itu, masa putih abu-abu. Masa mengikuti pelajaran, jam kosong, ngantin bareng temen, ramein acara di sekolah kaya class meeting, tujuh belasan, tour, tanpa mikir masa depan dan berharap masa itu berlangsung lebih lama."
—Sakya Pamungkas

VOTE DULU ⚠ BACA PERLAHAN 1900 KATA ⚠ RAMAIKAN DENGAN KOMEN DAN JANGAN LUPA SHARE KE BESTIE KALIAN
CMIIW - Correct Me If I'm Wrong

___________________________

46. PEMILIK TATO HITAM

___________________________

     "Bagian laba para pemegang saham sebagai hasil dari kepemilikan saham yang dibagikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS, namun perusahaan belum membayarnya disebut?" tanya Jakti lalu menilik jawaban Sakya yang duduk di kursi sebelahnya.

     "Dividen payable," ujar Sakya lalu menilik jawaban Jakti. "Lo jawab Dividen ... geser tangan lo!"

     "Dividen tok," ujar Jakti menggeser tangannya yang menutupi jawaban.

     Sakya malah tertawa. "Hahaha. Pas rehat, nyalip peringkat gue. Pacaran lagi, turun gak tuh nilai lo."

     Jakti mengacak-acak rambutnya sambil menunduk. "Yang penting bahagia jadi pacarnya Yuri. Wle," ujarnya lalu melakukan ritual pagi. Melipat slayer segiempat warna hitam motif batik ungu menjadi segitiga. Dipakaikan slayer itu menutupi dahi dan kepala ala Si Gundul. Poni rambut yang sudah panjang tampak di dahi yang tak tertutup slayer.

     Pandu sedang mengikat slayer memanjang menutupi dahi. Beberapa helai rambut jatuh menutup dahi yang tertutup slayer warna hitam motif batik putih. "Jak, lo mau permen?" tanyanya.

     Sakya dengan kacamata hias bulat bening limited edition, menatap sebungkus permen warna merah.

     "Maaf sedang puasa, jangan nawarin jajan ya. Uangnya aja siniin buat beli takjil," ujar Jakti lalu mendongak dari membaca buku paket Akuntansi. Ia melihat Sakya menerima sebungkus permen dari Pandu.

     "Enya gue beli sekardus buat stok puasa. Mungkin bisa sampe lebaran," kata Pandu pada Sakya.

     "Makasih, Pan," kata Sakya lalu memasukkan sebungkus permen ke tas cowok itu yang dibiarkan di lantai.

     Jakti menatap Pandu. "Gue gak dikasih?" tanyanya.

     Pandu mendekap tasnya. Ia duduk di kursi depan meja Jakti dan Sakya. "Tadi dikasih mending minta uangnya. Bulan puasa, gue gak bawa duit," ujarnya.

     "Tas lo dipeluk gitu mesti ada satu buat gue. Kan lo bestie gue. Liat tas lo Pan! Siniin gak! Jangan boong lah! Malu, 'kan lo peduliin gue," ujar Jakti sembari meraih tas Pandu yang tak terjangkau.

     Pandu menaruh tas di mejanya lalu berdiri. Jakti menyinyir temannya itu. Senyum Jakti merekah saat Pandu menyodorkan sebungkus permen kedepannya tanpa menoleh ke belakang. Jakti dramatis berkata 'makasih' lalu 'makasih udah jadi bestie gue huhuuu'.

     "Tau gak sih kalo kecoak coklat kaya kurma. Apalagi pas bulan puasa. Hati-hati jangan sampe salah ambil," ujar Pandu.

     "Iya ya mirip. Tapi kalo buka, gue makan es campur gak makan kurma," ujar Sakya.

     "Cukup makan kurma terus minum aja udah kenyang. Pas sahur makan dikit karna males bangun, males ngunyah. Eh siangnya, kenapa pas buka gue gak makan ayam bakar, rujak, telur balado, yang manis, yang pedes," ujar Jakti lalu menatap Sakya dan Pandu yang sudah menutup telinga mereka.

Playboy TsundereWhere stories live. Discover now