13. JAGA HATI, JAGA JANJI

124 37 537
                                    

Mulmed : Pandu Pratama, takut cewek yang dia sukai jadi jutek saat dia bilang 'mau gak jadi pacar gue?'

"Di dalam cinta ada yang namanya penderitaan. Ibarat menderita dulu, suatu saat bahagia kemudian. Janji manis itu bullshit, karena saat itu juga yang ngasih janji bikin orang lain berharap terus kapan janji itu ditepati."
-Pandu Pratama

VOTE DULU! BACA PERLAHAN 1600 KATA! RAMAIKAN DENGAN KOMEN! MELUNCUUUUR ☔
CMIIW - Correct Me If I'm Wrong

_________________________

13. JAGA HATI, JAGA JANJI
__________________________

"Jak, Wifi sekolah gak konek ya?" tanya Pandu sedang duduk di kursinya.

"Karena terhalang konektivitas gue dan Yuri," ujar Jakti membuat pemilik nama yang ia sebut menatap kemari, baru sampai di kelas.

Sakya yang sedang menghapus white board melirik Yuri. Cewek itu agak pincang. Sakya jadi khawatir.

The power of make up. Yuri menutup bekas goresan di lutut, keunguan di tulang kering dan goresan di tulang pipi menggunakan concealer.

"Yuri, lo pincang kenapa?" tanya Sakya setelah selesai membersihkan white board. Ia bertanya selirih mungkin agar temen kelas yang ramai tidak mendengar. Ia tahu, Yuri tidak suka jadi pusat perhatian.

"Kepeleset pas gue ngepel di rumah," balas Yuri, tentu bohong.

"Masih pegel ya? Jalan dari halaman sekolah sampe lantai dua di sini, tambah pegel pasti, makanya sampe pincang gitu. Gue anter elo ke UKS aja yuk, Ri," ujar Caitlyn yang khawatir pada teman baiknya.

"Gak usah, Lyn. Gue baik-baik aja," kata Yuri, tersenyum.

Sakya bisa memahami cewek itu. Pernyataan Yuri membuat Sakya membatin jika cewek itu tidak baik-baik saja. Tidak hanya mapel sekolah yang Sakya pelajari. Semua ilmu, ia pelajari. Ilmu memasak, raut wajah dan bucin.

"Kalo ada apa-apa, jangan dipendem sendiri," kata Sakya pada Yuri.

"Pawang lo tuh, Ri. Sakya ganteng katanya," ujar Caitlyn.

"Siapa yang bilang ganteng?" tanya Sakya.

"Elo."

"Kapan gue bilang gitu? Gak pernah gue kepedean kaya Jakti sama Pandu."

"Iya Sak, iya, gue cuman bercanda kenapa lo jaim banget si di depan Yuri? Hahahaha."

Sakya mengusap lehernya. Kacamata hias bulat bening limited edition sudah ia ambil dari BK. "Salah kalo gue jaim?"

"Gak salah si. Jelas banget jaimnya di depan Yuri doang."

"Gak tuh."

"Halah."

"Lyn, jangan ngajak ribut."

"Pffttt. Iya iya, Sakya Pak Ketu. Seneng gue kalo ngeledekin yang kalem-kalem."

"PANGGILAN KEPADA JAKTI UNTUK MENUJU RUANG BK SEKARANG JUGA!"

Seluruh penghuni XI Akuntansi 6 menatap Jakti yang gelagapan berdiri.

"Loh kok gue? Kan gue diem-diem aja dari tadi. Salah apa ya gue? Slayer sama kacamata gak pake tuh. Kalung masih di BK. Tindik juga," ujar Jakti cepat.

"MOHON MAAF! RALAT! PANGGILAN KEPADA IBU NARTI UNTUK MENUJU RUANG BK! MEETING DENGAN KEPALA SEKOLAH AKAN DIMULAI!"

"WAH NGAJAK RIBUT NIH PAK LANANG!" Jakti yang panas dan gerah karena suhu tubuh naik membuat darahnya mendidih, hendak menemui Pak Lanang untuk ribut tapi Pandu, Sakya dan Dito memegangi lengan dan pinggang cowok itu supaya tenang.

Playboy TsundereWhere stories live. Discover now