44. KECELAKAAN

24 3 0
                                    

Mulmed : Jakti Sastranagara, nembak cewek udah biasa

"Mie, kanker. Nasi, diabetes. Supaya gak sakit fisik makan apa ya selain makan ati? Makan cinta juga gak bisa bikin kenyang malah meriang. Merindukan Ayang."
—Jakti Sastranagara

VOTE DULU ⚠ BACA PERLAHAN 1700 KATA ⚠ RAMAIKAN DENGAN KOMEN DAN JANGAN LUPA SHARE KE BESTIE KALIAN
CMIIW - Correct Me If I'm Wrong

___________________________

44. KECELAKAAN

___________________________

     Sebentar lagi memasuki masa PAT alias Penilaian Akhir Tahun pelajaran. Yuri mulai merasa aneh di dekat Jakti yang masih jadi pacar pura-puranya. Ulangan harian yang diperingkat, mulai diduduki Sakya seorang. Yuri sering berkata 'makasih Jak udah mau bantuin gue' dan dibalas 'gak perlu makasih, Sakya juga temen gue'.

     Merasa terbantu, Yuri tentu menerima permintaan Jakti seperti 'mau gak temenin ke mall beli slayer', 'temenin beli hadiah ultah buat Enya', 'temenin beli jajan di pasar malem'. Pernah ada permintaan Jakti yang Yuri tolak yaitu 'temenin ke rumah keluarga Pak Cong mau gak'.

     "Ri, Jakti masuk UKS," ujar Pandu dari ambang pintu lalu tatapannya mengikuti kemana perginya cewek bernama Yuri.

     Yuri berlari keluar kelas lalu menuruni tangga dan menyusuri koridor gedung satu ke gedung lain sampai berhenti di UKS. Setengah berjongkok, Yuri mengatur napasnya. Ia berdiri tegak lalu masuk ke ruangan yang di dalamnya terdapat ranjang berjejer dibatasi gorden.

     "PELAN-PELAN DONG!"

     "SAKIT TAU! AAH!"

     "Gue kayaknya gak bisa jalan."

     Yuri berjalan ke pojok setelah mendengar kata-kata ambigu itu. Ia melihat dua kaki tanpa alas kaki bergantung ke ranjang lalu dua kaki bersepatu menapak ke lantai. Haruskah ia geser gorden itu dan melihat apa yang terjadi di sana?

     'Sret'

     Mendongak, Jakti melihat siapa yang menggeser gorden. "Ngapain di sini?" tanyanya dingin. Alisnya hampir bertautan.

     "Kata Pandu lo masuk UKS ya gue jenguk," jelas Yuri. Ia berjalan ke samping ranjang dan melihat dokter pria itu sedang mengobati lecet-lecet di tubuh Jakti terutama alat gerak dan wajah cowok itu.

     "Sana balik kelas!" suruh Jakti dengan nada dingin. "Jangan diteken, Dok!"

     UKS SMK SONGRIM pun punya dokter sendiri. Sekolah swasta yang tidak pelit duit. SPP mahal, fasilitas memadai.

     "Kan sebagai pacar elo gu—" Ah, benar. Pacar pura-pura.

     "Gue bukan pacar lo. Sana balik kelas! Dok, pelan-pelan dong perban lukanya," ujar Jakti.

     Jakti yang kadang dingin kadang peduli, sudah sering Yuri hadapi. Yuri melihat tulang pipi dan rahang Jakti yang memiliki goresan dinodai warna merah darah. Saat dokter itu menempelkan kapas untuk mengobati luka di sana, Jakti meringis keperihan.

     "Lo jatuh dari motor ya, Jak?" tanya Yuri.

     "Motor depan gue tiba-tiba berhenti ya gue ngehindar," jelas Jakti lalu menatap Yuri yang masih di sana melihat dokter mengobati lukanya. Padahal ia sudah menyuruh cewek itu pergi.

     "Motor lo gak papa?" tanya Yuri.

     Jakti menghela napasnya. "Di bengkel. Lo jatuh di kantin terus gue bawa ke UKS masih aja nanyain 'bakso lo gimana' terus gue kecelakaan lo nanya 'motor lo gak papa'. Awas aja kalo ada yang nyuri sepatu lo, lo lebih milih ngejar maling dan ninggalin gue yang lagi belanja."

Playboy TsundereWhere stories live. Discover now