4. Finding Soulmate

182 9 7
                                    

Sesaat setelah taksi yang ditumpangi oleh Gwenn berhenti, ia segera membayar ongkosnya dan turun dari mobil. Dengan berbekal secuil rasa kekesalan dalam dirinya, Gwenn memutuskan untuk kabur dari rumah sejenak. Meninggalkan ponselnya-kalau tidak Grace pasti akan meneleponnya hingga ratusan kali dan menanyai keberadaannya, terlebih lagi Gwenn pergi tanpa pamit untuk pergi ke sebuah kelab malam.

Gwenn berdiri tepat beberapa langkah sebelum pintu masuk, ia melihat beberapa pasangan kekasih yang keluar dari sana sembari memegang botol kaca bir yang Gwenn tidak tahu betul jenisnya itu, ada juga yang sembari menghisap batang rokok maupun vape, dengan langkah yang tak teratur dan cenderung mengeluarkan berbagai racauan aneh, mereka semua rata-rata keluar dalam keadaan seperti itu. 

Gwenn merasa asing, jujur, ia tidak pernah mengunjungi tempat seperti ini. Selain karena Gwenn yang mudah mabuk, wanita itu juga tidak suka dengan fakta ketika alkohol merampas pergi kesadaran dirinya tanpa sepengetahuannya. 

Tapi Gwenn butuh alkohol sekarang untuk menghilangkan kekesalannya beberapa waktu lalu. Jika minum di rumah, maka sudah pasti Grace akan tahu dan melarangnya. Dan kalau kalian berpikiran bahwa Gwenn sedang mencari masalah untuk dirinya sendiri dengan datang ke tempat seperti ini, maka yang harus kalian salahkan adalah daddy-nya.

Setengah jam yang lalu...

"Mr. Jacob menunggumu dirumah Gwenn."

Tanpa mengalihkan pandangannya dari layar komputernya, alis Gwenn bertaut bingung.

"Daddy? Bilang saja aku sedang sibuk," ujar Gwenn kemudian matanya kembali menjelajahi kotak email yang masuk ke dalam komputernya dan membukanya. Disana terdapat beberapa desain model pakaian yang akan Gwenn periksa dan pelajari untuk dikeluarkan sebagai tren musin semi tahun ini.

Grace menghela napas sekali, menghadapi Gwenn yang sedang dalam mode gila kerja seperti ini memang butuh kesabaran lebih.

'Tidak apa-apa Grace, kerja kerasmu selama lima tahun belakangan ini pasti akan membuahkan hasil,' gumam Grace dalam hati.

Grace akhirnya mengetikkan sesuatu pada ipad-nya sebelum mengarahkan layarnya ke arah Gwenn.

"Gwenn, pulang sekarang atau aku akan menyuruh Bartino untuk menyeretmu kesini."

Sebuah suara yang terdengar berat dan cenderung penuh penekanan hadir di ruangan kerja Gwenn. Itu adalah suara daddy-nya.

Gwenn yang terkejut langsung mengalihkan pandangannya dan ternyata Grace sedang melakukan panggilan dengan Jacob. Parahnya, pria itu sedang menatap Gwenn dengan tatapan penuh peringatannya, bahkan jempolnya menunjuk-nunjuk ke arah Gwenn, tepat ke arah meja kerja Gwenn yang penuh dengan banyak sketsa pakaian yang berserakan.

Gwenn melempar tatapan kesalnya kepada Grace yang dibalas wanita itu dengan mengedikkan bahunya tidak acuh. 

"Maaf, aku hanya melakukan perintah Mr. Jacob saja," Gwenn dapat membaca gerak bibir Grace dengan jelas.

Gwenn kembali mengalihkan fokusnya ke arah layar dimana Jacob masih setia menunggu balasannya.

"Setelah aku menyelesaikan ini..."

"Now, my little princess dan Bartino yang akan menjemputmu," ujar Jacob dengan nada bicaranya yang lantang dan terlihat tak menerima penolakan. 

Gwenn membulatkan matanya kemudian menggeleng keras.

"Aku tidak mau dijemput Bartino, dia bau keringat. Aku akan pulang dengan Grace saja," ujar Gwenn tak kalah meninggikan suara.

Bartino bekerja sebagai pengawal pribadi ayahnya, kisaran umurnya sudah menginjak kepala empat tetapi fisiknya memang masih sangat bugar. Tidak heran, karena pria itu sering berolahraga dan sibuk melahirkan anak-anak otot diseluruh tubuhnya. Sejatinya Bartino tidak bau keringat seperti yang Gwenn tuduh diawal, tetapi entah kenapa hanya dengan kehadirannya saja sudah membuat Gwenn mual dan merasa tidak nyaman apalagi rambut gondrongnya. Intinya, gwenn hanya tidak suka pria berotot yang terlihat menyeramkan seperti itu.

SCANDAL CONTRACTWhere stories live. Discover now