53. Plester untuk hari yang kacau

48 2 0
                                    

Sudah satu minggu sejak pertemuan terakhir mereka berdua di kantor Akiro, Gwenn belum bertemu ladi dengan pria itu setelahnya. Mereka berdua benar-benar dipisahkan oleh jadwal kesibukkan masing-masing. Akiro sibuk dengan ISC dan Gwenn yang sibuk dengan Vee kemudian Victory. Belakangan ini Gwenn sedang berusaha untuk memperbaiki harga saham Victory yang hancur. Sejak lengsernya Richard hingga kekosongan jabatan seorang pemimpin, perusahaan itu benar-benar diambang kehancuran.

Benar, Gwenn memang berniat untuk mengambil ahli kembali perusahaan itu untuk Jacob.

Dulu sekali, tepat sebelum Victoria berganti nama menjadi Victory, perusahaan itu memiliki seorang investor terbesar mereka yang bahkan sudah ikut andil dalam pengembangan perusahaan itu sejak ditangan Jacob.

Mr. Kei merupakan seorang pembisnis ulung, namanya kerap terkenal di berbagai bidang pemasaran, bermula dari produksi pabrik perabotan rumah tangga hingga ke desain interior dengan cakupan area yang lebih luas. Selain terkenal sebagai seorang maniak bisnis, dia juga mendalami dunia saham. Dulunya, Kei dan Jacob adalah sahabat sewaktu mereka berdua berada di sekolah menengah pertama, hingga keduanya lulus sebagai orang yang sukses di luar sana, pertemanan mereka tidak pernah renggang. Dan Kei merupakan pemilik saham terbanyak setelah Jacob dulu dan Richard sekarang.

Berangkat dari fakta itu, Gwenn memutuskan untuk mengikat sebuah janji pertemuan dengan Mr. Kei.

Sejujurnya, Gwenn mengira semuanya akan berjalan secara lancar di awal. Tetapi lagi-lagi realita mengkhianati ekspetasinya. Mr. Kei yang Gwenn kira akan menolongnya ternyata masih mempertimbangkan keputusannya. Persahabatannya dengan Jacob dahulu tidak cukup menjadi alasan untuk bisa mengembalikan kepercayaan pria itu terhadap perusahaan Victory setelah dua kali mengalami krisis besar.

"Pacarmu adalah Mr.Kiro, pemilik ISC yang itu?"

Gwenn mendongakkan kepalanya dan berakhir menatap Mr. Kei yang berada di depannya.

"Kebetulan putriku akan menikah sebentar lagi dan aku belum menemukan tempat resepsi yang sempurna untuknya, mungkin kita bisa membicarakannya..."

"Mr. Kiro tidak ada hubungannya dengan obrolan kita hari ini Mr. Kei," ujar Gwenn dengan nada sopannya sebelum memotong kalimat pria itu.

Gwenn masih ingat betul raut terkejut Mr. Kei yang menyiratkan rasa canggung akan penolakan Gwenn sebelum tersenyum kecil dan membenarkan dasinya.

"Lantas, memangnya apa yang bisa kau tawarkan kepadaku selain statusmu yang sebagai pacarnya itu?" tanya Mr. Kei membuat Gwenn terdiam untuk waktu yang lama.

"Kita ini berbisnis, jadi kedua belah pihak harus mendapatkan imbalan yang seimbang bukan? Ada yang namanya memberi dan menerima."

Kalimat terakhir yang sekaligus berperan sebagai penutup pertemuan mereka hati itu membekas dalam pikiran Gwenn hingga detik ini. Gwenn mengakui kalau dia tidak bisa menyalahkan Mr. Kei sebab kalimat yang ia utarakan memang benar adanya. Harus ada sesuatu yang bisa Gwenn tawarkan untuk kerja sama itu.

Tetapi Gwen tidak akan putus asa begitu saja, tekad kuatnya itu berhasil mendorong dirinya untuk menyusun proposal mengenai rencana kedepannya. Bagaiman aia akan elakukan perubahan kepada Victory menggabungkannya dengan Vee dan berniat mengembalikan keyakinan Mr. Kei melalui proposal itu.

Terhitung enam kali dalam seminggu sekcuali hari minggu karena kantor mereka tutup, sebanyak itulah kehadiran Gwenn berakhir ditolak. Meereka akhirnya menerapkan konsep 'jual mahal' mengingat Gwenn berperan sebagai pihak yang membutuhkan bantuan mereka.

Gwenn menarik napas sekali sebelum melangkah dengan tegap dan berjalan masuk, menyusuri pintu masuk yang belakangan ini menghantui mimpi tidurnya. Naik melalui lift, Gwenn akhirnya berakhir pada meja milik sekertaris Mr. Kei lagi dan lagi.

SCANDAL CONTRACTWhere stories live. Discover now