28. Mrs.Fratt

78 1 0
                                    

Suara pintu yang diketuk tiga kali berhasil mengalihkan perhatian Gwenn dari kertas sketsanya. Belakangan ini Gwenn sedang dalam tahap pengerjaan sketsa gaun terbarunya, setelah mendapat sedikit ide dan konsep yang pas dari desainer yang dikenalnya, Gwenn berniat untuk menyelesaikannya dalam waktu singkat.

"Masuk."

Menampilkan Grace yang berjalan ke arahnya sebelum meletakkan sebuah cangkir tepat di atas meja kerja Gwenn. Gwenn menghentikan kegiatannya dan mendongakkan pandangannya untuk menegcek apa yang dibawah oleh grace.

"Minumlah air hangat itu setelah memakan obat maag mu, dan ini," ujar Grace lagi kemudian meletakkan sebuah kantong kertas yang Gwenn yakini isinya adalah roti lapis yang Grace pesan dari kedai seberang.

"Terima kasih Grace, kau sudah seperti ibuku," ujar Gwenn sembari tersenyum kecil.

Grace merenggut tak suka kemudian melayangkan protesnya, "Hei, aku tidak setua itu."

Gwenn menunjukkan tanda 'peace' dengan jarinya, "Kalau begitu kuganti kalimatnya, kau sudah seperti kakakku."

Grace mendengus sekali sebelum tersenyum puas saat mendapati Gwenn membuka kantong kertas yang dibawanya kemudian melahap isinya dengan cepat. Grace sudah berulang kali mengingati Gwenn agar jangan telat makan, bekerja boleh tapi kesehatannya lebih penting, namun apalah daya jika Gwenn tetap bersikeras terhadap pekerjaannya seperti ini. Yang bisa Grace lakukan hanyalah selalu memperingati Gwenn untuk makan seperti ini.

"Ngomong-ngomong aku berhasil menghubungi Mrs. Fratt kemarin. Dia akan datang sore ini," ujar Grace memberitahu.

Gwenn melebarkan matanya, sembari pipinya yang mengembang dan sibuk mengunyah, tatapan berbinar Gwenn tetap tidak lupa ia munculkan. Layaknya sebuah cerita klise berjudul cinta pada pandangan pertama, begitulah keadaan Gwenn ketika pertama kali melihat hasil desain gaun Mrs. Fratt.

"Benarkah?" Tanya Gwenn setelah menelan suapan terakhir roti lapisnya, ia mengelap sudut bibirnya kemudian meneguk air hangat yang diberikan Grace berikut dengan obatnya.

"Kau tahu, kau terlihat sangat bahagia sekarang. Memangnya seberapa luar biasanya desain wanita itu?" Tanya Grace ketika meliht reaksi Gwenn yang sekarang. Bahkan sudah sangat lama Grace mendapati senyum lepas Gwenn ini, tidak ada kesan terpaksa dan pura-pura.

"Tentu saja, aku sudah tertarik dengan gaunnya sedari awal. Aku ingin mencoba konsep baru ini," ujar Gwenn dengan nada semangatnya.

"Tapi ingat Gwenn, seperti kita, dia juga seorang pemula. Kau tahu apa yang terjadi jika seorang pemula bekerja sama dengan seorang pemula? Mereka tidak akan mempunyai kekuatan. Mereka lemah," ujar Grace memberitahu pendapatnya.

Gwenn tahu hal itu dan hal ini juga menjadi salah satu dari banyaknya alasan Gwenn menerima kontrak dari Akiro itu. Dia perlu sebuah tangga instan untuk naik dengan cepat ke atas.

Gwenn terdiam sejenak sebelum berujar, "Aku akan memikirkannya lagi," ujarnya sebab Gwenn sendiri baru akan memutuskannya setelah bertemu langsung dengan wanita itu.

"Sudah, jangan terlalu dipikirkan dulu, ada hal yang lebih penting yang harus kau tahu."

Wajah Gwenn berubah pucat, apa jangan-jangan Grace sudah tahu mengenai kontrak Akiro dengan dirinya? Gwenn berencana menutupi hal ini dari semua orang terlebih Grace sebab dia hanya merasa kontrak ini hanya akan berjalan sementara waktu sampai skandal Akiro rendah dan stabil kemudian mereka akan berpisah. Gwenn hanya perlu menaku kepada Grace mereka sudah pernnah pacaran saat di bangku sekolah dulu dan kembali rujuk setelah sepuluh tahun lamanya terpisah. 

Itu adalah alasan yang bagus.

"Ekspresimu kenapa pucat seperti itu? Tenang saja, ini adalah berita bahagia," ujar Grace kemudian menyodorkan layar ipad-nya ke arah Gwenn.

SCANDAL CONTRACTWhere stories live. Discover now