46. Kesempatan Penembusan Dosa

111 2 0
                                    

"Astaga, kau menakutiku," seorang wanita berseru kaget, ia refleks mundur satu langkah ke belakang membuat tubuhnya bersender pada sisi wastafel dan tangannya sibuk memegangi dadanya yang berpacu dengan cepat.

Gwenn rasa tidak ada yang aneh pada penampilannya hari ini hingga membuat wanita di depannya itu tersentak hingga wajahnya berubah pucat dalam hitungan detik. Sebuah kemeja putih yang dibalut dengan luaran jas kantoran kemudian rok sepan hitam dengan hak tingginya. Itua dalah pakaian formal untuk para pekerja wanita disana.

Gwenn melirik ke arah sekitar sekali sebelum kembali menatap wanita di depannya itu.

"Kau mengenalku?" Tanya Gwenn dengan nada santainya sembari menautkan alisnya kemudian menunjuk ke arah masker hitam yang ia pakai.

"Kau tidak waras, kenapa kau ada disini?" Tanya wanita itu, nada bicaranya berubah meninggi membuat Gwenn tersentak sejenak sebelum matanya menyipit. Siapapun bisa tahu kalau ada sebuah senyuman lebar di balik masker hitamnya itu sekarang.

Gwenn maju selangkah untuk berdiri tepat didepannya yang kemudian membuat wanita itu beringsut memundurkan bahunya ke belakang. Posisi tubuhnya yang sudah dibatasi oleh wastafel yang berada tepat dibelakangnya, membuatnya tidak bisa kabur dari kurungan Gwenn selain menduduki bagian sisi wastafel itu secara terpaksa.

"Padahal orang-orang didepan sana tidak bisa mengenaliku. Memang sudah diduga, seorang baby sitter pasti tidak akan melupakan anak asuhannya bukan?" Gwenn kembali melayangkan pertanyaannya sembari memajukan tubuhnya membuat wanita itu memejamkan kedua matanya rapat saat Gwenn meraih gantungan name tag yang menggantung di lehernya.

Rena Gwenn bergerak untuk membacanya sebelum pipinya kembali mengembang, "Luna Larisson, general manager Victor Corp," ujar Gwenn dengan suara lantangnya.

Luna membuka kedua matanya dan langsung merebut kembali name tag-nya dari jangkauan Gwenn, "Tutup mulutmu."

"Kenapa kau sangat kejam kepadaku?" Tanya Gwenn dengan nada bicaranya yang sengaja ia buat sesedih mungkin, seolah berubah menjadi pihak yang tersakiti disana.

"Baik dulu maupun sekarang," lanjut Gwenn kemudian sembari menatap menantang ke arah wanita itu, melenyapkan raut candaannya beberapa waktu lalu.

Gwenn masih ingat betul bagaimana Luna mengkhianati Jacob dulu dengan membuat pernyataan palsu mengenai cara kepemimpinan Jacob yang terkenal buruk diperusahaan dan membela Richard saat skandal panas yang menimpa perusahaan mereka waktu itu. Gwenn tahu keadaan perekonomian keluarga Luna dulu tidak begitu baik, tapi Gwenn tidak menyangka kalau wanita itu akan mengambil jalan pintas untuk kehidupan sosialnya dengan menghancurkan kehidupan Gwenn lewat kebohongan mereka.

"Kau tidak takut ketahuan?"

Pertanyaan dari wanita itu berhasil membuyarkan lamunan Gwenn. Baik bertemu dengan sekumpulan wartawan yang sedang berjaga di depan perusahaan ataupun Richard, keduanya tidak akan menjadi pilihan terbaik untuk Gwenn.

"Aku sudah terlalu nekat untuk sampai ke sini, jadi jangan sia-siakan usahaku," ujar Gwenn pelan, menatap lurus kedua manic Luna sebelum mengangkat tangannya dan menyelinapkan tangannya secara perlahan ke dalam saku blazer hitam yang sedang wanita itu kenakan.

"Aku akan menawarkan dua pilihan untukmu, kau bisa keluar secara baik-baik dari perusahaan ini dan jalani kehidupan sederhanamu seperti dulu atau kau bisa melaporkan kepada Richard tentang kedatanganku hari ini dan bersiap diri untuk ikut hancur bersamanya. Dan apapun pilihanmu itu, Richard tetap akan hancur," ujar Gwenn dengan nada seriusnya kemudian menarik tangannya ke atas, memperlihatkan sebuah botol obat dalam genggamannya.

Mata Luna melebar sebelum dengan cepat meraba sakunya dan beralih menatap Gwenn dengan tatapan nyalangnya. Dalam sekali tarikan, ia merampas kembali obat tidur miliknya itu dari Gwenn.

"Kenapa kau memberitahukan hal ini kepadaku?" Tanya Luna tidak mengerti kenapa Gwenn harus membahayakan dirinya dengan masuk ke dalam kawasan musuhnya hanya untuk menawari pilihan yang sama sekali tidak menguntungkan dirinya sendiri. Seperti yang Gwenn katakana, baik dengan bantuan Luna maupun tidak, Richard tetap akan hancur.

"Karena aku sudah menanggapmu seperti ibuku dulu."

Rena Luna bergetar sekali sebelum ia bertanya dengan nada bicaranya yang berubah melunak, "Apa yang kau mau?"

Gwenn tersenyum miring ketika Luna secara sukarela menunjukkan sisi kelemahannya kepadanya, seolah menyuruh Gwenn untuk segera meraihnya dan memanfaatkannya.

"Penebusan dosamu. Bekerja untukku mulai sekarang."

SCANDAL CONTRACTOù les histoires vivent. Découvrez maintenant