16. Bisikan Dibelakang

114 2 0
                                    

Dengan nada malasnya Akiro menjawab, "Menurutmu?" James bertanya sesuatu yang sudah jelas-jelas terjawab didepan matanya.

James refleks mengalihkan pandangannya ke arah kanan, seperti yang mereka tahu ruangan Richard sangat menjunjung tinggi privasinya. Pintu yang tertutup rapat itu terdapat didalam ruangan Bella dan hanya bisa diakses jika masuk melewati ruangan kerja Bella. Jadi urusan orang luar dengan Richard akan melewati wanita ini terlebih dahulu.

"Aku benar-benar tidak menyangka...kasihan Mrs. Merry," ujar James sembari membayangkan ekspresi istri Richard itu jika sampai mengetahui hal ini.

Perhatian mereka teralihkan saat Bella keluar dari pintu toilet disebelah kiri ruangannya, penampilnnya jauh lebih rapi dibandingkan yang awal, baik rambunya yang mencuat keluar maupun kerah kemejanya.

"Maaf sudah membuat kalian menunggu," ujarnya sebelum ikut duduk bersama mereka.

"Tidak apa-apa, tujuan kita kesini adalah untuk membicarakan kontrak dengan brand VEE," ujar James yang langsung dibalas nada semangat wanita itu. 

Bella menepuk tangannya sekali, "Oh benar-benar, aku hampir lupa tentang hal itu. Sebelumnya aku ingin bilang kalau penilaian kalian sangat bagus. Kerja bagus karena sudah menolaknya," puji wanita itu membuat James tersenyum canggung sebagai balasan dengan Akiro yang menampilkan raut datarnya, berusaha menonton obrolan pagi yang membosankan itu.

"Maaf sebelumnya Mrs. Bella, tapi saya ingin menanykan sesuatu," ujar James kembali dengan nada sopannya.

"Silahkan."

"Tapi kenapa kita harus menolaknya? Menurutku brand milik Mrs. Victoria tidaklah terlalu buruk walaupun mereka tergolong masih pemula. Kita bisa menjadikan kerja sama kali ini untuk menambah penglaman Akiro," terang James dengan menggunakan kata-kata yang sesopan mungkin, berharap wanita itu tidak tersinggung dengan kalimatnya.

"Menurutku pengalaman Akiro sudah lebih dari cukup, bukannya Akiro terlalu berkelas untuk sebuah toko baju kecil seperti itu?" Ujar Bella membuat otak James susah mencari jawaban untuk diutarakan lagi.

"Apa Mr. Richard selalu mengaitkan urusan pribadi dengan pekerjaannya?" 

Pertanyaan yang keluar dari mulut Akiro berhasil merenggut fokus keduanya, James melebarkan mata mendengar keberanian dalam nada bicara Akiro sedangkan Bella hanya menampilkan senyum canggungnya.

"Seharusnya kalian sudah tahu masa lalu mereka, jadi aku tidak akan menjelaskannya lebih rinci lagi. Menurutku, hanya tidak nyaman saja jika bawahan seperti kita ada kaitannya lagi dengan mereka. Birkan seperti ini saja," ujar Bella menerangkan namun James merasa seperti ada yang janggal dalam kalimatnya.

Akiro tersenyum miring sebari menggelengkan kepalanya saat mendengar ucapannya. Bella, wanita ini benar-benar anjing peliharaan Richard yang sangat setia. Dia bahkan menutupi kekurangan atasannya dengan mengorbankan dirinya sendiri, Akiro tahu betul ini adalah perintah Richard tetapi Bella mengatakannya seolah-olah penolakan ini atas perintahnya sendiri dan tanpa sepengetahuan Richard.

"Apa mungkin Mr. Richard merasa takut tersaingi dengan VEE? Tapi tidak mungkin kan, mereka kan hanya sebuah toko kecil yang terletak di pusat kota," ujar Akiro sebelum menggeleng kuat diakhir dan menatap Bella yang sedang menampilkan raut terkejutnya. 

Begitu Akiro menyelesaikan kalimatnya ia dapat merasakan  senggolan kaki seseorang terhadapnya dan pelakunya adalah James. Tidak jauh berbeda dengan ekspresi Bella, hanya saja kini benak James dipenuhi dengan umpatan untuk Akiro.

"Maaf jika aku terlalu lancang," lanjut Akiro sembari mengeluakan senyum tampannya.

Bella kemudian menepuk tangannya sekali diikuti tawa kerasnya, "Tidak apa-apa, kau hanya mengucapkan yang ada didalam pikiranmu."

"Untuk menebus kerja sama yang gagal itu, aku akan memberimu projek lain. Mungkin kau bisa mencoba sebuah pemotretan pasangan," lanjut Bella sembari mengeluarkan sebuah majalah dimana pada bagian sampulnya adalah sesi pemotretan pasangan tahun lalu perusahaan Victory.

Bella kemudian menoleh ke arah James yang dibalas pria itu dengan senyum tipisnya sebelum beralih ke arah Akiro, "Kulihat-lihat, kau cukup dekat dengan Hera, bahkan para penggemar sudah memberi julukan untuk kalian berdua. Jadi aku memutuskan untuk memberikan projek besar ini kepada kalian berdua."

"Aku akan memikirkannya terlebih dahulu," jawab Akiro langsung membuat James ikut menoleh ke arahnya.

Bella tampak terkejut sebelum menanggukkan kepalanya dengan ekspresi yang sangat Akiro benci itu, seolah mereka teman dekat yang selalu berbagi rahasia satu sama lain padahal nyatanya salah besar.

"Kenapa? Oh, aku tahu. Jangan-jangan kau sudah punya pacar ya? Dengan wajah tampanmu itu Kau pasti akan mudah menarik para wanita untuk berlutut kepadamu."

Bella kemudian berdiri dari duduknya dan menghampiri Akiro sebelum menepuk bahunya dua kali, "Aku tidak akan melarangmu, tapi jangan sampai ketahuan. Tapi jika ingin kuberi saran, daripada berpacaran dengan wanita rendahan yang tidak berguna untuk karir modelmu, lebih baik cari wanita yang bisa membantumu," ujar Bella sembari tersenyum dan Akiro merasakan jari jempol wanita itu mengelus pundak Akiro diakhir kalimatnya.

Akiro masih diam yang langsung dibalas oleh James, "Mana mungkin dia punya pacar, kerjaannya hanya tidur belakangan ini," kalimt James disambut oleh tawa kecil Bella.

"Itu saja yang ingin kusampaikan dan ingat, jangan terima kontrak apapun dari mereka," peringat Bella diakhir.

James menangguk, kini ia tahu alasa kenapa Akiro menolak kerja sama itu terlebih dahulu karena pada akhirnya Bella tetap akan menyuruh mereka menolaknya. Mereka benar-benar memiliki dendam masa lalu yang rumit, itu yang James simpulkan dari pembicaraan hari ini.

Akhirnya James mengucapkan terima kasih kepada Bella karena wanita itu sudah meluangkan waktunya dan pamit undur diri.

"Tidak sia-sia aku merekrutmu, ternyata kau cukup peka dengan keadaan," ujar Bella pelan saat James berjalan meninggalkan mereka ke arah pintu ruangan Bella.

Akiro bangkit dari duduknya kemudian membungkuk sedikit sembari mendekatkan wajahnya ke arah telinga Bella sembari berbisik, "Kau menyinggungku Mrs. Bella, kupikir kau merekrutku saat itu karena aku memang terlihat tampan dan cocok untuk menjadi seorang model."

"Benarkah? Kalau begitu anggap saja begitu dan poin tambahannya kau memiliki masa lalu yang sempurna. Anggap saja kau beruntung bertemu denganku hari itu," ujar Bella kemudian tersenyum manis sembari melipat tangannya.

"Dan Mr. Eric akan hadir pada pesta yang Mr. Richard adakan minggu ini, kuharap kau bisa menggunakan koneksi masa lalumu itu dan pergi menemaninya."

"Tidak perlu, kau pergi saja. Aku yakin perusahaan Mr. Richard selalu bersikap profesional tanpa melibatkan orang dalam sepertiku dalam kerja sama kalian. Dan terima kasih sudah merekrutku waktu itu," ujar Akiro sembari melirik ke arah James dan begitu dia berbalik, Akiro langsung menegakkan tubuhnya kembali.

"Terima kasih atas waktunya Mrs. Bella," ujar Akiro sebelum membungkuk ramah dan pergi dari sana bersama dengan James.

Bella menatap punggung Akiro hingga hilang dibalik pintu sembari tertawa pelan, jujur ia tidak tahu kalau Akiro akan begitu berkarsma seperti ini. Cara dia memainkan kata-katanya, seharusnya Bella marah kepadanya karena kalimat pria itu terkesan menjatuhkan harga diri Richard, tetapi kenapa Bella malah tersenyum sekarang?

Bella ingat ketika ia mendapati informasi kalau ternyata Akiro adalah teman sekelas Eric, salah satu klien paling penting milik Richard, dua tahun belakangan ini Richard terus melakukan pendekatan diri dengan mengajak mereka makan siang ataupun sekedar bertemu pandang untuk mendekatkan hubungan tatpi selalu berakhir diabaikan. Richard benar-benar terobsesi denganperusahaan raksasa milik Eric yang bergerak dibidang pelabuhan itu. Menggelar sebuah acara peragaan busana diatas kapal pesiar mewah mereka adalah impian besar Richard sedari dulu dan langkah pertama sudah mereka lewati berkat koneksi Akiro.

Akiro benar-benar pria yang menarik.

---

SCANDAL CONTRACTWhere stories live. Discover now